JAKARTA — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali menunjukkan penguatan pada sesi pertama perdagangan hari Kamis, 26 Juni 2025. IHSG ditutup naik tipis sebesar 12,83 poin atau 0,19 persen ke level 6.844,9. Sepanjang sesi I, indeks bergerak fluktuatif dalam rentang 6.817 hingga 6.866.
Meski penguatan IHSG terbilang moderat, sejumlah saham mencatatkan lonjakan signifikan dan berhasil masuk dalam jajaran top gainers. Di antara saham yang mencetak kenaikan tertinggi adalah PT Citra Borneo Utama Tbk (CBUT) yang melesat hingga 21 persen.
CBUT Pimpin Top Gainers
Data dari Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat, CBUT menjadi saham dengan kenaikan tertinggi di sesi I. Saham ini melonjak 21 persen, diikuti PT Mitra Pack Tbk (PTMP) yang menguat 17,7 persen, dan PT Jasnita Telekomindo Tbk (JAST) yang naik 17,5 persen.
Saham lainnya yang mencatatkan keuntungan signifikan adalah:
PT Pakuan Tbk (UANG) naik 16,8 persen
PT Bank Nationalnobu Tbk (NOBU) menguat 13 persen
PT Pudjiadi & Sons Tbk (PNSE) terkerek 12,8 persen
Penguatan tajam pada saham-saham tersebut memberikan kontribusi positif terhadap stabilitas IHSG di tengah dinamika sektor lainnya.
Volume dan Frekuensi Perdagangan Tinggi
Pada sesi I perdagangan Kamis, tercatat sebanyak 12,36 miliar saham berpindah tangan, dengan nilai transaksi mencapai sekitar Rp8,83 triliun. Jumlah ini berasal dari 598.626 kali transaksi, mencerminkan tingginya aktivitas perdagangan.
Komposisi pasar menunjukkan 323 saham mengalami kenaikan harga, 255 saham mengalami penurunan, dan 216 saham stagnan.
Sektor Kesehatan Pimpin Penguatan
Dari sisi sektoral, saham sektor kesehatan mencatatkan penguatan tertinggi dengan kenaikan sebesar 1 persen, menjadikannya sektor paling unggul pada sesi perdagangan hari ini.
Manajer Riset dan Investasi Binaartha Sekuritas, Ferdy Hasibuan, mengatakan bahwa sektor kesehatan mendapat sentimen positif dari peningkatan permintaan terhadap produk farmasi dan layanan kesehatan.
“Sektor kesehatan sedang menikmati perhatian pasar karena proyeksi pertumbuhan berkelanjutan pasca-pandemi. Investor melihat ini sebagai peluang akumulasi jangka menengah,” ujar Ferdy dalam keterangannya.
Selain sektor kesehatan, beberapa sektor lain yang mencatatkan penguatan di antaranya:
Sektor infrastruktur naik 0,6 persen
Sektor energi menguat 0,5 persen
Sektor barang baku naik 0,4 persen
Sektor barang konsumsi non-primer menguat 0,4 persen
Sementara itu, sektor yang mengalami pelemahan mencakup:
Transportasi turun 0,5 persen
Teknologi melemah 0,4 persen
Industri terkoreksi 0,1 persen
Barang konsumsi primer juga turun 0,1 persen
Indeks Saham Asia Variatif
Penguatan IHSG turut dipengaruhi oleh tren bursa saham regional yang bergerak bervariasi. Berikut ini performa indeks utama di Asia:
Straits Times (Singapura) menguat 0,1 persen
Nikkei (Jepang) melonjak 1,4 persen
Hang Seng (Hong Kong) melemah 0,6 persen
Shanghai Composite (China) sedikit terkoreksi 0,01 persen
Saham Top Losers: RGAS Tersungkur
Di sisi lain, tidak semua saham menikmati penguatan. Beberapa saham justru terjun tajam dan masuk dalam daftar top losers hari ini. Saham PT Kian Santang Muliatama Tbk (RGAS) menjadi yang paling anjlok dengan penurunan 14,9 persen, menyentuh batas auto rejection bawah (ARB).
Empat saham lain yang masuk daftar top losers adalah:
PT Apexindo Pratama Duta Tbk (APEX) turun 10,7 persen
PT MPX Logistics Tbk (MPXL) melemah 8,6 persen
PT Suryamas Dutamakmur Tbk (SMDM) terkoreksi 8,3 persen
PT Perdana Gapuraprima Tbk (GPRA) juga turun 8,3 persen
Koreksi harga pada saham-saham tersebut kemungkinan besar disebabkan oleh aksi ambil untung (profit taking), volatilitas sektor tertentu, dan sentimen negatif spesifik dari emiten yang bersangkutan.
Strategi dan Antisipasi Pasar
Analis pasar modal dari Infovesta Utama, Niko Prasetya, menjelaskan bahwa penguatan IHSG yang moderat di tengah fluktuasi global menunjukkan bahwa pasar masih mencari arah.
“Pasar sedang mencari pijakan stabil di tengah ketidakpastian global dan perubahan kebijakan moneter di negara-negara besar. Namun, top gainers hari ini menunjukkan bahwa peluang selektif masih sangat terbuka,” ungkap Niko.
Ia menyarankan investor untuk tetap waspada dan fokus pada sektor-sektor yang memiliki fundamental kuat dan prospek pertumbuhan yang menjanjikan.
Outlook Pasar ke Depan
Dengan kinerja IHSG yang relatif stabil dan pergerakan saham yang selektif, para pelaku pasar kini menanti sentimen baru dari:
Rilis data ekonomi domestik
Perkembangan suku bunga global
Kinerja emiten kuartal II/2025
Konsolidasi IHSG di kisaran 6.800–6.900 masih sangat mungkin terjadi dalam beberapa hari ke depan, sembari pasar menunggu kejelasan dari faktor eksternal dan internal.