JAKARTA - PT Pertamina (Persero) kembali melakukan penyesuaian harga bahan bakar minyak (BBM) umum di seluruh Indonesia per tanggal 4 April 2025. Kebijakan ini sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Nomor 245.K/MG.01/MEM.M/2022, sebagai perubahan atas Kepmen Nomor 62 K/12/MEM/2020, yang menetapkan formula harga dasar dalam perhitungan harga jual eceran jenis BBM umum seperti bensin dan solar yang dijual melalui Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU).
Dalam penyesuaian kali ini, harga beberapa jenis BBM mengalami penurunan, khususnya pada varian Pertamax series. Untuk wilayah dengan Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor (PBBKB) sebesar 5 persen, termasuk DKI Jakarta dan sekitarnya, harga Pertamax kini menjadi Rp12.500 per liter, turun Rp400 dari harga sebelumnya Rp12.900 per liter.
“Penurunan harga ini merupakan bagian dari mekanisme rutin yang disesuaikan berdasarkan pergerakan harga minyak mentah dunia serta nilai tukar rupiah terhadap dolar AS,” ungkap perwakilan dari Pertamina dalam keterangan resminya, Kamis 4 April 2025.
Rincian Harga BBM Pertamax Series
Penurunan harga tidak hanya terjadi pada Pertamax. Berikut adalah daftar lengkap harga BBM Pertamax series untuk wilayah dengan PBBKB 5 persen:
- Pertamax (RON 92): Rp12.500 per liter (turun Rp400 dari Rp12.900)
- Pertamax Turbo (RON 98): Rp13.500 per liter (turun Rp500 dari Rp14.000)
- Pertamax Green 95: Rp13.250 per liter (turun Rp450 dari Rp13.700)
Harga tersebut berlaku mulai 1 April 2025 pukul 00.00 waktu setempat dan dapat berbeda untuk wilayah dengan besaran PBBKB yang berbeda, seperti di Papua atau daerah terpencil lainnya.
Harga BBM Lainnya
Selain Pertamax series, BBM jenis lainnya seperti Pertalite dan Solar subsidi tidak mengalami perubahan harga. Harga Pertalite (RON 90) tetap berada di angka Rp10.000 per liter, sementara Solar subsidi tetap dijual seharga Rp6.800 per liter.
Sementara itu, untuk BBM jenis Dex series yang merupakan bahan bakar diesel berkualitas tinggi juga mengalami penyesuaian:
- Dexlite: Rp13.250 per liter (turun Rp400 dari Rp13.650)
- Pertamina Dex: Rp14.100 per liter (turun Rp500 dari Rp14.600)
Perubahan harga ini dilakukan secara berkala dan transparan sebagai upaya Pertamina menjaga keseimbangan antara kepentingan masyarakat dan dinamika pasar energi global.
Perbedaan Harga Antar Wilayah
Sebagaimana diketahui, harga BBM eceran yang dijual oleh badan usaha di Indonesia memang dapat berbeda antar wilayah, bergantung pada besaran PBBKB yang ditetapkan pemerintah daerah. Untuk wilayah seperti Sumatera Utara, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, dan Papua, harga bisa lebih tinggi dari wilayah Jakarta karena perbedaan tarif pajak dan biaya distribusi.
Meski begitu, tren penurunan harga kali ini terjadi hampir merata di seluruh wilayah, termasuk kota-kota besar seperti Surabaya, Bandung, Medan, dan Makassar.
“Penyesuaian ini menunjukkan komitmen Pertamina untuk tetap adaptif terhadap dinamika harga pasar global serta menjaga keterjangkauan bagi masyarakat,” ujar VP Corporate Communication Pertamina, Fadjar Djoko Santoso.
Dasar Penetapan Harga BBM
Penetapan harga jual eceran BBM umum di Indonesia mengacu pada formula yang ditetapkan dalam Kepmen ESDM. Formula tersebut mempertimbangkan berbagai komponen, termasuk:
- Harga minyak mentah global (ICP/Indonesia Crude Price)
- Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS
- Biaya distribusi dan penyimpanan
- Pajak dan margin badan usaha
Dengan demikian, penyesuaian harga BBM menjadi hal yang lumrah dan akan terus dievaluasi secara berkala.
Harapan Masyarakat dan Tantangan Pertamina
Masyarakat menyambut positif penurunan harga BBM, terutama menjelang masa mudik Lebaran 2025. Banyak pengendara mengaku terbantu dengan adanya penurunan harga, terutama bagi mereka yang melakukan perjalanan jauh.
“Saya biasa pakai Pertamax Turbo, dan turunnya harga lumayan meringankan, apalagi sebentar lagi mau mudik,” ujar Rian, seorang pengendara dari Bekasi.
Namun di sisi lain, Pertamina juga menghadapi tantangan untuk menjaga kestabilan suplai BBM di tengah fluktuasi global. Harga minyak mentah dunia yang tidak stabil, ditambah nilai tukar rupiah yang cenderung melemah, menjadi tantangan tersendiri.
Pertamina memastikan bahwa pihaknya tetap berkomitmen menjaga pasokan BBM nasional dengan kualitas dan harga terbaik bagi masyarakat.
Komitmen Pertamina Terhadap Transisi Energi
Di tengah kebijakan penyesuaian harga BBM ini, Pertamina juga tetap menjalankan komitmennya terhadap program transisi energi berkelanjutan. Salah satunya adalah dengan mempromosikan penggunaan Pertamax Green 95, BBM hasil campuran antara bensin dan bioetanol yang lebih ramah lingkungan.
“Pertamax Green 95 adalah salah satu bentuk dukungan kami terhadap pengurangan emisi karbon dan peningkatan penggunaan energi baru dan terbarukan (EBT),” kata Fadjar.
Pertamina juga berperan aktif dalam menyiapkan ekosistem kendaraan listrik nasional dengan membangun stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU) di berbagai wilayah.
Dengan adanya penurunan harga BBM, khususnya Pertamax series dan Dex series per 4 April 2025, Pertamina menunjukkan fleksibilitasnya dalam menghadapi dinamika pasar energi global. Kebijakan ini diharapkan dapat memberi manfaat langsung kepada masyarakat, khususnya dalam mendukung aktivitas jelang Lebaran dan mempercepat program transisi energi nasional.
Untuk informasi harga BBM terbaru dan lengkap sesuai wilayah masing-masing, masyarakat dapat mengakses laman resmi Pertamina di mypertamina.id atau melalui aplikasi MyPertamina.