Kota Tasikmalaya bersiap meningkatkan fasilitas olahraga di tengah masyarakat. Dinas Kepemudaan Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata (Disporabudpar) Kota Tasikmalaya telah menetapkan rencana strategis untuk memanfaatkan lahan mati di Komplek Dadaha. Pembangunan lapangan mini soccer menjadi langkah awal menggairahkan kembali kawasan tersebut. Desain dan sarana sudah disiapkan, dan proyek ini diharap menjadi magnet baru bagi warga Tasikmalaya dan sekitarnya.
Lapangan mini soccer ini direncanakan dibangun di area lahan tidur yang terletak dekat dengan Taman Pancasila. Selama ini, beberapa bagian dari Komplek Dadaha kurang dimanfaatkan dan jarang dikunjungi oleh masyarakat. "Memang betul, Dadaha sebagai pusat sarana olahraga Kota Tasikmalaya masih bisa dimaksimalkan, terutama dengan memanfaatkan lahan-lahan tidur yang ada," ungkap Deni Nurhidayat, Analis Kebijakan Ahli Muda Disporabudpar Kota Tasikmalaya, pada hari Senin 3 Februari 2025.
Rencana ini telah disusun sejak beberapa tahun lalu melalui Detail Engineering Design (DED) yang telah tersedia sejak tahun 2023. Menurut Deni, lapangan mini soccer ini memiliki ukuran yang cukup luas, yakni sekitar 90 x 60 meter persegi, dilengkapi dengan rumput khusus yang ideal untuk pertandingan sepak bola. "Kalau dari ukuran lapangannya, sebenarnya bisa digunakan untuk sepak bola biasa, jadi sangat multifungsi," tambah Deni.
Pilihan membangun mini soccer ini bukan tanpa alasan. Animo masyarakat terhadap olahraga sepak bola sangat tinggi di Tasikmalaya. Tak hanya di tingkat nasional, di tingkat lokal pun sepak bola menjadi olahraga yang paling banyak digemari. "Makanya kita proyeksikan lapangan mini soccer, supaya bisa memenuhi kebutuhan warga yang cinta bola," jelas Deni.
Selain memenuhi kebutuhan olahraga masyarakat, pembangunan lapangan mini soccer di Komplek Dadaha diharap mempengaruhi Pendapatan Asli Daerah (PAD) kota. Dengan memberikan fasilitas olahraga yang terjangkau namun berkualitas, diharapkan intensitas aktivitas di kawasan ini bisa meningkat secara signifikan. “Meskipun retribusinya lebih murah dari Dadaha, kalau intensitasnya tinggi, PAD-nya bisa jadi lebih besar,” terang Deni. Hal ini sekaligus diharapkan dapat mengurangi beban penggunaan Stadion Wiradadaha yang kini menjadi ikon besar di kota untuk pertandingan berskala lebih besar. "Jadi Stadion Wiradadaha tetap jadi mimpi kita untuk pertandingan besar atau bergengsi," jelasnya.
Dalam jangka panjang, proyek ini diharapkan tidak hanya meningkatkan PAD, tetapi juga membawa dampak positif terhadap ekonomi lokal. Adanya fasilitas olahraga baru berpotensi menarik kunjungan dari luar daerah, termasuk turnamen-turnamen sepak bola yang bisa dihelat dengan skala lebih luas. Peningkatan aktivitas olahraga tersebut akan berdampak pada sektor pendukung, seperti kuliner dan penyediaan barang olahraga.
Bagi warga Tasikmalaya, hadirnya lapangan mini soccer ini merupakan kabar gembira. Tingginya minat warga terhadap sepak bola selama ini memang belum terakomodasi dengan baik lewat fasilitas yang mencukupi. Dengan adanya lapangan ini, diharapkan bisa menjadi ruang berkreasi dan berlatih bagi pesepakbola amatir hingga profesional di tingkat lokal.
Pembangunan yang akan segera dimulai ini menjadi bagian dari semangat Disporabudpar dalam memanfaatkan setiap potensi yang ada di Tasikmalaya, termasuk lahan mati di Komplek Dadaha. Langkah ini diharap dapat memberi dampak jangka panjang yang positif, tidak hanya dalam meningkatkan sarana olahraga, tapi juga dalam membangun keragaman aktivitas masyarakat di bidang olahraga.
Dengan segala persiapan yang telah matang, dan dukungan dari berbagai pihak, kini masyarakat menantikan langkah konkret dari Disporabudpar. Rencana pengembangan ini diharap dapat direalisasikan secepatnya sehingga bisa dinikmati oleh masyarakat Tasikmalaya dan turut mendongkrak popularitas kota ini sebagai pusat olahraga di Jawa Barat. Bagi Disporabudpar, ini menjadi tantangan sekaligus peluang untuk memberikan yang terbaik bagi masyarakat Tasikmalaya.