Harga Minyak Dunia Turun Setelah Trump Desak OPEC Pangkas Harga: Ancaman Terhadap Pasar Minyak Global

Jumat, 24 Januari 2025 | 07:53:01 WIB
Harga Minyak Dunia Turun Setelah Trump Desak OPEC Pangkas Harga: Ancaman Terhadap Pasar Minyak Global

Harga minyak mentah dunia mengalami penurunan signifikan pada Kamis, 23 Januar setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengumumkan niatnya untuk meminta Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan Arab Saudi agar memangkas harga minyak produksi mereka. Pernyataan Trump ini disampaikan menyusul rencana pidatonya di acara bergengsi, World Economic Forum yang diadakan di Davos, Swiss.

Menurut laporan dari Reuters, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Maret 2025 mengalami penurunan sebesar 82 sen, atau sekitar 1,09 persen. Penurunan ini menempatkan harga WTI pada US$74,62 per barel di New York Mercantile Exchange. Lonjakan permintaan dari negara-negara industri besar sebenarnya mendorong kestabilan harga di level yang lebih tinggi, sehingga penurunan ini memberikan kejutan bagi pasar.

Di sisi lain, harga minyak mentah Brent untuk pengiriman Maret 2025 juga turun sebanyak 71 sen, atau sekitar 0,9 persen, menjadi US$78,29 per barel di London ICE Futures Exchange. Brent, yang sering digunakan sebagai patokan harga global, merosot setelah spekulasi mengenai intervensi Trump menyebabkan kegelisahan di kalangan investor.

Trump: “Harga Minyak Harus Lebih Terjangkau”

Dalam pidatonya yang sudah ditunggu-tunggu di Davos, Trump mengutarakan bahwa saat ini merupakan waktu yang tepat bagi OPEC dan Arab Saudi untuk mempertimbangkan pemangkasan harga demi mendukung pertumbuhan ekonomi global. "Harga minyak yang lebih terjangkau bisa menjadi katalisator bagi ekonomi global yang lebih kuat dan lebih inklusif," ujar Trump. Ia menambahkan bahwa harga minyak yang stabil dan terjangkau akan memberikan dampak positif bagi konsumen dan industri di seluruh dunia.

Sejak awal masa kepresidenannya, Trump dikenal memiliki pandangan yang kuat terhadap harga komoditas energi. Ia sering mendorong negara pengekspor minyak untuk menurunkan harga demi meringankan beban ekonomi domestik di Amerika Serikat. Namun, desakannya kali ini, yang disampaikan di forum global, menunjukkan eskalasi pengaruh yang ingin ia peroleh di pasar minyak internasional.

Respons dan Dampak Terhadap Cadangan Minyak AS

Upaya Trump dalam mempengaruhi OPEC ini terjadi seiring dengan laporan terkini yang menunjukkan penurunan cadangan minyak Amerika Serikat. Menurut data terbaru dari Energy Information Administration (EIA), cadangan minyak AS berkurang 1,02 juta barel menjadi 411,66 juta barel pada pekan yang berakhir 17 Januari 2025. Penurunan cadangan ini menunjukkan peningkatan konsumsi domestik yang signifikan, mencerminkan pemulihan ekonomi dan dorongan terhadap permintaan energi.

Meski penurunan cadangan seharusnya mendukung harga yang lebih tinggi, tetapi pernyataan Trump tampaknya telah mengguncang kepercayaan pasar. Para analis memperkirakan bahwa permintaan Trump terhadap OPEC bisa membawa implikasi jangka panjang bagi produksi dan ekspor minyak dunia.

Dampak Terhadap Ekonomi Global

Penurunan harga minyak dunia ini juga memiliki implikasi signifikan bagi ekonomi global. Negara-negara importir minyak, seperti India dan sejumlah negara di Eropa, bisa merasakan manfaat berupa biaya energi yang lebih rendah, yang dapat mendorong peningkatan output ekonomi. Namun, bagi negara-negara produsen minyak, situasi ini bisa menjadi tantangan baru di tengah usaha untuk menstabilkan pendapatan dari sektor energi.

Sektor industri di negara-negara maju juga diperkirakan akan mendapatkan keuntungan dari harga minyak yang lebih rendah, terutama di sektor transportasi dan manufaktur. Namun, volatilitas yang disebabkan oleh pernyataan Trump bisa menciptakan ketidakpastian lebih lanjut di pasar, yang pada akhirnya mempengaruhi pengambilan keputusan investasi oleh perusahaan-perusahaan besar.

Tanggapan dari Pihak Terkait

Belum ada tanggapan resmi dari OPEC atau Arab Saudi mengenai permintaan Trump untuk memotong harga minyak. Namun, berbagai pihak di pasar energi global menyatakan kekhawatiran mereka terhadap kemungkinan pembangunan hubungan tegang antara anggota OPEC dan AS.

Seorang sumber di industri minyak, yang enggan disebutkan namanya, mengatakan bahwa tekanan dari pihak AS dapat menambah ketegangan di dalam OPEC dan mengganggu kerja sama internasional. "Penurunan harga tidak bisa terjadi begitu saja tanpa mempertimbangkan dampak terhadap pendapatan negara produsen, kami perlu dialog yang lebih dalam dan terarah," ujar sumber tersebut.

Sementara itu, para pengamat pasar mengingatkan bahwa kapasitas cadangan minyak AS dan kemampuan negara-negara produsen lain untuk merespons permintaan pasar global akan menjadi kunci dalam beberapa bulan ke depan.

Pertanyaan yang Muncul ke Depan

Ke depan, perhatian tertuju pada bagaimana perkembangan hubungan antara AS dan OPEC. Jika harapan Trump terkabul, ini bisa mengguncang tatanan pasar minyak yang selama ini stabil. Pertanyaan lain yang muncul adalah mengenai bagaimana OPEC menyeimbangkan permintaan AS dengan kebutuhan stabilitas ekonomi para anggotanya.

Berlanjutnya desakan untuk menurunkan harga minyak berpotensi memicu diskusi lebih luas tentang kebijakan energi global dan dampak jangka panjang terhadap lingkungan. Dengan ketidakpastian yang masih membayangi, para pelaku pasar siap menghadapi tantangan baru untuk menavigasi masa depan pasar minyak global.

Terkini