JAKARTA - Banyak perempuan mungkin bertanya-tanya mengapa mereka lebih mudah tersinggung atau merasa tidak stabil secara emosional ketika mengalami menstruasi. Kondisi ini bukanlah hal yang aneh. Selain gejala fisik seperti kram perut dan nyeri, fase menstruasi juga membawa dampak signifikan terhadap kondisi psikologis. Sensitivitas yang meningkat dan perubahan suasana hati yang kerap muncul merupakan bagian dari fenomena yang dikenal sebagai premenstrual syndrome (PMS).
PMS biasanya dialami sekitar satu hingga dua minggu sebelum menstruasi datang. Pada sebagian besar perempuan, gejala emosional ini mereda atau bahkan menghilang memasuki hari kedua menstruasi. Namun, tidak jarang juga rasa tidak nyaman akibat gejala fisik seperti kram membuat kondisi emosional semakin labil.
Hormon sebagai Pemicu Utama
Lalu, apa sebenarnya yang membuat perempuan cenderung lebih sensitif saat menstruasi? Jawabannya terletak pada fluktuasi hormon, terutama hormon estrogen.
Ketika tubuh memasuki fase ovulasi saat sel telur dilepaskan kadar estrogen berada pada titik paling tinggi. Namun, jika pembuahan tidak terjadi, tubuh beralih ke fase pramenstruasi, dan pada tahap inilah kadar estrogen turun drastis. Penurunan hormon ini memiliki pengaruh besar terhadap suasana hati karena estrogen berperan langsung dalam produksi endorfin.
Endorfin dikenal sebagai zat kimia otak yang menghadirkan rasa nyaman dan bahagia. Bukan hanya itu, estrogen juga meningkatkan kadar serotonin, hormon yang memengaruhi pola tidur, mood, hingga nafsu makan. Jadi, ketika kadar estrogen menurun, otomatis suasana hati pun ikut terpengaruh.
Namun, tidak semua perempuan merasakan dampak yang sama. Tingkat sensitivitas terhadap perubahan hormon ini bisa berbeda-beda pada tiap individu. Ada yang mampu menyesuaikan diri dengan baik, tetapi ada juga yang merasakan perubahan mood drastis hingga mudah marah, menangis, atau merasa sedih tanpa alasan yang jelas.
Selain faktor hormonal, kondisi psikologis lain seperti kecemasan, stres, hingga depresi juga ikut memengaruhi fluktuasi hormon estrogen. Hal inilah yang kemudian membuat sebagian perempuan menjadi lebih rentan terhadap perubahan emosi ketika menstruasi tiba.
Cara Menjaga Kestabilan Mood
Meski kondisi emosional saat menstruasi sering dianggap hal wajar, bukan berarti tidak bisa dikendalikan. Ada berbagai cara sederhana yang dapat dilakukan perempuan untuk menjaga stabilitas suasana hati selama periode ini.
Beberapa langkah yang disarankan antara lain:
-Rutin berolahraga
Aktivitas fisik terbukti membantu tubuh melepaskan endorfin yang bermanfaat meningkatkan mood. Berolahraga ringan, terutama pada fase pramenstruasi, dapat mencegah suasana hati menjadi terlalu buruk.
-Penuhi kebutuhan cairan tubuh
Dehidrasi bisa memperburuk kondisi tubuh dan memengaruhi mood. Karena itu, penting untuk memperbanyak minum air putih.
-Hindari rokok dan alkohol
Kebiasaan merokok atau mengonsumsi minuman beralkohol justru dapat memicu perasaan gelisah dan memperburuk kondisi emosional.
-Batasi konsumsi kafein
Kopi, teh, cokelat, hingga minuman bersoda sebaiknya dikurangi karena kandungan kafein dapat memengaruhi kualitas tidur dan memperparah perubahan suasana hati.
-Sediakan camilan sehat
Menjaga asupan makanan dengan menambahkan camilan sehat di sela waktu makan utama bisa membantu tubuh tetap berenergi dan suasana hati lebih stabil.
-Konsumsi susu rendah lemak
Asupan susu rendah lemak yang kaya vitamin D dan kalsium bermanfaat untuk mendukung kesehatan tulang sekaligus menjaga keseimbangan tubuh selama menstruasi.
Selain tips di atas, menghindari pemicu stres atau kecemasan berlebihan juga sangat penting. Mengisi waktu luang dengan aktivitas yang menyenangkan, seperti membaca buku, mendengarkan musik, atau menonton film favorit, bisa membantu menjaga mood tetap baik.
Kapan Harus Mencari Pertolongan Medis?
Meski sebagian besar perempuan dapat mengatasi perubahan suasana hati saat menstruasi dengan cara sederhana, ada juga yang merasakan gejala sangat mengganggu. Misalnya, rasa sakit fisik yang parah atau perubahan emosional yang begitu ekstrem hingga menghambat aktivitas sehari-hari.
Jika kondisi ini terjadi, jangan ragu untuk segera berkonsultasi dengan tenaga medis. Dokter dapat membantu memberikan penanganan lebih tepat, baik melalui terapi, saran gaya hidup, maupun pengobatan yang sesuai. Kini, konsultasi dengan dokter pun semakin mudah. Dengan aplikasi kesehatan, kamu bisa langsung chat dengan dokter atau membuat janji kunjungan ke rumah sakit tanpa harus mengantre.
Sensitivitas emosional saat menstruasi bukanlah hal yang harus dianggap remeh. Fluktuasi hormon, khususnya estrogen, memainkan peran besar terhadap kondisi ini. Meski begitu, faktor psikologis seperti stres dan kecemasan juga memberi pengaruh signifikan.
Kabar baiknya, perubahan mood tersebut bisa dikelola dengan langkah-langkah sederhana seperti olahraga, menjaga pola makan, serta menghindari hal-hal yang memperburuk kondisi emosional. Dan jika gejala sudah sangat mengganggu, mendapatkan pertolongan medis adalah pilihan tepat.
Dengan memahami penyebab dan cara mengelola suasana hati saat menstruasi, perempuan dapat lebih siap menghadapi periode bulanan ini tanpa harus terjebak dalam emosi yang tidak stabil.