Dokter

Viral Isu Minum Jamu Sebabkan Batu Ginjal, Ini Penjelasan Lengkap Dokter Spesialis

Viral Isu Minum Jamu Sebabkan Batu Ginjal, Ini Penjelasan Lengkap Dokter Spesialis
Viral Isu Minum Jamu Sebabkan Batu Ginjal, Ini Penjelasan Lengkap Dokter Spesialis

JAKARTA - Isu mengenai bahaya konsumsi jamu tradisional yang disebut-sebut dapat menyebabkan batu ginjal kembali menjadi sorotan publik. Hal ini dipicu oleh viralnya sebuah unggahan di media sosial platform X yang mengklaim bahwa minum jamu bisa memicu terbentuknya batu ginjal, terutama jika dikonsumsi secara rutin.

Unggahan tersebut dengan cepat menyebar dan menimbulkan kekhawatiran di kalangan masyarakat, mengingat jamu merupakan bagian dari tradisi pengobatan herbal yang telah lama dipercaya oleh masyarakat Indonesia sebagai penunjang kesehatan.

Benarkah minum jamu bisa memicu batu ginjal? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, para dokter spesialis ginjal pun angkat bicara, memberikan penjelasan ilmiah mengenai kebenaran isu tersebut, termasuk faktor penyebab batu ginjal, potensi bahaya konsumsi jamu berlebihan, serta panduan aman dalam mengonsumsi jamu.

Awal Mula Viral Isu Bahaya Jamu

Isu mengenai bahaya jamu terhadap kesehatan ginjal bermula dari sebuah unggahan yang mengklaim bahwa banyak jamu tradisional mengandung bahan kimia berbahaya atau senyawa alami seperti oksalat yang dapat memicu pengendapan zat di ginjal, hingga akhirnya menyebabkan terbentuknya batu ginjal.

Bahkan disebutkan bahwa jamu yang tidak memiliki izin edar dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) berpotensi besar mengandung zat berbahaya tersebut.

Isu ini menimbulkan kekhawatiran karena sebagian masyarakat Indonesia rutin mengonsumsi jamu, baik yang dibeli secara tradisional maupun dalam bentuk kemasan.

Untuk mengklarifikasi hal ini, media kesehatan dan dokter spesialis ginjal memberikan penjelasan secara medis terkait apa sebenarnya penyebab terbentuknya batu ginjal dan bagaimana kaitannya dengan konsumsi jamu.

Bagaimana Batu Ginjal Terbentuk?

Menurut penjelasan dari para dokter, batu ginjal terbentuk ketika zat-zat mineral dalam urine, seperti kalsium, oksalat, atau asam urat, mengendap menjadi kristal karena volume cairan di dalam tubuh terlalu rendah atau karena ada kondisi tubuh yang mendukung proses pengendapan tersebut.

Beberapa faktor utama yang menjadi penyebab terbentuknya batu ginjal antara lain:

Dehidrasi atau kurang minum air putih, yang membuat urine menjadi lebih pekat.

Asupan oksalat berlebih, biasanya terdapat pada makanan seperti bayam, kacang-kacangan, cokelat, serta beberapa jenis rempah seperti kunyit.

Penggunaan obat-obatan atau suplemen tertentu, misalnya suplemen kalsium atau vitamin D dalam dosis tinggi.

Faktor genetik atau penyakit bawaan, seperti riwayat keluarga dengan batu ginjal, serta kondisi medis seperti diabetes, hipertensi, atau infeksi saluran kemih yang tidak terkontrol.

Secara normal, ginjal bekerja menyaring sekitar 180 liter cairan tubuh per hari dan menghasilkan 1 hingga 2 liter urine untuk dibuang melalui saluran kemih. Batu ginjal mulai terbentuk ketika zat-zat tersebut menumpuk dan membentuk kristal yang sulit larut.

Konsumsi Jamu: Apakah Benar Bisa Memicu Batu Ginjal?

Menanggapi isu ini, dokter spesialis ginjal yang dikutip dari Kompas.com menegaskan bahwa konsumsi jamu yang telah memiliki izin edar dari BPOM relatif aman bagi ginjal, khususnya jika dikonsumsi sesuai dosis yang dianjurkan.

“Jamu yang memenuhi syarat adalah yang telah lolos uji BPOM. Sebab jamu yang tidak lulus biasanya mengandung senyawa kimia yang malah membahayakan ginjal,” ungkap seorang dokter spesialis ginjal.

Namun, secara ilmiah, memang benar bahwa beberapa bahan alami yang sering digunakan dalam pembuatan jamu, seperti kunyit, memiliki kandungan oksalat. Kandungan oksalat inilah yang berpotensi berkontribusi terhadap pembentukan batu ginjal jika dikonsumsi secara berlebihan dan tanpa aturan.

Diketahui bahwa kunyit memiliki kandungan oksalat sekitar 2 persen. Pada orang-orang yang memiliki riwayat atau risiko tinggi terkena batu ginjal, konsumsi kunyit atau jamu berbahan kunyit dalam jumlah besar berpotensi meningkatkan risiko terbentuknya batu ginjal.

Siapa yang Harus Waspada?

Dokter menyebutkan bahwa tidak semua orang akan mengalami gangguan ginjal akibat konsumsi jamu. Risiko lebih tinggi terjadi pada orang-orang yang memang memiliki kondisi tertentu yang membuat mereka rentan terhadap terbentuknya batu ginjal.

Beberapa kelompok yang disarankan untuk lebih berhati-hati dalam konsumsi jamu meliputi:

Pasien dengan penyakit ginjal kronis.

Orang dengan hipertensi berat.

Individu yang menjalani diet tinggi oksalat atau memiliki riwayat keluarga dengan penyakit batu ginjal.

Seorang dokter spesialis ginjal dari India, dr. Reetesh Sharma, turut memperingatkan dalam laporannya, “Kunyit memiliki kadar oksalat yang cukup tinggi, yang berarti konsumsi berlebihan dapat menyebabkan pembentukan batu ginjal, terutama bagi individu yang memang rentan terhadap batu ginjal.”

Risiko menjadi semakin tinggi jika jamu yang dikonsumsi:

Tidak memiliki izin BPOM.

Dikonsumsi dalam dosis berlebihan atau terus-menerus dalam jangka panjang.

Tidak disertai dengan pola hidup sehat, termasuk kurangnya konsumsi air putih.

Bahaya Interaksi Jamu dengan Obat-Obatan

Selain kandungan oksalat, jamu juga bisa berbahaya jika berinteraksi dengan obat-obatan tertentu. Beberapa jenis jamu diketahui dapat memperkuat atau menurunkan efektivitas obat medis, seperti obat pengencer darah (antikoagulan), obat antiinflamasi, atau suplemen kalsium dan vitamin D.

Jika terjadi interaksi obat, bukan hanya fungsi ginjal yang bisa terganggu, tetapi juga bisa menimbulkan efek samping serius lainnya.

Karena itu, bagi penderita ginjal atau individu yang sedang menjalani pengobatan rutin dengan obat resep, sangat disarankan untuk berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter sebelum mengonsumsi jamu apa pun.

Panduan Aman Konsumsi Jamu

Agar tetap aman, berikut panduan yang disarankan oleh para dokter:

Pastikan jamu yang dikonsumsi telah terdaftar di BPOM.

Perhatikan aturan pakai, jangan melebihi dosis yang dianjurkan.

Perbanyak minum air putih, minimal 2 liter atau 8 gelas per hari, untuk membantu ginjal membuang zat-zat sisa metabolisme.

Konsultasikan ke dokter terlebih dahulu, terutama jika memiliki riwayat penyakit ginjal atau sedang dalam pengobatan rutin.

Dokter Muhammad Isman dari KlikDokter juga menegaskan, “Jamu yang telah lolos BPOM tidak berbahaya jika diminum sesuai aturan. Tetapi jamu yang tidak lulus uji dapat menyebabkan endapan zat yang memperberat kerja ginjal hingga gagal ginjal.”

Cara Mencegah Batu Ginjal

Untuk mencegah terbentuknya batu ginjal, masyarakat dianjurkan untuk menerapkan beberapa langkah berikut:

Cukupi kebutuhan cairan tubuh setiap hari, minimal 2–2,5 liter air putih.

Batasi konsumsi makanan atau minuman tinggi oksalat, termasuk jamu berbahan kunyit atau rempah tertentu.

Pola makan sehat dan seimbang, hindari asupan garam, gula, dan protein hewani secara berlebihan.

Pantau kondisi kesehatan rutin, terutama jika memiliki penyakit diabetes, hipertensi, atau riwayat batu ginjal.

Hindari penggunaan suplemen dalam dosis tinggi tanpa rekomendasi dari dokter.

Amankah Minum Jamu?

Berdasarkan penjelasan medis dari para dokter, konsumsi jamu yang telah mendapatkan izin BPOM dan diminum sesuai aturan sebenarnya tidak berbahaya bagi ginjal orang sehat.

Namun bagi individu dengan penyakit ginjal, atau yang memiliki risiko tinggi terhadap batu ginjal, sebaiknya menghindari konsumsi jamu tanpa persetujuan dokter. Intinya, minum jamu tidak otomatis menyebabkan batu ginjal, kecuali dikonsumsi secara berlebihan, berkualitas buruk, atau tanpa memperhatikan kondisi kesehatan pribadi.

Dengan memahami cara konsumsi yang aman, masyarakat tetap dapat memanfaatkan jamu sebagai salah satu warisan budaya pengobatan herbal Indonesia tanpa perlu merasa khawatir berlebihan.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index