JAKARTA – Meskipun diterpa kabar tidak sedap terkait penutupan sejumlah dealer di Tiongkok, produsen kendaraan listrik (EV) asal Negeri Tirai Bambu, BYD, justru menunjukkan performa penjualan yang mencengangkan sepanjang tahun 2025. Pada Mei 2025 saja, BYD mencatatkan penjualan global sebanyak 382.476 unit kendaraan, yang sebagian besar berasal dari segmen mobil listrik murni (battery electric vehicle/BEV).
Kontras antara penutupan gerai dan lonjakan penjualan ini menunjukkan bahwa strategi pemasaran agresif BYD—terutama potongan harga besar-besaran—berhasil menarik minat pasar meskipun kondisi jaringan distribusinya sedang goyah.
Dealer Tutup, Penjualan Tetap Meroket
Sekitar 20 dealer 4S milik Shandong Qiancheng Holdings Co Ltd, salah satu mitra besar BYD di Provinsi Shandong, Tiongkok, dilaporkan tutup sejak April 2025. Penutupan ini terjadi karena krisis keuangan internal yang menimpa grup tersebut. Salah satu dealer terbesar, Jinan Qiansheng, yang sebelumnya menjadi tulang punggung distribusi kendaraan BYD di wilayah tersebut, kini gulung tikar. Kondisi ini menyebabkan showroom BYD di daerah tersebut kosong melompong tanpa satu pun unit yang dipajang.
Meski begitu, secara nasional BYD tidak menunjukkan tanda-tanda melambat. Justru sebaliknya, performa penjualan mereka terus meningkat. Sepanjang Januari hingga Mei 2025, BYD berhasil menjual total 1,76 juta unit kendaraan, nyaris menyentuh target ambisius tahunan sebesar 5,5 juta unit.
“Terlepas dari tantangan di tingkat ritel, strategi agresif kami dalam memberikan diskon hingga 34% berhasil meningkatkan volume penjualan secara signifikan,” ujar juru bicara BYD dalam pernyataan resminya, dikutip dari media lokal Tiongkok.
Kendaraan Listrik Mendominasi
Dari total penjualan Mei 2025, mayoritas disumbangkan oleh kendaraan listrik murni (BEV) sebanyak 204.369 unit. Sementara itu, mobil hybrid plug-in (PHEV) menyumbang 172.561 unit.
Langkah BYD memberikan potongan harga besar-besaran memang cukup kontroversial. Sejumlah pengamat industri menilai strategi ini bisa memicu perang harga dan mengganggu stabilitas ekosistem kendaraan listrik di Tiongkok.
“Jika praktik banting harga terus dilakukan tanpa mempertimbangkan keberlanjutan industri, maka produsen kecil akan kesulitan bersaing dan bisa memicu dominasi pasar secara tidak sehat,” ujar analis otomotif independen, Liu Meng.
Penjualan Mobil Listrik di Indonesia Tumbuh Positif
Tren positif tidak hanya terlihat di pasar global, namun juga di Indonesia. Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan kendaraan listrik sepanjang Januari–April 2025 mencapai 23.900 unit. Angka ini meningkat 9% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Menariknya, BYD dan sub-brand miliknya, Denza, menguasai lebih dari separuh pasar dengan total penjualan 12.459 unit. Rinciannya, BYD menjual 9.124 unit sementara Denza mencatatkan 3.335 unit. Pada bulan April saja, BYD dan Denza masing-masing mencatat penjualan 3.496 unit dan 811 unit.
“Dominasi BYD di pasar Indonesia menjadi bukti bahwa konsumen semakin percaya terhadap kualitas dan performa produk kami,” ujar perwakilan BYD Indonesia dalam keterangan tertulis.
BYD Masuk Enam Besar Merek Mobil Terlaris di Indonesia
Kinerja BYD yang luar biasa ini bahkan berhasil mengantarkan mereka ke daftar enam besar merek mobil terlaris secara retail di Indonesia pada April 2025. Berdasarkan data Gaikindo, berikut adalah daftar 10 merek dengan penjualan retail tertinggi:
Toyota: 18.619 unit
Daihatsu: 9.801 unit
Honda: 4.539 unit
Mitsubishi Motors: 4.355 unit
Suzuki: 4.077 unit
BYD: 3.496 unit
Hyundai: 1.703 unit
Chery: 1.549 unit
Wuling: 1.293 unit
Denza: 811 unit
Model BYD Terlaris di Indonesia
Di pasar otomotif nasional, BYD memiliki beberapa model unggulan yang berhasil menarik perhatian konsumen, khususnya dari kalangan urban yang mengutamakan teknologi dan efisiensi energi.
Berikut rincian penjualan model BYD berdasarkan data distribusi wholesales di Indonesia sepanjang 2024:
BYD M6: 6.124 unit
BYD Seal: 4.828 unit
BYD Atto 3: 3.291 unit
BYD Dolphin: 1.186 unit
Model BYD M6 menjadi kontributor utama dan berhasil mengungguli model-model dari kompetitor seperti Wuling Air ev maupun Hyundai Ioniq 5.
Tantangan dan Potensi ke Depan
Meski menghadapi tantangan berupa penutupan sejumlah dealer di Tiongkok dan tekanan terhadap harga saham di pasar modal, BYD tetap menunjukkan ketangguhan sebagai pemain global.
“Pasar Indonesia menjadi prioritas ekspansi BYD. Kami optimistis terhadap potensi pertumbuhan kendaraan listrik di kawasan ini, terlebih dengan dukungan penuh dari pemerintah terhadap kendaraan ramah lingkungan,” ujar juru bicara BYD Indonesia.
Sebagai informasi, meski penjualan retail di Indonesia mengalami penurunan 3,2% secara year-on-year pada April 2025, BYD justru tumbuh dan semakin mengukuhkan posisinya.