Kpr

Jangan Salah Langkah! Ini 5 Hal yang Harus Dipersiapkan Sebelum Ambil KPR

Jangan Salah Langkah! Ini 5 Hal yang Harus Dipersiapkan Sebelum Ambil KPR
Jangan Salah Langkah! Ini 5 Hal yang Harus Dipersiapkan Sebelum Ambil KPR

JAKARTA - Memiliki rumah sendiri adalah impian banyak orang. Namun, harga properti yang terus meningkat menjadikan rumah sebagai barang yang tidak terjangkau bagi sebagian besar masyarakat. Sebagai solusi, Kredit Pemilikan Rumah (KPR) menjadi pilihan utama bagi banyak orang yang ingin memiliki rumah dengan cara mencicil. Namun, mengajukan KPR bukanlah perkara yang mudah. Prosesnya memerlukan perencanaan yang matang dan keputusan yang tepat. Menurut Tauhid Ahmad, Direktur INDEF, ada beberapa hal penting yang harus dipersiapkan sebelum mengajukan KPR agar tidak menyesal di kemudian hari.

1. Menentukan Lokasi Rumah yang Sesuai Kebutuhan

Pemilihan lokasi rumah adalah langkah pertama yang sangat penting dalam proses membeli rumah. “Saat mencari rumah, pastikan untuk mempertimbangkan jarak rumah tersebut dengan tempat kerja, sekolah, dan fasilitas umum lainnya,” kata Tauhid. Lokasi yang jauh dari tempat-tempat penting bisa mempersulit aktivitas sehari-hari dan menambah pengeluaran untuk transportasi. Tauhid juga mengingatkan agar calon pembeli memeriksa kelengkapan fasilitas umum di sekitar perumahan, seperti pos keamanan, masjid, taman, lapangan, dan tempat bermain anak.

Lebih lanjut, lokasi rumah juga harus clean and clear, yang artinya harus bebas dari sengketa tanah atau masalah hukum lainnya. “Pastikan bahwa tanah yang akan dibeli bukan tanah yang sedang dalam sengketa atau proyek pembebasan lahan yang bisa menyebabkan masalah di masa depan,” ujar Tauhid, menekankan pentingnya kejelasan status legalitas tanah yang akan dibeli.

2. Akses ke Transportasi Umum yang Mudah

Dalam memilih lokasi rumah, aksesibilitas juga menjadi faktor yang tak kalah penting. Selain mempertimbangkan jarak ke tempat kerja atau sekolah, perhatikan juga ketersediaan transportasi umum yang dapat menghubungkan rumah dengan area lainnya. “Idealnya, rumah yang dipilih memiliki akses mudah ke transportasi umum. Lebih baik lagi jika dekat dengan angkot, TransJakarta, bus, atau kereta,” ujar Tauhid.

Menurutnya, meskipun rumah berada di lokasi yang agak jauh, jika dilengkapi dengan akses transportasi publik yang mudah, maka hal itu tidak menjadi masalah. “Namun, kalau rumahnya jauh dan sulit dijangkau oleh transportasi umum, maka itu akan menjadi masalah besar, karena akan mempengaruhi biaya transportasi dan kenyamanan hidup sehari-hari,” tambahnya.

3. Kemampuan Membayar Cicilan yang Realistis

Salah satu hal yang paling penting sebelum mengajukan KPR adalah memastikan bahwa Anda mampu untuk membayar cicilan setiap bulannya. Tauhid mengingatkan bahwa KPR adalah kewajiban jangka panjang yang bisa berlangsung antara 10 hingga 30 tahun. Oleh karena itu, penting untuk memiliki perencanaan keuangan yang matang sebelum memutuskan mengajukan KPR.

"Perencanaan finansial yang baik itu mencakup pembagian penghasilan yang proporsional. Sebaiknya, 50 persen dari penghasilan digunakan untuk konsumsi, 30 persen untuk membayar cicilan KPR, dan 20 persen sisanya untuk tabungan," kata Tauhid. Hal ini penting agar cicilan KPR tidak memberatkan keuangan sehari-hari. “Jika penghasilan bulanan Anda sekitar Rp8 juta, maka sebaiknya kemampuan cicilan maksimal sekitar Rp2 juta atau Rp1 juta. Dengan perencanaan yang matang, risiko keuangan yang berat bisa diminimalisir,” jelasnya.

4. Memahami Risiko yang Terkait dengan KPR

Setiap keputusan keuangan jangka panjang pasti memiliki risiko, begitu pula dengan pengajuan KPR. “Risiko terbesar yang perlu dipertimbangkan adalah ketidakpastian dalam pendapatan,” kata Tauhid. Karena KPR adalah kewajiban jangka panjang, sangat penting bagi peminjam untuk memiliki pekerjaan yang tetap dan penghasilan yang stabil selama bertahun-tahun. Jika pendapatan tidak dapat diprediksi, ada risiko gagal bayar yang bisa menyebabkan rumah disita oleh bank.

Selain itu, Tauhid juga menyoroti pentingnya memahami mekanisme suku bunga yang diterapkan oleh bank. “Ada bank yang menawarkan bunga fix, yaitu bunga yang tetap selama jangka waktu tertentu, seperti 15 hingga 20 tahun. Namun, ada juga bank yang menawarkan bunga mengambang, yang bisa berubah-ubah seiring waktu. Pastikan Anda mengetahui hal ini sebelum mengajukan KPR,” ujar Tauhid, yang menyarankan untuk selalu memeriksa ketentuan bunga secara detail.

5. Memastikan Tidak Terlibat dalam Pinjaman Online atau Judi Online

Sebelum mengajukan KPR, pastikan bahwa Anda tidak memiliki riwayat pinjaman online atau terlibat dalam praktik judi online, karena hal ini bisa memengaruhi keputusan bank dalam proses pengajuan KPR. “Pinjaman online biasanya tercatat di SLIK OJK dan dapat mempengaruhi hasil penilaian bank terhadap kemampuan kredit Anda. Meskipun judi online tidak tercatat di SLIK OJK, bank biasanya memiliki sumber data yang bisa mengidentifikasi apakah seseorang terlibat dalam kegiatan tersebut,” ungkap Tauhid.

Ia menegaskan bahwa untuk pengajuan KPR yang sukses, rekam jejak keuangan harus bersih. “Jika Anda memiliki riwayat pinjaman online atau terlibat dalam kegiatan ilegal seperti judi, maka sebaiknya perbaiki dulu kondisi keuangan Anda sebelum mengajukan KPR,” tambahnya.

Mengajukan KPR memang menjadi langkah besar yang memerlukan pertimbangan matang dan perencanaan yang baik. Dengan mempersiapkan hal-hal yang telah disebutkan di atas, Anda akan lebih siap menghadapi segala tantangan dan risiko yang mungkin muncul selama masa cicilan. Selalu pastikan bahwa Anda memilih lokasi rumah yang sesuai, memahami kemampuan finansial Anda, serta mengelola risiko dengan baik agar tidak menyesal di kemudian hari.

Seperti yang disampaikan Tauhid, "Memiliki rumah adalah impian banyak orang, tapi pastikan Anda sudah siap dengan segala tanggung jawab yang datang bersamanya. Dengan perencanaan yang matang, KPR bisa menjadi solusi yang baik untuk mewujudkan impian tersebut."

Informasi lebih lanjut mengenai proses pengajuan KPR dan perencanaan keuangan dapat diperoleh di bank-bank penyedia KPR atau dengan berkonsultasi langsung dengan ahli keuangan.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index