Batu Bara

BUMA International DOID Targetkan 50 Persen Pendapatan dari Non Batu Bara Termal pada 2028

BUMA International DOID Targetkan 50 Persen Pendapatan dari Non Batu Bara Termal pada 2028

JAKARTA - PT BUMA International Group Tbk. (DOID) menargetkan 50% dari total pendapatan perusahaan akan berasal dari bisnis non-batu bara termal pada tahun 2028. Strategi ini merupakan bagian dari diversifikasi usaha guna mengurangi ketergantungan terhadap sektor batu bara termal dan memperluas sumber pendapatan yang lebih berkelanjutan.

Direktur BUMA International, Iwan Fuad Salim, menyatakan bahwa perusahaan telah memiliki panduan dan perencanaan strategis untuk mencapai target tersebut.

“Jadi yang kami lakukan sekarang ini misalnya di luar batu bara ada 29Metals dan Asiamet, itu di luar thermal dalam rangka salah satunya memastikan kami bisa mencapai aspirasi 50% dari non-termal,” ujar Iwan dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (24/3/2025).

Strategi Diversifikasi Pendapatan

Menurut Iwan, strategi diversifikasi ini telah berjalan secara bertahap dalam beberapa tahun terakhir. Perusahaan mulai memperluas portofolio bisnisnya ke sektor pertambangan mineral dan logam, seperti tembaga dan emas, yang memiliki prospek cerah di masa depan.

Berdasarkan laporan keuangan perusahaan, pada akhir 2023, pendapatan dari sektor non-termal sudah mencapai 24% dari total pendapatan DOID. Angka ini menunjukkan peningkatan yang signifikan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya dan memberikan keyakinan bahwa target 50% pada 2028 dapat tercapai.

“Kami melihat tren global yang bergerak menuju energi yang lebih bersih dan berkelanjutan. Oleh karena itu, kami ingin memastikan bahwa BUMA International juga bisa beradaptasi dan mengambil peran dalam transisi ini,” jelas Iwan.

Peran 29Metals dan Asiamet dalam Ekspansi Non-Termal

Salah satu langkah konkret yang dilakukan oleh BUMA International adalah melalui kerja sama dan investasi di perusahaan-perusahaan tambang yang berfokus pada sektor non-batu bara termal. Dua perusahaan yang menjadi andalan dalam strategi ini adalah 29Metals dan Asiamet.

29Metals merupakan perusahaan tambang yang fokus pada eksplorasi dan produksi tembaga serta mineral lainnya. Sementara itu, Asiamet Resources mengelola proyek tambang tembaga dan emas di Asia Tenggara yang memiliki potensi besar dalam mendukung diversifikasi pendapatan DOID.

Menurut Iwan, keterlibatan BUMA International dalam proyek-proyek ini merupakan bagian dari upaya jangka panjang untuk mengurangi eksposur terhadap batu bara termal.

Tantangan dan Peluang dalam Diversifikasi Bisnis

Meski memiliki strategi yang jelas, perjalanan menuju diversifikasi tidak lepas dari berbagai tantangan. Salah satunya adalah fluktuasi harga komoditas mineral yang dapat mempengaruhi stabilitas pendapatan. Selain itu, pengembangan proyek baru di sektor pertambangan non-termal membutuhkan investasi besar serta perencanaan yang matang.

Namun, di sisi lain, permintaan global terhadap logam seperti tembaga dan emas terus meningkat, terutama untuk kebutuhan industri teknologi dan energi terbarukan. Hal ini menjadi peluang besar bagi DOID untuk memperluas pangsa pasarnya di luar sektor batu bara.

“Kami optimistis bahwa diversifikasi ini akan memberikan dampak positif dalam jangka panjang. Dengan pengalaman dan keahlian yang kami miliki di sektor pertambangan, kami yakin dapat mengoptimalkan potensi bisnis di sektor non-termal,” kata Iwan.

Dukungan dari Pemegang Saham dan Investor

Strategi diversifikasi ini mendapat dukungan dari pemegang saham dan investor. Menurut analis industri pertambangan, langkah yang diambil BUMA International merupakan keputusan yang tepat mengingat pergeseran global menuju energi yang lebih ramah lingkungan.

Seorang analis dari sebuah perusahaan sekuritas di Jakarta menyatakan bahwa langkah DOID untuk mengurangi ketergantungan terhadap batu bara termal merupakan langkah strategis dalam menghadapi regulasi lingkungan yang semakin ketat.

“Dalam beberapa tahun ke depan, industri batu bara akan menghadapi tantangan besar akibat regulasi ketat terkait emisi karbon. Dengan diversifikasi ke sektor logam dan mineral, BUMA International bisa lebih siap menghadapi perubahan industri ini,” ujar analis tersebut.

Dengan target mencapai 50% pendapatan dari sektor non-batu bara termal pada 2028, BUMA International menunjukkan komitmennya dalam beradaptasi dengan perubahan tren industri global. Melalui investasi di sektor mineral dan logam seperti tembaga dan emas, perusahaan berusaha untuk menciptakan model bisnis yang lebih berkelanjutan dan mengurangi ketergantungan pada sektor batu bara.

Ke depan, BUMA International akan terus mengembangkan proyek-proyek baru di sektor non-termal serta memperkuat sinergi dengan mitra strategis. Dengan strategi yang telah disiapkan, perusahaan optimistis dapat mencapai target yang telah ditetapkan serta memberikan nilai tambah bagi pemegang saham dan masyarakat luas.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index