JAKARTA - Pada puncak arus balik Lebaran 2025, proses penyeberangan kendaraan dari Pelabuhan Bakauheni (Lampung) menuju Pelabuhan Merak (Banten) berjalan lancar. Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi, dalam kunjungannya ke lokasi pada Ahad, 6 April 2025, menyampaikan apresiasinya terhadap kelancaran operasional penyeberangan yang diatur dengan sistem Tiba Bongkar Berangkat (TBB). Sistem ini terbukti efektif mengatasi antrean kendaraan yang biasanya padat saat periode arus balik Lebaran.
Penerapan Sistem TBB Bantu Urai Kepadatan
Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi, menilai bahwa penerapan sistem TBB di Pelabuhan Bakauheni memainkan peran penting dalam mengurangi penumpukan kendaraan yang datang dari seluruh penjuru Sumatera menuju Pulau Jawa. Dalam sistem TBB, kapal yang telah selesai membongkar muatan di Pelabuhan Merak langsung kembali ke Pelabuhan Bakauheni tanpa harus menunggu kembali untuk memuat kendaraan dari Jawa. Hal ini mirip dengan penerapan sistem satu arah (one way) yang biasa diterapkan di jalan tol selama arus balik Lebaran, namun dalam konteks penyeberangan.
"Kalau di tol ada sistem one way, TBB adalah konsep one way untuk penyeberangan. Perhatian kami adalah memastikan akomodasi secara cepat, agar tidak terjadi penumpukan di pelabuhan," ujar Budi Karya Sumadi.
Budi Karya juga menambahkan bahwa sistem TBB ini diharapkan mampu mempercepat proses penyeberangan, sekaligus memberikan kenyamanan bagi pemudik yang hendak kembali ke kota-kota besar setelah merayakan Lebaran di kampung halaman. Dengan sistem ini, kapal dapat beroperasi lebih efisien, sehingga waktu tunggu bagi kendaraan yang hendak menyeberang dapat dikurangi secara signifikan.
Lonjakan Jumlah Kendaraan pada Puncak Arus Balik
Data dari PT Angkutan Sungai Danau Penyeberangan (ASDP), yang mengelola operasional penyeberangan antara Bakauheni dan Merak, mencatatkan lonjakan signifikan pada puncak arus balik Lebaran 2025. Pada Sabtu hingga Ahad, 5-6 April 2025, tercatat 41.073 kendaraan menyeberang dalam periode 24 jam. Angka ini mencerminkan tingginya permintaan akan jasa penyeberangan untuk kendaraan pemudik yang kembali ke Pulau Jawa.
Syamsudin, General Manager PT ASDP Cabang Bakauheni, melaporkan bahwa lonjakan terbesar terjadi pada kendaraan roda dua dan roda empat. Sebanyak 20.079 sepeda motor dan 19.208 mobil tercatat telah menyeberang dari Pelabuhan Bakauheni menuju Merak. Selain itu, sejumlah kendaraan jenis bus dan truk juga turut menggunakan jalur penyeberangan ini, dengan rincian sebanyak 683 bus dan 1.103 truk yang menyeberang pada hari puncak arus balik tersebut.
"Total kendaraan yang menyeberang pada puncak arus balik sebanyak 41.073 unit, dengan kendaraan roda dua dan roda empat mengalami lonjakan yang cukup tinggi. Ini adalah angka yang cukup signifikan, namun alhamdulillah dapat diatasi dengan baik berkat penerapan sistem TBB," kata Syamsudin saat ditemui pada 6 April 2025.
Efisiensi Operasional dan Fasilitas Penyeberangan
Selain sistem TBB yang membantu mengurai kepadatan, PT ASDP juga memastikan kesiapan armada kapal dan fasilitas penyeberangan agar pemudik dapat menempuh perjalanan dengan nyaman. Beberapa upaya dilakukan untuk mendukung kelancaran proses penyeberangan, seperti pengaturan jadwal keberangkatan kapal yang lebih teratur, serta penambahan kapasitas armada jika diperlukan untuk mengakomodasi lonjakan kendaraan.
Di sisi lain, PT ASDP juga terus berupaya meningkatkan kualitas layanan penumpang dengan menyediakan berbagai fasilitas pendukung, seperti ruang tunggu yang nyaman, area informasi, serta petugas yang siap membantu penumpang di pelabuhan. Dengan langkah-langkah ini, diharapkan perjalanan mudik dan arus balik dapat berjalan lebih lancar dan lebih aman.
Pentingnya Koordinasi Antar Instansi
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi juga menekankan pentingnya koordinasi antara berbagai instansi terkait, termasuk ASDP, pihak kepolisian, dan instansi pelabuhan, untuk memastikan kelancaran arus balik. Dalam hal ini, petugas keamanan dan petugas pelabuhan turut berperan aktif dalam mengatur arus kendaraan dan memberikan pelayanan kepada para pemudik.
"Kami sangat mengapresiasi kerja keras seluruh pihak yang terlibat, mulai dari ASDP, petugas pelabuhan, hingga aparat keamanan, yang telah bekerja sama untuk memastikan kelancaran arus balik. Tanpa koordinasi yang baik, arus balik tidak akan berjalan semulus ini," ujar Budi Karya.
Selain itu, pihaknya juga memberikan perhatian khusus terhadap kenyamanan dan keamanan pemudik, dengan memastikan bahwa proses pemeriksaan dan pengawasan berjalan dengan lancar. Keamanan dan kenyamanan pemudik menjadi prioritas utama, terutama pada periode puncak arus balik yang biasanya penuh dengan kepadatan.
Antisipasi Penumpukan Kendaraan Lebih Lanjut
Meski penerapan sistem TBB dianggap berhasil mengurai antrean di Pelabuhan Bakauheni, pihak ASDP dan Kementerian Perhubungan tetap mengantisipasi kemungkinan penumpukan kendaraan lebih lanjut. Oleh karena itu, seluruh pihak terus memantau kondisi lapangan secara real-time untuk mengidentifikasi potensi gangguan atau hambatan yang dapat memperlambat proses penyeberangan.
Syamsudin menyampaikan bahwa pihaknya akan terus memantau arus kendaraan secara dinamis dan siap untuk melakukan langkah-langkah penyesuaian jika diperlukan. "Kami siap menambah kapasitas armada jika arus balik terus meningkat, agar tidak ada pemudik yang tertinggal," ujar Syamsudin.
Harapan bagi Pemudik
Kementerian Perhubungan berharap agar seluruh pemudik dapat merencanakan perjalanan dengan baik, sehingga proses arus balik dapat berjalan lebih lancar dan aman. Para pemudik diimbau untuk tetap mengikuti aturan yang berlaku dan mematuhi petunjuk dari petugas di lapangan, agar perjalanan kembali ke kota tujuan dapat berjalan dengan nyaman.
"Dengan adanya koordinasi yang baik, sistem yang efisien, dan kesadaran dari para pemudik, kami yakin arus balik Lebaran 2025 dapat berjalan dengan lancar dan aman. Semoga pemudik dapat kembali ke rumah dengan selamat dan nyaman," tutup Budi Karya Sumadi.
Dengan adanya langkah-langkah ini, diharapkan arus balik Lebaran 2025 dapat berakhir dengan baik, tanpa terjadi penumpukan yang mengganggu kenyamanan para pemudik yang ingin kembali ke aktivitas sehari-hari setelah libur Lebaran.