JAKARTA – Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta memastikan kesiapan layanan transportasi lanjutan di tujuh terminal utama Ibu Kota untuk menyambut para pemudik yang kembali setelah libur Idulfitri 1446 Hijriah. Kebijakan ini diambil guna menghindari penumpukan penumpang dan memastikan mobilitas warga Jakarta berjalan lancar pasca-Lebaran.
Kepala Dishub DKI Jakarta, Syafrin Liputo, menyampaikan bahwa langkah strategis ini diambil sebagai bentuk antisipasi terhadap lonjakan arus balik yang diperkirakan berlangsung hingga pekan kedua April 2025. Dishub bekerja sama dengan berbagai operator angkutan umum untuk menyediakan layanan lanjutan dari terminal-terminal kedatangan ke berbagai titik di wilayah Jakarta.
“Tujuh terminal utama yang kami siapkan untuk layanan transportasi lanjutan antara lain Terminal Terpadu Pulogebang, Terminal Kampung Rambutan, Terminal Kalideres, Terminal Tanjung Priok, Terminal Muara Angke, Terminal Grogol, dan Terminal Lebak Bulus,” ujar Syafrin.
Menurut Syafrin, salah satu masalah yang kerap dihadapi pemudik saat kembali ke Jakarta adalah kesulitan mendapatkan moda transportasi lanjutan setibanya di terminal. Oleh karena itu, Dishub DKI Jakarta berkomitmen memberikan kemudahan mobilitas dengan menyediakan berbagai pilihan angkutan umum di setiap terminal.
“Sehingga mereka tidak perlu menunggu lama di terminal. Begitu turun dari bus antarkota, mereka bisa langsung berpindah ke Transjakarta, Mikrotrans, Minitrans, atau angkutan reguler lainnya,” terang Syafrin.
Ia juga menyoroti fenomena banyaknya pemudik yang memilih turun di luar terminal resmi karena khawatir tidak tersedia moda transportasi lanjutan. Hal ini menjadi perhatian serius Dishub karena selain menimbulkan ketidaknyamanan, juga berpotensi menyebabkan kemacetan dan pelanggaran lalu lintas di luar terminal.
“Kami ingin memastikan bahwa seluruh pemudik mendapatkan akses transportasi yang aman dan nyaman. Karena itu kami menyiapkan layanan lanjutan secara terintegrasi agar masyarakat tidak perlu khawatir,” tegas Syafrin.
Distribusi Arus Balik Lebih Merata Berkat Kebijakan WFA
Menariknya, Syafrin juga mengungkapkan bahwa puncak arus balik Lebaran 2025 tidak terjadi secara ekstrem seperti tahun-tahun sebelumnya. Hal ini dikarenakan kebijakan pemerintah yang memperpanjang sistem work from anywhere (WFA) atau bekerja dari mana saja bagi aparatur sipil negara (ASN) yang mudik.
“Alhamdulillah pemerintah mengumumkan ada perpanjangan untuk WFA pada tanggal 8 April besok. Artinya, untuk puncak arus balik ini terdistribusi lebih normal karena masyarakat tidak serempak kembali di hari yang sama,” ungkapnya.
Kebijakan ini dinilai memberikan keleluasaan waktu bagi pemudik, khususnya ASN, untuk memilih waktu perjalanan kembali ke Jakarta sehingga tidak menimbulkan penumpukan pada satu atau dua hari tertentu.
Langkah antisipatif tersebut juga didukung oleh koordinasi intensif antara Dishub DKI Jakarta, operator bus antarkota, serta pengelola terminal dan operator angkutan lanjutan. Pengawasan dan evaluasi lapangan dilakukan secara berkala untuk memastikan kelancaran operasional angkutan.
Ragam Moda Lanjutan yang Disiapkan
Di setiap terminal, Dishub DKI Jakarta menyiagakan armada Transjakarta yang beroperasi selama 24 jam pada rute-rute tertentu. Selain itu, tersedia juga armada Mikrotrans dan Minitrans yang menjangkau area pemukiman maupun sentra ekonomi di seluruh wilayah Jakarta.
Dishub juga berkoordinasi dengan Organda dan para pengemudi angkutan reguler agar bersiaga selama arus balik, termasuk memperhatikan tarif yang dikenakan agar tidak memberatkan penumpang.
“Kami minta agar semua pengemudi tidak melakukan pelanggaran seperti menaikkan tarif sepihak. Jika ada laporan seperti itu, kami akan langsung tindak,” ujar Syafrin menegaskan.
Sementara itu, Terminal Terpadu Pulogebang dan Terminal Kampung Rambutan sebagai dua terminal dengan volume penumpang tertinggi sudah disiapkan untuk menampung peningkatan jumlah penumpang dan kendaraan.
Pengawasan Lapangan Diperketat
Dishub DKI Jakarta juga telah menurunkan petugas lapangan di seluruh terminal untuk melakukan pengawasan dan pengaturan lalu lintas, sekaligus memastikan protokol keselamatan serta kelancaran alur penumpang berjalan optimal.
“Kami siagakan personel selama 24 jam untuk memastikan tidak ada penumpukan. Bila dibutuhkan, kami juga sudah siapkan skenario pengalihan rute dan penambahan armada cadangan,” imbuh Syafrin.
Selain itu, posko informasi juga disediakan di setiap terminal untuk membantu masyarakat mendapatkan informasi terkait rute, jadwal keberangkatan, serta moda transportasi lanjutan.
Dukung Mobilitas Ramah Lingkungan
Dalam jangka panjang, Dishub DKI Jakarta menargetkan integrasi layanan angkutan umum yang lebih ramah lingkungan dan efisien. Penggunaan bus listrik dan penguatan integrasi antarmoda diharapkan dapat menjadi solusi mobilitas urban di masa depan.
“Kami ingin menjadikan Jakarta sebagai kota dengan sistem transportasi publik terbaik dan berkelanjutan di Asia Tenggara. Arus balik seperti ini menjadi ujian nyata bagaimana integrasi transportasi diuji dan ditingkatkan,” pungkas Syafrin.