JAKARTA - Para pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di daerah perbatasan Indonesia-Malaysia, seperti di Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat, merasakan manfaat besar dari program Kredit Usaha Rakyat (KUR). Program pembiayaan ini membantu mereka mendapatkan tambahan modal usaha sehingga bisnis dapat berkembang lebih pesat.
Salah satu pelaku UMKM, Wulan, seorang pedagang toko sembako di Sendoyan, Sambas, mengaku sangat terbantu dengan adanya program KUR dari Bank Rakyat Indonesia (BRI). Ia mengungkapkan bahwa usahanya awalnya berjalan dengan modal kecil, sehingga jumlah stok barang yang bisa dibeli sangat terbatas.
"Awalnya modal usaha saya kecil, jadi stok belanja sembako pun terbatas. Alhamdulillah, setelah mendapat banyak pelanggan, saya membutuhkan tambahan modal. Dengan adanya KUR BRI, akhirnya saya bisa mengembangkan usaha ini," kata Wulan.
Ia menjelaskan bahwa pertama kali mengajukan pinjaman KUR, dirinya mendapatkan dana sebesar Rp25 juta. Modal tersebut langsung dimanfaatkan untuk menambah stok barang di tokonya.
"Dengan modal yang ada, saya bisa membeli stok barang lebih banyak. Selain itu, saya tidak perlu repot berulang kali belanja karena sebelumnya modal saya terbatas," jelasnya.
Menurut Wulan, keberadaan KUR BRI sangat membantu UMKM sepertinya dalam meningkatkan skala bisnis. Selain itu, keberadaan toko sembako miliknya juga memberi manfaat bagi masyarakat sekitar yang tidak perlu lagi bepergian jauh untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
"Kami buka usaha ini pertama-tama untuk bisnis, tapi secara tidak langsung juga menolong masyarakat sekitar. Kalau harus ke pasar besar, jaraknya cukup jauh, bisa sampai dua jam perjalanan," tambahnya.
Hal serupa juga disampaikan oleh Sulina, seorang pengusaha UMKM yang memproduksi keripik. Ia mengaku telah memanfaatkan KUR BRI dengan total pinjaman Rp90 juta untuk mengembangkan usahanya.
"Pada tahun 2021, saya pertama kali meminjam KUR BRI sebesar Rp40 juta untuk meningkatkan fasilitas produksi di dapur industri dan meningkatkan jumlah produksi," ungkap Sulina.
Seiring dengan meningkatnya permintaan pasar terhadap produk keripiknya, dua tahun kemudian Sulina kembali mengajukan pinjaman KUR sebesar Rp50 juta untuk menambah modal produksi.
"Modal adalah tantangan utama bagi pelaku usaha kecil seperti kami, tetapi KUR BRI menjadi solusi yang sangat membantu. Proses peminjaman yang mudah dan cepat, serta suku bunga yang rendah, sangat mendukung UMKM untuk berkembang lebih jauh," ujar Sulina.
Realisasi KUR di Kalimantan Barat Capai Rp626,07 Miliar
Berdasarkan data dari Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) Provinsi Kalimantan Barat, realisasi KUR di daerah tersebut dari Januari hingga Februari 2025 telah mencapai Rp626,07 miliar, dengan jumlah debitur sebanyak 9.171 orang.
Kabupaten Ketapang tercatat sebagai daerah dengan realisasi KUR tertinggi, mencapai Rp83,80 miliar yang diberikan kepada 1.119 debitur. Sementara itu, realisasi KUR terendah berada di Kabupaten Kayong Utara, dengan total penyaluran Rp14,10 miliar untuk 211 debitur.
"Untuk target realisasi KUR di Kalimantan Barat pada 2025 sendiri sebesar Rp4,42 triliun, yang diperuntukkan bagi 47.094 debitur," ujar Kepala Bidang Pembinaan Pelaksanaan Anggaran II Kanwil DJPb Provinsi Kalbar, Yulianto, di Pontianak.
Dalam penyaluran KUR di Kalimantan Barat, BRI memiliki peran dominan dengan kontribusi mencapai 52,57 persen dari total realisasi KUR. Bank lainnya yang turut berkontribusi dalam penyaluran dana KUR meliputi Bank Mandiri sebesar 27,30 persen, BNI sebesar 7,15 persen, Bank Pembangunan Daerah (BPD) Kalbar sebesar 5,78 persen, Bank Syariah Indonesia (BSI) sebesar 5,57 persen, serta lembaga keuangan lainnya sebesar 1,55 persen.
Peningkatan Akses Modal bagi UMKM di Perbatasan
Pemerintah terus berupaya memperluas akses pembiayaan bagi UMKM di berbagai wilayah, terutama di daerah perbatasan yang memiliki keterbatasan akses terhadap sumber permodalan. Program KUR menjadi solusi bagi banyak pelaku usaha kecil untuk meningkatkan kapasitas bisnis mereka, membuka lapangan pekerjaan baru, serta mendorong pertumbuhan ekonomi lokal.
Dengan adanya program KUR yang menawarkan bunga rendah serta kemudahan proses pengajuan, diharapkan semakin banyak UMKM yang dapat mengakses pembiayaan ini untuk meningkatkan daya saing usaha mereka. Selain itu, dukungan dari berbagai perbankan dalam menyalurkan dana KUR juga akan mempercepat proses pemerataan ekonomi di daerah terpencil dan perbatasan.
Seiring dengan meningkatnya realisasi KUR di Kalimantan Barat dan daerah lainnya, pemerintah optimistis bahwa UMKM akan terus berkembang dan mampu memberikan kontribusi signifikan terhadap perekonomian nasional.