JAKARTA - Dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan memperkuat perekonomian negara, zakat dan pajak menjadi dua instrumen keuangan yang berperan penting. Hal ini dipaparkan dalam Ceramah Menjelang Berbuka yang disampaikan oleh Ustazah Sartini Wardiwiyono, Ph.D., Ak., C.A., di Masjid Islamic Center Universitas Ahmad Dahlan (UAD). Dalam ceramahnya, ia menjelaskan bagaimana sejarah mencatat zakat sebagai salah satu sumber utama penerimaan negara sejak masa pemerintahan Islam, yang hingga kini terus memainkan peran signifikan dalam membantu masyarakat kurang mampu.
Optimalisasi Zakat sebagai Instrumen Keuangan Islam
Ustazah Sartini menekankan bahwa zakat memiliki potensi besar dalam meningkatkan kesejahteraan umat jika dikelola secara optimal. Ia menyebut bahwa langkah awal dalam optimalisasi zakat adalah meningkatkan kesadaran masyarakat melalui kampanye dan edukasi yang lebih luas.
"Zakat harus dipahami bukan hanya sebagai kewajiban agama, tetapi juga sebagai instrumen kesejahteraan sosial yang memiliki dampak besar bagi pembangunan masyarakat," ujarnya.
Selain itu, strategi penggalangan dana (fundraising) juga perlu diperkuat dengan inovasi digital. Penggunaan platform zakat daring dinilai dapat meningkatkan kemudahan akses masyarakat dalam menunaikan zakat, serta memperluas jangkauan penerimaan zakat di era digital saat ini.
Dalam hal penyaluran, tata kelola lembaga zakat juga harus semakin transparan, akuntabel, dan profesional. "Kepercayaan masyarakat terhadap lembaga zakat akan meningkat jika pengelolaan dilakukan dengan sistem audit yang ketat, serta laporan yang terbuka dan dapat diakses publik," tambahnya.
Lebih lanjut, ia menyoroti pentingnya sinergi antara lembaga zakat dan masyarakat dalam menyusun program-program efektif, seperti bantuan pendidikan, kesehatan, serta pengembangan ekonomi umat. Hal ini bertujuan agar zakat tidak hanya digunakan untuk memenuhi kebutuhan jangka pendek, tetapi juga untuk menciptakan dampak ekonomi yang berkelanjutan.
Sinergi Zakat dan Pajak dalam Sistem Keuangan Nasional
Sebagai negara dengan mayoritas penduduk Muslim, Indonesia memiliki tantangan besar dalam mengintegrasikan zakat dan pajak secara efektif. Menurut Ustazah Sartini, salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan menerapkan mekanisme tax rebate bagi wajib zakat.
"Jika zakat dapat langsung mengurangi jumlah pajak yang harus dibayar, maka akan ada insentif lebih bagi masyarakat untuk menunaikan zakat, sekaligus tetap berkontribusi dalam sistem perpajakan nasional," ungkapnya.
Ia menambahkan bahwa model integrasi ini telah diterapkan di beberapa negara Muslim dan terbukti efektif dalam meningkatkan penerimaan zakat tanpa mengurangi penerimaan pajak negara secara signifikan. Oleh karena itu, ia mendorong adanya kebijakan yang lebih konkret dalam mengadopsi skema ini di Indonesia.
Peningkatan Transparansi dan Akuntabilitas Pajak
Dalam ceramahnya, Ustazah Sartini juga menyoroti pentingnya memperkuat kepercayaan masyarakat terhadap sistem perpajakan nasional. Menurutnya, kepatuhan masyarakat dalam membayar pajak akan meningkat jika sistem pajak lebih berkeadilan, wajar, serta sesuai dengan kemampuan wajib pajak.
"Pemerintah harus memastikan bahwa pajak yang dipungut benar-benar digunakan untuk pembangunan yang bermanfaat bagi rakyat. Transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan pajak harus lebih diperhatikan agar masyarakat yakin bahwa pajak yang mereka bayarkan tidak disalahgunakan," tegasnya.
Ia juga mengingatkan bahwa perbaikan dalam sistem perpajakan sangat penting untuk meningkatkan penerimaan negara. Dengan penerimaan pajak yang optimal, pemerintah dapat meningkatkan investasi dalam sektor infrastruktur, pendidikan, dan kesehatan, yang pada akhirnya akan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.
Peran Strategis Zakat dan Pajak untuk Kesejahteraan Bangsa
Sebagai dua instrumen utama dalam sistem keuangan, zakat dan pajak memiliki peran strategis dalam membangun kesejahteraan masyarakat. Zakat, jika dikelola dengan baik, dapat menjadi solusi bagi berbagai permasalahan sosial dan ekonomi, sedangkan pajak tetap menjadi tulang punggung penerimaan negara.
Dengan sinergi yang tepat antara zakat dan pajak, serta penerapan sistem yang lebih transparan dan akuntabel, diharapkan kedua instrumen ini dapat berkontribusi lebih besar dalam membangun bangsa yang lebih sejahtera dan berkeadilan.