BCA

Eksekutif Utama BCA Memperkuat Posisi Saham: Aksi Korporat John Kosasih dan CEO Jahja Setiaatmadja

Eksekutif Utama BCA Memperkuat Posisi Saham: Aksi Korporat John Kosasih dan CEO Jahja Setiaatmadja
Eksekutif Utama BCA Memperkuat Posisi Saham: Aksi Korporat John Kosasih dan CEO Jahja Setiaatmadja

JAKARTA  - Bank Central Asia (BCA), salah satu institusi keuangan terkemuka di Indonesia, kembali menjadi sorotan setelah sejumlah eksekutif puncaknya menambah kepemilikan saham di perusahaan tersebut. Langkah ini dilakukan oleh Direktur BCA, John Kosasih, serta CEO BCA, Jahja Setiaatmadja, yang secara serempak membeli saham BBCA, kode saham BCA di bursa, dalam waktu yang hampir bersamaan.

Pembelian Saham Oleh John Kosasih

John Kosasih, yang menjabat sebagai Direktur BCA, telah menyelesaikan transaksi pembelian saham pada tanggal 25 Februari 2025. John diketahui telah membeli sebanyak 45.000 lembar saham BCA dengan harga pelaksanaan Rp8.875 per lembar. Dengan demikian, total nilai transaksi pembelian saham ini mencapai sekitar Rp399,37 juta. "Ini adalah keputusan investasi yang strategis untuk masa depan saya dan kontribusi terhadap perusahaan," ujar John Kosasih mengenai aksinya.

Setelah transaksi ini, total kepemilikan saham BBCA oleh John meningkat menjadi 776.076 saham. Jika dihitung dalam persentase, kepemilikannya kini tercatat sebesar 0,001 persen—naik dari posisi sebelumnya yang berjumlah 731.076 saham atau 0,001 persen juga. Incremental ini mencerminkan keyakinan John akan prospek jangka panjang BCA sebagai institusi keuangan terkemuka.

Langkah Strategis Jahja Setiaatmadja

Tidak hanya John, CEO BCA Jahja Setiaatmadja juga melakukan aksi serupa. Pada tanggal yang sama dengan John, Jahja menambah portofolio sahamnya dengan membeli 337.000 lembar pada harga Rp8.900 per sahal. Dalam transaksi ini, Jahja harus mengeluarkan anggaran sebesar Rp2,99 miliar. Meskipun harga pembelian tersebut lebih tinggi 0,84 persen dibandingkan harga penutupan saham BCA pada tanggal yang sama, yakni Rp8.825 per lembar, namun harganya lebih rendah 4,3 persen dari penutupan perdagangan sebelumnya di Rp9.300.

Langkah ini membuat kepemilikan saham Jahja bertambah menjadi 34,18 juta lembar, setara dengan 0,03 persen dari total saham perusahaan, naik dari 33,85 juta saham yang juga selevel 0,03 persen. "Pembelian ini menunjukkan komitmen saya terhadap pertumbuhan berkelanjutan perusahaan dan kepercayaan pada nilai jangka panjang BCA," ungkap Jahja dalam pernyataannya.

Faktor Pendorong Pembelian Saham

Raymon Yonarto, Corporate Secretary BCA, menjelaskan bahwa keputusan untuk menambah kepemilikan saham oleh kedua eksekutif ini didorong oleh keyakinan mereka terhadap prospek pertumbuhan dan stabilitas BCA ke depan. "Tujuan transaksi dilakukan CEO dan direktur perseroan untuk kepentingan investasi," tukas Raymon.

Para eksekutif tersebut tampaknya berusaha memanfaatkan saat yang tepat untuk meningkatkan kepemilikan mereka, dengan latar belakang penurunan harga saham yang memberikan peluang untuk membeli pada valuasi yang dianggap lebih menarik. Saham BCA dikenal sebagai saham dengan performa stabil dan dividen yang menggiurkan, menjadikannya pilihan investasi populer di kalangan investor institusional dan perorangan.

Respon Pasar dan Prospek Ke Depan

Keputusan para eksekutif ini dapat menjadi sinyal positif bagi investor dan pasar saham secara keseluruhan. Pembelian saham dalam jumlah besar oleh manajemen puncak sering kali dianggap sebagai indikator bahwa perusahaan memiliki kesehatan finansial yang baik dan manajemen percaya pada potensi pertumbuhan masa depan. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan investor lain untuk mengikuti jejak yang sama.

"Dengan tindakan ini, kami menunjukkan keyakinan kolektif untuk terus berinovasi dan memberikan layanan terbaik bagi para nasabah kami," tambah John Kosasih, meyakinkan semua pihak tentang komitmen BCA pada masa depan yang cerah.

Langkah-langkah tersebut tentunya akan terus diawasi oleh analis keuangan dan pelaku pasar untuk menentukan apakah dampak positif ini akan bertahan dalam jangka panjang. Adapun investor akan terus memantau perkembangan harga saham dan kebijakan perusahaan selanjutnya sebagai penentu keputusan investasi mereka.

Gerakan pembelian saham oleh eksekutif seperti John Kosasih dan Jahja Setiaatmadja menegaskan optimisme mereka terhadap prospek pertumbuhan BCA. Dengan reputasi sebagai salah satu bank terbesar dan paling stabil di Indonesia, aksi ini semakin memperkokoh posisi BCA dalam lanskap perbankan nasional dan internasional.

Seiring waktu, pasar akan melihat apakah langkah taktis yang dilakukan para eksekutif tersebut berdampak signifikan terhadap nilai saham BCA dan kepercayaan investor secara lebih luas. Kami akan terus memantau dan melaporkan perkembangan terkini mengenai saham BBCA dan aktivitas korporat terkait sebagaimana yang dilakukan oleh manajemen puncak BCA.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index