Korea

KLH Jajaki Kerja Sama dengan Belanda dan Korea Selatan untuk Atasi Sampah Bantargebang

KLH Jajaki Kerja Sama dengan Belanda dan Korea Selatan untuk Atasi Sampah Bantargebang
KLH Jajaki Kerja Sama dengan Belanda dan Korea Selatan untuk Atasi Sampah Bantargebang

JAKARTA – Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) tengah menjajaki kerja sama dengan Belanda dan Korea Selatan dalam upaya mengelola sampah di Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang, Bekasi. Kedua negara tersebut telah mengajukan proposal pengelolaan sampah yang kini tengah dalam tahap pembahasan dengan pemerintah Indonesia.

Wakil Menteri Lingkungan Hidup, Diaz Hendropriyono, mengungkapkan bahwa Belanda dan Korea Selatan menawarkan solusi berbeda dalam menangani tumpukan sampah di Bantargebang, yang saat ini mencapai sekitar 56 juta ton.

"Belanda baru menawarkan kami, dan sudah ada pertemuan. Sementara Korea Selatan sedang mengajukan proposal untuk menyelesaikan sampah yang tertumpuk di Bantargebang," ujar Diaz dalam acara Indonesia Climate Policy Outlook 2025 yang digelar oleh Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) di Jakarta Selatan, Kamis, 20 Februari 2025

Teknologi Pengelolaan Sampah dari Belanda dan Korea Selatan

Menurut Diaz, salah satu perusahaan asal Belanda telah menawarkan teknologi canggih untuk mengolah tumpukan sampah lama yang ada di Bantargebang. Sementara itu, perusahaan dari Korea Selatan menawarkan solusi berbasis carbon trading dengan metode pengolahan sampah yang dapat mengurangi emisi gas metana.

"Dari pihak Korea, mereka memiliki perusahaan carbon trading yang akan mengolah sampah, lalu metananya diambil. Ini masih dalam tahap negosiasi," jelas Diaz.

Pemerintah Indonesia, lanjutnya, terbuka untuk bekerja sama dengan negara mana pun yang memiliki solusi inovatif dan berkelanjutan dalam mengelola sampah. Langkah ini menjadi bagian dari upaya pemerintah dalam mengurangi dampak lingkungan akibat penumpukan sampah yang semakin meningkat.

Tantangan Pengelolaan Sampah di Bantargebang

TPST Bantargebang saat ini menjadi lokasi utama pembuangan sampah bagi DKI Jakarta dan sekitarnya. Dengan kapasitas yang semakin terbatas, tumpukan sampah di kawasan ini menjadi permasalahan yang harus segera ditangani.

Beberapa tantangan utama dalam pengelolaan sampah di Bantargebang antara lain:

-Volume Sampah yang Terus Meningkat
Setiap harinya, TPST Bantargebang menerima lebih dari 7.500 ton sampah dari wilayah Jakarta dan sekitarnya. Jika tidak segera ditangani, volume ini akan terus bertambah dan memperburuk kondisi lingkungan.

-Emisi Gas Metana yang Berbahaya
Tumpukan sampah yang membusuk menghasilkan gas metana, yang merupakan salah satu penyebab utama pemanasan global. Dengan metode yang tepat, gas metana ini dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi alternatif.

-Kurangnya Teknologi Pengolahan Modern
Saat ini, sebagian besar pengolahan sampah di Indonesia masih mengandalkan metode konvensional seperti penimbunan dan pembakaran terbuka, yang berdampak negatif terhadap lingkungan. Oleh karena itu, kerja sama dengan negara maju seperti Belanda dan Korea Selatan diharapkan dapat membawa teknologi baru yang lebih ramah lingkungan.

Kerja Sama KLH dengan Norwegia dalam Pengelolaan Lingkungan

Selain menjajaki kerja sama dengan Belanda dan Korea Selatan, KLH juga memperluas kolaborasi dengan Norwegia dalam sektor lingkungan hidup. Hal ini ditandai dengan pertemuan antara Menteri Lingkungan Hidup Indonesia, Hanif Faisol, dan Menteri Iklim dan Lingkungan Hidup Norwegia, Andreas Bjelland Eriksen, pada Rabu, 19 Februari 2025

Dalam pertemuan tersebut, kedua negara membahas strategi untuk menangani triple planetary crisis, yaitu perubahan iklim, pencemaran lingkungan, dan hilangnya keanekaragaman hayati.

"Kami melihat potensi besar untuk berkolaborasi dengan Indonesia dalam berbagai bidang yang dibutuhkan," ujar Andreas Bjelland Eriksen dalam keterangan resminya.

Menurutnya, kerja sama ini tidak hanya berfokus pada pengurangan emisi gas rumah kaca, tetapi juga menciptakan peluang ekonomi bagi masyarakat Indonesia dan Norwegia.

Sementara itu, Menteri Hanif Faisol menegaskan bahwa kerja sama antara Indonesia dan Norwegia mencakup peningkatan cadangan karbon, restorasi lahan gambut, serta konservasi keanekaragaman hayati.

"Kami mengusulkan beberapa perubahan pada nota kesepahaman yang telah ditandatangani sebelumnya, termasuk mengenai penurunan emisi, mekanisme kelembagaan, dan bentuk kemitraan," terang Hanif.

Komitmen Pemerintah dalam Pengelolaan Sampah dan Lingkungan

Pemerintah Indonesia terus berupaya mencari solusi terbaik dalam mengatasi permasalahan sampah dan lingkungan. Selain mengadopsi teknologi dari negara maju, KLH juga mendorong penerapan kebijakan pengelolaan sampah yang lebih ketat di tingkat nasional dan daerah.

Beberapa langkah yang telah dilakukan pemerintah dalam mengatasi permasalahan sampah di Indonesia meliputi:

Penerapan sistem pengelolaan sampah berbasis ekonomi sirkular
Dengan pendekatan ini, sampah yang dihasilkan tidak hanya dibuang, tetapi juga didaur ulang menjadi bahan baku yang memiliki nilai ekonomi.

Pengembangan teknologi pengolahan sampah menjadi energi
Beberapa kota di Indonesia telah mengembangkan waste to energy, yaitu metode mengubah sampah menjadi sumber energi listrik.

Peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya pengelolaan sampah yang baik
Kampanye edukasi dan program bank sampah terus digalakkan agar masyarakat lebih peduli terhadap lingkungan.

Harapan terhadap Kerja Sama dengan Belanda dan Korea Selatan

Dengan adanya rencana kerja sama dengan Belanda dan Korea Selatan, diharapkan pengelolaan sampah di TPST Bantargebang dapat lebih efisien dan ramah lingkungan.

Jika negosiasi berhasil, teknologi dari Belanda dan Korea Selatan bisa menjadi solusi jangka panjang untuk mengatasi tumpukan sampah yang terus meningkat. Selain itu, pemanfaatan gas metana dari sampah juga dapat mendukung transisi energi bersih di Indonesia.

"Kami berharap kerja sama ini dapat segera terealisasi dan memberikan dampak positif bagi lingkungan dan masyarakat," pungkas Diaz Hendropriyono.

Pemerintah Indonesia terus berupaya mencari solusi terbaik dalam pengelolaan sampah dan pengurangan dampak lingkungan. Dengan adanya kerja sama internasional, diharapkan permasalahan sampah di Bantargebang dapat teratasi secara lebih efektif dan berkelanjutan.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index