JAKARTA - Pada rapat kerja yang digelar di Gedung DPR, Jakarta, Anggota Komisi VI DPR Mufti Anam secara terbuka menyampaikan pujian terhadap kinerja Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di bawah kepemimpinan Erick Thohir. Anam menekankan bahwa langkah-langkah efisiensi anggaran yang dilakukan merupakan contoh nyata dari komitmen pembaruan dalam manajemen pemerintahan.
Efisiensi Anggaran: Langkah Maju bagi BUMN
Dalam forum tersebut, Mufti Anam mengatakan, "Kami mengapresiasi dan turut bangga atas kinerja Menteri BUMN Erick Thohir yang menurut survei LSI menjadi salah satu dari sepuluh menteri dengan kinerja terbaik di pemerintahan Prabowo Subianto." Pernyataan ini disampaikan menyusul penelitian terbaru oleh Lembaga Survei Indonesia (LSI) yang menempatkan Erick Thohir di antara jajaran sepuluh menteri berprestasi.
Erick Thohir diketahui telah melakukan serangkaian langkah efisiensi, termasuk pemotongan fasilitas pimpinan BUMN, yang merupakan upaya untuk mengurangi pengeluaran dan memprioritaskan penggunaan anggaran pada sektor-sektor yang lebih produktif. Inisiatif ini sejalan dengan arahan Presiden Prabowo Subianto dalam mereformasi perusahaan pelat merah dan memastikan tata kelola yang baik.
Tata Kelola Perusahaan yang Baik
Anam, yang juga merupakan politikus PDIP, menyoroti bagaimana Erick Thohir telah berkomitmen untuk membangun budaya kerja yang lebih efektif dan efisien di lingkungan BUMN. "Sebelum ada kebijakan efisiensi yang diarahkan presiden, Kementerian BUMN ini sudah melakukan efisiensi, dan kembali melakukan efisiensi sesuai amanat presiden," jelas Anam lebih lanjut.
Kebijakan ini menunjukkan bahwa Menteri BUMN telah mengambil langkah proaktif sebelum arahan resmi dari presiden dikeluarkan. Sebagai pembuktian suksesnya kebijakan tersebut, banyak pihak menilai bahwa perusahaan-perusahaan BUMN kini mampu beroperasi dengan lebih optimal, sekaligus menjaga kesejahteraan pegawai tetap stabil.
Tantangan dan Sejauh Mana Efisiensi Mempengaruhi Kinerja BUMN
Meski begitu, terdapat sejumlah pihak yang mengkhawatirkan bahwa efisiensi bisa berdampak pada pengurangan tenaga kerja atau penurunan kualitas pelayanan. Namun, Mufti Anam menegaskan bahwa efisiensi yang dilakukan oleh Erick tidak menghambat program-program penting Kementerian BUMN. "Kementerian BUMN adalah seperti striker dalam sebuah tim sepak bola, harus mampu tetap produktif dan mencetak gol meski dibatasi pengeluaran," analoginya.
Di sisi lain, dampak dari kebijakan efisiensi yang diterapkan juga memicu diskusi di kalangan pengamat ekonomi. Ada yang menilai bahwa langkah ini dapat memperkuat daya saing BUMN di pasar domestik dan internasional, namun ada pula yang merasa waspada terhadap kemungkinan dampak sosial seperti pemotongan tenaga kerja.
Respons Positif dari Internal dan Eksternal
Sejauh ini, respons internal perusahaan terhadap kebijakan efisiensi menunjukkan hasil positif. Banyak unit BUMN melaporkan peningkatan produktivitas dan pengurangan biaya operasional yang signifikan. Langkah Erick Thohir juga disambut baik oleh para investor yang mencari stabilitas dan keberlanjutan dalam investasi mereka.
Di tingkat internasional, kebijakan ini juga mendapatkan pujian, dimana pemerintah Indonesia dianggap sebagai contoh yang baik dalam pengelolaan perusahaan milik negara. "Kami yakin dengan langkah ini, BUMN akan lebih siap bersaing di kancah global, sekaligus memperkuat posisi Indonesia sebagai negara yang berdaya saing tinggi," kata seorang analis ekonomi internasional.