JAKARTA – PT Bukit Asam Tbk (PTBA), salah satu badan usaha milik negara yang bergerak di industri pertambangan batu bara, menempuh langkah inovatif dengan menggandeng Universitas Gadjah Mada (UGM) dalam sebuah proyek penelitian dan pengembangan. Proyek ini bertujuan untuk mengubah batu bara kalori rendah menjadi asam humat, sebuah terobosan yang dapat membawa manfaat besar dalam sektor pertanian melalui peningkatan kualitas tanah.
Untuk mencapai tujuan tersebut, PTBA melalui kolaborasi dengan UGM meluncurkan purwarupa atau prototype asam humat di area Izin Usaha Pertambangan (IUP) Peranap, Indragiri Hulu, Riau, pada Kamis, 12 Desember 2024. Peluncuran ini menjadi pijakan awal bagi pengembangan lebih lanjut menuju pelaksanaan proyek percontohan atau pilot project.
Asam humat sendiri merupakan komponen organik yang banyak dimanfaatkan sebagai pupuk alami. Zat ini dikenal efektif dalam menyuburkan tanah dengan cara meningkatkan struktur tanah, menjaga tingkat kelembaban, sekaligus memfasilitasi penyerapan nutrisi oleh tanaman. Hal ini diharapkan dapat menjadi solusi efektif untuk mengatasi tantangan penurunan kualitas lahan pertanian yang terjadi belakangan ini.
Direktur Utama PTBA, Arsal Ismail, menegaskan komitmen perusahaan untuk mengedepankan inovasi guna mewujudkan transformasi menuju perusahaan energi kelas dunia dengan perhatian penuh terhadap kelestarian lingkungan. "Penelitian dan pengembangan batu bara menjadi asam humat merupakan salah satu upaya kami untuk menghadirkan produk turunan dari batu bara sehingga sejalan dengan kebijakan pemerintah yang mendorong hilirisasi guna meningkatkan nilai tambah di dalam negeri," ujar Arsal dalam pernyataan resminya yang disampaikan pada Kamis, 19 Desember 2024.
Arsal menambahkan, produk asam humat dari batu bara ini diharapkan dapat turut serta dalam menjaga ketahanan pangan nasional. Dengan tersedianya pupuk lokal yang berkualitas, diharapkan bisa memberikan dukungan penuh terhadap sektor pertanian yang stabil dan produktif. "Pengembangan batu bara menjadi asam humat akan membantu pemenuhan kebutuhan produk pupuk demi mendukung ketahanan pangan nasional untuk memberikan energi tanpa henti bagi generasi muda bangsa," katanya.
Lebih jauh, Arsal melihat prototype asam humat ini sebagai langkah awal dari pengembangan panjang menuju produk bernilai tinggi bagi pasar. "Prototype asam humat ini adalah awal dari perjalanan panjang menuju pengembangan produk yang bernilai tinggi,” tambahnya.
Upaya hilirisasi yang dilakukan PTBA tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan nilai ekonomi batu bara tetapi juga menunjukkan peran aktif industri pertambangan dalam mendukung kebijakan nasional terkait dengan peningkatan nilai tambah sumber daya alam di dalam negeri. Melalui kerjasamanya dengan lembaga pendidikan terkemuka seperti UGM, PTBA juga menekankan pentingnya sinergi antara industri dan akademisi dalam mendorong inovasi dan riset terapan.
Langkah strategis ini mendapatkan apresiasi dari berbagai pihak termasuk pemerhati lingkungan dan komunitas pertanian yang menginginkan solusi ramah lingkungan dan berkelanjutan dalam rangka memelihara ekosistem. Selain berguna untuk para petani, program ini diharapkan dapat berkontribusi terhadap praktik pertambangan yang lebih berkelanjutan dan bertanggung jawab.
Dengan terus berkembangnya proyek pengembangan ini, PTBA bersama UGM berencana untuk terus memperkuat penelitian terhadap pemanfaatan asam humat dari batu bara sehingga dapat mencapai tahap implementasi yang lebih luas dan berdampak besar bagi perekonomian serta lingkungan. Lebih jauh, hal ini dapat menjadi model bagi inovasi sejenis di sektor-sektor lainnya yang sejalan dengan prinsip-prinsip ekonomi hijau.