Pertamina

Pertamina Regional Sumatera Zona 4: Kolaborasi Pers dan Hulu Migas untuk Ketahanan Energi

Pertamina Regional Sumatera Zona 4: Kolaborasi Pers dan Hulu Migas untuk Ketahanan Energi
Pertamina Regional Sumatera Zona 4: Kolaborasi Pers dan Hulu Migas untuk Ketahanan Energi

TANJUNG UBI, PALI - Dalam rangka memperkuat ketahanan energi nasional, Pertamina Hulu Rokan (PHR) Regional Sumatera Zona 4 bersama SKK Migas Sumbagsel menggelar kegiatan bertema "Kolaborasi Pers dan Hulu Migas dalam Menguatkan Ketahanan Energi" pada Rabu, 18 Desember 2024. Acara ini bertujuan untuk menggandeng media massa dalam mendukung akselerasi inovasi energi yang dilakukan Pertamina, baik di sektor bisnis maupun non-bisnis.

Manager Comrel dan CID Regional 1, Iwan Ridwan Faizal, menekankan pentingnya peran media dan sektor hulu migas dalam memperkuat ketahanan energi Indonesia. "Kita semua tentu sepakat bahwa energi adalah salah satu pilar utama yang menopang kehidupan ekonomi dan sosial suatu negara," ujarnya. Iwan menambahkan bahwa ketahanan energi merupakan kemampuan sebuah negara untuk menyediakan pasokan energi yang cukup, terjangkau, dan berkelanjutan bagi masyarakat dan industri.

Di Indonesia, sektor energi, khususnya minyak dan gas (migas), memiliki peran penting dalam menyediakan energi untuk kebutuhan domestik dan sebagai sumber pendapatan negara. Namun, tantangan terhadap ketahanan energi semakin meningkat akibat kenaikan permintaan energi global, fluktuasi harga energi internasional, dan dampak perubahan iklim terhadap pasokan energi.

"Oleh karena itu, kolaborasi antara berbagai pihak, termasuk sektor hulu migas dan media, menjadi sangat penting," tambah Iwan. Hulu migas, sebagai sektor yang bertanggung jawab atas eksplorasi, produksi, dan pengelolaan sumber daya energi, memegang peran vital dalam penyediaan energi yang diperlukan.

Sementara itu, Kepala Departemen Formalitas dan Komunikasi SKK Migas Sumbagsel, Safei, S.H., M.H., menyoroti perhatian pemerintah terhadap lifting minyak terkait dengan defisit neraca minyak bumi nasional yang cenderung meningkat setiap tahunnya. "Kebutuhan impor untuk menutup defisit konsumsi minyak di dalam negeri saat ini telah mencapai sekitar 1 juta barel per hari," jelas Safei.

Ia menekankan bahwa peningkatan lifting minyak memiliki peran penting dalam mendukung pencapaian Asta Cita dan Program Prioritas Pemerintahan Prabowo-Gibran. "Migas, terutama minyak bumi, akan memiliki posisi strategis terkait prioritas utama dari 17 program prioritas yaitu mencapai ketahanan energi," ungkap Safei.

Peningkatan lifting minyak ini diharapkan dapat menjadi pondasi utama dalam mewujudkan ketahanan energi yang berkontribusi pada pencapaian target ekonomi dan kesejahteraan sosial dalam Visi Bersama Indonesia Menuju Indonesia Emas 2045. Safei optimis, "Terlepas dari strategi dan pilihan kebijakan yang akan diimplementasikan oleh pemerintah, Pertamina kemungkinan akan memiliki posisi penting dan menjadi kunci dalam pencapaian target lifting minyak nasional."

Pertamina saat ini juga telah mengelola peluang di luar negeri, seperti di Malaysia dengan enam blok dan dua lapangan unitisasi, serta di Irak pada Lapangan West Qurna 1 yang diperkirakan memiliki cadangan sebesar 22 miliar barel minyak. Langkah-langkah ini mencerminkan upaya Pertamina dalam memperluas jangkauan dan pengelolaan energi yang lebih berkelanjutan.

Dalam acara tersebut, Iwan Ridwan Faizal juga menekankan pentingnya keterlibatan media dalam edukasi publik terkait inovasi energi. "Media punya peran penting dalam edukasi publik, oleh karenanya melalui edukasi 2024 ini, media dapat berkarya mengenai inovasi energi yang dijalankan Pertamina baik pilar bisnis maupun non-bisnis,” kata Iwan.

Kegiatan ini dihadiri oleh banyak wartawan dari media cetak, online, dan elektronik, serta sejumlah ketua organisasi profesi wartawan di Kabupaten PALI. Pertemuan ini diharapkan dapat menjadi landasan kuat bagi kolaborasi yang berkelanjutan antara sektor migas dan media, guna mencapai ketahanan energi yang tangguh bagi masa depan Indonesia.

Sebagai langkah nyata untuk merealisasikan kolaborasi tersebut, Iwan menambahkan bahwa edukasi merupakan salah satu upaya kunci yang harus didorong. Dengan membawa inovasi teknologi, fundamental bisnis yang kuat, dan keunggulan operasional dalam industri migas, maka harapan akan tercapainya nilai tambah bagi pemangku kepentingan menjadi lebih nyata.

Ke depan, tantangan bagi Indonesia dalam bidang energi semakin kompleks. Fluktuasi harga energi, adanya tuntutan perubahan menuju energi yang lebih bersih, serta kebutuhan untuk memenuhi konsumsi energi di masa mendatang menuntut adanya sinergi antar sektor. Oleh karena itu, kegiatan kolaborasi seperti ini diharapkan dapat menjadi model yang dapat diikuti oleh industri lain dalam rangka memperkokoh ketahanan energi Indonesia.

Melalui kolaborasi erat antara media dan sektor hulu migas, Pertamina dan SKK Migas berkomitmen untuk mendukung ketahanan energi yang berkelanjutan. Harapannya, dengan adanya pemahaman dan dukungan dari masyarakat melalui edukasi yang difasilitasi media, Indonesia dapat lebih siap menghadapi tantangan energi di masa depan.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index