SEMARANG – Dalam upaya menjawab tantangan di bidang pangan, energi, dan air, Universitas Diponegoro (Undip) bersama Badan Kejuruan Kimia Persatuan Insinyur Indonesia (BKK PII) menggagas kolaborasi strategis. Ketua BKK PII, Dr. Ir. Sripeni Inten Cahyani, mengunjungi Undip pada 18 Desember 2024 untuk berdiskusi bersama para pakar teknik kimia.
Diskusi ini sejalan dengan visi Asta Cita Kabinet Merah Putih yang menitikberatkan pada pengembangan riset inovatif demi keberlanjutan industri nasional. Rilis resmi pada Senin, 23 Desember 2024 mengungkapkan fokus pertemuan ini, yakni hilirisasi teknologi kimia sebagai solusi terhadap kebutuhan mendesak di sektor pangan, energi, dan air.
Keterlibatan Pakar Terdepan
Diskusi ini dihadiri oleh sejumlah pakar teknik kimia terkemuka, termasuk Prof. Dr. Ir. Purwanto, Kepala Badan Perencanaan Pengembangan Undip dan ahli green chemistry serta eco-industrial park. Turut hadir, Prof. Dr. Heru Susanto, peneliti teknologi membran dan air yang kini menjabat sebagai Wakil Rektor Akademik dan Kemahasiswaan Undip, serta Prof. Dr. Hadiyanto, Direktur Reputasi Kemitraan dan Konektivitas Global, yang dikenal dalam bidang bioengineering.
"Prof. Heru dan Prof. Hadi merupakan kebanggaan Undip karena masuk dalam Top 2% ilmuwan dunia," ujar Dr. Sripeni Inten Cahyani, menekankan pentingnya peran Undip dalam riset global.
Selain itu, diskusi juga melibatkan Prof. Didi Dwi Anggoro, ahli katalis dan energi terbarukan, serta Prof. Dr. Aprilina Purbasari dan Dr. Noer Abror Handayani, yang aktif dalam penelitian teknologi kimia.
Inovasi Teknologi Kimia untuk Industri Ramah Lingkungan
Berbagai teknologi inovatif dipresentasikan dalam diskusi ini, di antaranya:
- Teknologi membran untuk penyediaan air bersih dan pemisahan karbon dioksida.
- Teknologi katalis untuk produksi metanol dan senyawa aromatik.
- Carbon capture menggunakan mikroalga sebagai langkah mitigasi perubahan iklim.
- Pengolahan limbah menjadi energi sebagai solusi energi terbarukan.
Tidak hanya itu, para peneliti juga membahas pengembangan sistem pendukung industri hijau, seperti green industry dan eco-industrial park, yang bertujuan menciptakan industri berkelanjutan.
"Teknologi membran memiliki potensi besar untuk memberikan solusi terhadap krisis air bersih dan pengurangan emisi karbon, sehingga menjadi langkah penting dalam keberlanjutan industri," ungkap Prof. Heru Susanto.
Kolaborasi untuk Masa Depan Berkelanjutan
Kolaborasi antara BKK PII dan Undip ini menjadi langkah nyata dalam memadukan peran perguruan tinggi, organisasi profesi, dan industri untuk menjawab persoalan nyata di masyarakat.
"Sinergi ini merupakan wujud nyata komitmen Undip Bermartabat dan Bermanfaat, yang tidak hanya mengedepankan keunggulan akademik tetapi juga kontribusi langsung terhadap pembangunan berkelanjutan di Indonesia," kata Prof. Purwanto.
Diskusi ini mempertegas Undip sebagai pusat keunggulan akademik yang mendukung pengembangan teknologi dengan potensi hilirisasi langsung ke sektor industri. Selain itu, kolaborasi ini juga diharapkan mendorong percepatan pencapaian target pembangunan berkelanjutan di Indonesia.
Peran Strategis Hilirisasi Teknologi
Hilirisasi teknologi kimia menjadi langkah penting dalam menghubungkan inovasi riset dengan kebutuhan masyarakat dan industri. Dengan dukungan dari BKK PII, teknologi-teknologi yang dihasilkan para peneliti Undip diharapkan dapat segera diimplementasikan untuk menjawab tantangan nasional di sektor pangan, energi, dan air.
Teknologi seperti katalis untuk metanol dan pengolahan limbah menjadi energi tidak hanya mendukung diversifikasi energi tetapi juga memberikan solusi inovatif terhadap pengelolaan limbah. Sementara itu, carbon capture menggunakan mikroalga menjadi teknologi ramah lingkungan yang mampu berkontribusi pada penurunan emisi karbon secara signifikan.
Dampak dan Harapan
Dengan hadirnya teknologi-teknologi tersebut, Indonesia berpotensi mempercepat transisi menuju ekonomi hijau yang lebih inklusif dan berkelanjutan. Proyek ini juga membuka peluang bagi para insinyur kimia untuk memperluas kontribusi mereka dalam skala nasional dan internasional.
Dr. Sripeni Inten Cahyani menegaskan pentingnya sinergi lintas sektor. "Kolaborasi ini menunjukkan bahwa inovasi teknologi bukan hanya milik akademisi, tetapi juga harus melibatkan industri dan organisasi profesi untuk dampak yang lebih luas."
Menuju Industri Hijau dan Berdaya Saing
Dalam menghadapi tantangan global seperti krisis air bersih, kebutuhan energi terbarukan, dan ketahanan pangan, Undip bersama BKK PII menunjukkan komitmen untuk terus mendorong inovasi berbasis teknologi.
"Langkah ini menjadi bukti nyata bahwa Indonesia tidak hanya menjadi pengguna teknologi, tetapi juga penghasil teknologi yang mampu bersaing di tingkat global," pungkas Prof. Hadiyanto.
Melalui sinergi yang kuat ini, Undip dan BKK PII optimis dapat menjawab berbagai tantangan besar di masa depan, sekaligus memastikan bahwa teknologi kimia menjadi pilar penting dalam mewujudkan keberlanjutan dan kesejahteraan masyarakat Indonesia.