PT Pelindo Solusi Logistik (SPSL) telah mengukuhkan komitmennya dalam menjaga kelestarian tanaman langka di Indonesia, khususnya di wilayah Kalimantan Barat, dengan mendukung pembudidayaan Cayratia trifolia, atau lebih dikenal sebagai buah lakum. Langkah ini merupakan bagian dari program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) perusahaan yang bertujuan tidak hanya untuk melindungi spesies langka tetapi juga untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal melalui peningkatan kemandirian ekonomi.
Berpusat di Sungai Bundu Laut, Mempawah, Kalimantan Barat, inisiatif ini tidak hanya meliputi budidaya tanaman, tetapi juga melibatkan pengolahan buah lakum menjadi produk konsumsi, seperti sirup yang dikenal dengan rasa manisnya yang khas. Program ini menandai upaya Pelindo Solusi Logistik dalam memaksimalkan aspek Lingkungan, Sosial, dan Tata Kelola (Environmental, Social, and Governance - ESG), yang juga selaras dengan pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals - SDGs).
"Kami percaya, penguatan kapasitas masyarakat harus dilakukan secara berkelanjutan. Program ini tidak hanya bertujuan untuk melestarikan tanaman langka seperti Lakum, tetapi juga memberikan nilai tambah ekonomi bagi masyarakat melalui pelatihan pengolahan dan pemasaran produk berbasis Lakum," ujar Kiki M. Hikmat, Senior Vice President Sekretariat Perusahaan Pelindo Solusi Logistik, pada siaran pers yang dirilis pada tanggal 23 Desember 2024.
Pelaksanaan program ini tidak dapat berjalan sendiri. Pelindo Solusi Logistik menggandeng pemerintah daerah setempat dan Kelompok Budidaya Buah Lakum dari SMKN 1 Sungai Kunyit untuk menjamin keberlanjutan pelestarian lingkungan. Kolaborasi erat tersebut diharapkan mampu memperkuat sinergi antara perusahaan dan masyarakat untuk menjaga ekosistem alami Sungai Bundu Laut.
Kepala Camat Kecamatan Sungai Kunyit, Ir. Teddy Prawoto, turut memberikan apresiasinya terhadap langkah yang diambil oleh SPSL Group. "Mewakili masyarakat Sungai Kunyit, kami mengucapkan terima kasih kepada SPSL Group yang telah menyelenggarakan program ini. Saya berharap program ini dapat meningkatkan keterampilan masyarakat, khususnya kelompok budidaya," kata Teddy dengan optimis memandang masa depan ekonomi yang lebih baik bagi masyarakat setempat.
Lebih lanjut, Kepala Sekolah SMKN 1 Sungai Kunyit, Kenti Isnawati, S.Pd., M.Pd., juga menyatakan dukungannya terhadap program ini. Menurutnya, program tersebut memberikan sumbangsih besar dalam peningkatan kapasitas produksi buah Lakum yang semula menghadapi berbagai keterbatasan. "Program ini sangat membantu kami dalam meningkatkan jumlah produksi dan mempermudah proses perizinan, yang sangat penting bagi keberlanjutan usaha ini," ungkap Kenti.
Untuk diketahui, buah Lakum (Cayratia trifolia) adalah sejenis anggur liar yang tumbuh di hutan Kalimantan, dikenal memiliki kandungan vitamin C dan antioksidan yang tinggi. Potensi ini membuat buah Lakum menjadi bahan dasar menjanjikan untuk produk konsumsi seperti sirup, yang diharapkan memiliki penetrasi pasar yang baik.
Program Community Empowerment yang diluncurkan oleh Pelindo Solusi Logistik di Kalimantan Barat ini, di samping mendukung pelestarian lingkungan, juga bertujuan untuk mendorong pemberdayaan ekonomi masyarakat. "Melalui program ini, Pelindo Solusi Logistik sebagai Subholding Pelindo terus berupaya mewujudkan visi perusahaan sebagai penyedia solusi logistik yang tidak hanya unggul secara bisnis, tetapi juga peduli terhadap keberlanjutan sosial dan lingkungan," tambah Kiki.
Inisiatif ini adalah bukti nyata dari tanggung jawab perusahaan dalam melakukan perubahan positif di masyarakat. Diharapkan dengan langkah tersebut, tidak hanya keberadaan spesies langka seperti Lakum dapat dilestarikan, tetapi juga dapat memberikan dampak ekonomi yang signifikan dan berkelanjutan bagi masyarakat di sekitarnya. Dengan kolaborasi yang baik antara perusahaan, pemerintah, dan masyarakat, visi untuk mencapai masyarakat yang mandiri secara ekonomi dan menjaga keanekaragaman hayati dapat tercapai.
Dengan berbagai manfaat yang dibawa, program ini berperan penting dalam upaya penanganan perubahan iklim, perlindungan ekosistem daratan, dan peningkatan kesejahteraan masyarakat lokal, yang juga merupakan salah satu langkah menuju pencapaian SDGs yang bernilai tinggi.