Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) mengadakan pertemuan penting dengan BPBD Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) pada Jumat, 20 Desember 2024. Agenda utama pertemuan yang dihadiri oleh perwakilan kedua belah pihak ini adalah membahas distribusi logistik serta mengidentifikasi berbagai kendala dalam manajemen logistik yang ada di masing-masing daerah. Langkah ini dianggap penting mengingat peran signifikan logistik dalam penanggulangan bencana.
Perwakilan dari BPBD Sulbar, yang terdiri dari Lelyana, Ardi Aco, Rendra Arifin, Suarni, dan Ayu Achriany Sopian, hadir dalam pertemuan tersebut. Kedatangan mereka disambut langsung oleh Sekretaris BPBD Sulsel, Devy Khadafi, yang menegaskan pentingnya koordinasi ini. "Koordinasi ini sangat penting untuk memastikan setiap proses distribusi logistik dapat dilakukan secara tepat waktu dan tepat sasaran, mengingat pentingnya bantuan logistik bagi masyarakat terdampak bencana," kata Devy.
Pertemuan berlangsung produktif dengan fokus menciptakan saling berbagi pengalaman antara kedua BPBD. Diskusi mencakup tantangan khusus yang dihadapi dalam distribusi bantuan logistik, terutama pada kondisi sulit saat penanggulangan bencana berlangsung. Kedua pihak juga membahas beberapa aspek penting terkait pengelolaan logistik, termasuk proses distribusi yang lebih efisien dan penguatan jaringan komunikasi antarinstansi.
Identifikasi potensi kendala yang bisa menghambat distribusi bantuan di wilayah terdampak bencana juga menjadi bagian dari agenda. Hal ini dilakukan untuk memastikan manajemen logistik berjalan lebih efektif dan efisien. Melalui koordinasi ini, diharapkan tercipta sinergi kuat antara BPBD Sulbar dan BPBD Sulsel untuk menghadapi situasi bencana yang sering tak terduga.
Secara terpisah, Pelaksana Tugas (Plt) Kalaksa BPBD Sulbar, Muhammad Yasir Fattah, menjelaskan bahwa koordinasi dengan BPBD Sulsel merupakan langkah strategis. Menurutnya, penting bagi kedua BPBD untuk berbagi pengalaman dan solusi terhadap tantangan yang dihadapi selama proses distribusi bantuan, terutama di wilayah-wilayah yang sulit dijangkau. "Kami memahami bahwa dalam menghadapi bencana, kecepatan dan ketepatan distribusi logistik menjadi kunci utama. Oleh karena itu, koordinasi ini akan sangat bermanfaat untuk mengidentifikasi potensi kendala, baik dari sisi infrastruktur, komunikasi, maupun sumber daya," ujar Yasir Fattah.
Yasir juga menekankan bahwa BPBD Sulbar berkomitmen untuk terus meningkatkan sistem manajemen logistik agar distribusi bantuan dapat berlangsung lebih efektif, efisien, dan tepat sasaran. "Dalam hal ini, sinergi antar daerah menjadi hal yang sangat penting untuk memastikan bantuan yang dikirimkan dapat sampai kepada masyarakat yang membutuhkan dengan cepat dan aman," tambahnya.
Kedua provinsi ini diharapkan dapat mencapai hasil yang lebih baik berkat koordinasi erat yang telah dilakukan. Sinergi antara BPBD Sulbar dan Sulsel diharapkan mampu meningkatkan efektivitas penanganan bencana lewat peningkatan efisiensi manajemen logistik.
Sebagai langkah awal, perbaikan jaringan komunikasi antara kedua provinsi telah dibahas, termasuk optimalisasi penggunaan teknologi untuk memantau dan mengelola distribusi logistik secara real-time. Ini mencakup penggunaan perangkat lunak untuk pemasok, logistik berbasis cloud, dan sistem pemantauan untuk mengurangi risiko kesalahan dalam penyaluran bantuan.
Selain itu, kedua BPBD sepakat untuk menyelenggarakan lebih banyak pelatihan bersama dan simulasi penanggulangan bencana agar tim siap menghadapi situasi mendesak yang membutuhkan kecepatan dan presisi dalam bertindak.
Langkah kolaboratif ini diharapkan menjadi contoh bagi daerah lain di Indonesia dalam penanggulangan bencana yang lebih terkoordinasi. Dengan demikian, distribusi bantuan dapat dilakukan dengan lebih efektif, membantu masyarakat terdampak bencana untuk dapat pulih lebih cepat. Pertemuan ini menandai sebuah langkah maju dalam manajemen penanggulangan bencana di tingkat regional dengan harapan dapat memberikan manfaat nyata bagi masyarakat di Sulawesi Barat dan Sulawesi Selatan.