Energi

Pemaksimalan Tenaga Nuklir dan Energi Terbarukan: Strategi Energi Baru Jepang untuk 2040

Pemaksimalan Tenaga Nuklir dan Energi Terbarukan: Strategi Energi Baru Jepang untuk 2040
Pemaksimalan Tenaga Nuklir dan Energi Terbarukan: Strategi Energi Baru Jepang untuk 2040

Pemerintah Jepang kini sedang merencanakan langkah besar dalam kebijakan energinya dengan memfokuskan pada pemaksimalan tenaga nuklir dan peningkatan energi terbarukan. Pada hari Rabu, panel ahli yang dibentuk oleh pemerintah menunjukkan dukungan yang kuat terhadap kebijakan baru ini. Rencana ini mengisyaratkan penggunaan energi terbarukan yang ditargetkan untuk memenuhi setengah dari kebutuhan listrik negara pada tahun 2040. Bersamaan dengan itu, Jepang berupaya memaksimalkan penggunaan tenaga nuklir untuk menyeimbangkan kebutuhan listrik, yang terus meningkat seiring dengan perkembangan teknologi kecerdasan buatan (AI) serta target dekarbonisasi yang ambisius.

Dukungan dari Panel Ahli

Panel yang terdiri dari 16 anggota, yang mencakup tokoh dari bidang bisnis, akademisi, dan masyarakat sipil, sebagian besar dikenal pro-nuklir. Mereka setuju dengan rancangan kebijakan yang disusun oleh Kementerian Perindustrian. Rancangan ini menyerukan kebijakan baru yang berfokus pada kembali mengaktifkan dan memaksimalkan tenaga nuklir di tengah kebijakan yang sebelumnya diterapkan pasca-krisis Fukushima Daiichi pada 2011. Krisis tersebut menyebabkan pergeseran besar penduduk dan menciptakan gelombang sentimen anti-nuklir.

Menurut Menteri Perindustrian Yoji Muto, yang juga hadir dalam pertemuan panel, strategi ini bertujuan untuk memperkuat ketahanan energi Jepang. "Bagaimana kita dapat menyediakan energi dekarbonisasi menentukan pertumbuhan Jepang di masa depan," kata Muto. "Sudah waktunya untuk berhenti membahas pilihan antara energi terbarukan dan energi nuklir. Kita perlu memaksimalkan penggunaan sumber daya terbarukan dan nuklir."

Target Energi untuk 2040

Dalam rencana tersebut, tenaga nuklir diharapkan dapat menyumbang 20% dari total pasokan energi Jepang pada tahun 2040, naik signifikan dari hanya 8,5% pada tahun sebelumnya. Di sisi lain, energi terbarukan ditargetkan untuk meningkat menjadi 40-50% dari hanya 22,9%. Energi batubara, yang sebelumnya hampir mendominasi dengan 70%, direncanakan untuk dikurangi menjadi 30-40%.

Rencana ini menggantikan kebijakan energi yang berlaku sejak 2021, yang menetapkan target 20-22% untuk tenaga nuklir, 36-38% untuk energi terbarukan, dan 41% dari bahan bakar fosil pada tahun 2030. Pergeseran strategi ini menandakan Jepang berkomitmen untuk mengikuti tren global dekarbonisasi dan mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil.

Tantangan dan Prospek

Akan tetapi, meski optimisme menyelimuti rencana ini, beberapa ahli menyoroti adanya tantangan yang signifikan. Salah satu tantangan terbesar adalah mengoperasikan kembali semua 33 reaktor nuklir di Jepang. Hingga saat ini, hanya 14 reaktor yang kembali berfungsi setelah bencana Fukushima. Pemeriksaan keamanan yang ketat oleh regulator nuklir juga dianggap memperlambat proses ini, sehingga diprediksi akan sulit mencapai target 20% pada tahun 2040.

Rancangan rencana energi ini juga mempertimbangkan pengembangan energi generasi mendatang, seperti baterai surya dan panel surya portabel. Namun, terdapat skenario risiko yang dipertimbangkan, termasuk kemungkinan investasi yang kurang dari yang diharapkan dan kesulitan dalam menurunkan biaya energi terbarukan.

Upaya Menuju Nol Emisi

Jepang telah menetapkan target ambisius untuk mencapai emisi nol bersih dari gas pemanas pada tahun 2050, dengan pengurangan sebesar 73% pada tahun 2040 dibandingkan tingkat emisi tahun 2013. Dengan kebijakan energi yang baru, Jepang berharap dapat mengurangi ketergantungannya pada bahan bakar fosil sambil mendorong penggunaan energi yang lebih bersih dan berkelanjutan.

Dalam konteks industri yang terus berkembang, seperti pusat data AI dan pabrik semikonduktor, permintaan energi rendah karbon meningkat pesat. Oleh karena itu, strategi energi baru ini dinilai bisa menjadi tonggak penting bagi Jepang dalam membangun masa depan energi yang berkelanjutan dan berdaya saing.

Mempercepat Reaktor dan Teknologi Baru

Sebagai bagian dari rencana tersebut, Jepang juga berencana untuk mempercepat operasi kembali reaktor yang sudah sesuai dengan standar keselamatan pasca-Fukushima dan mengusulkan pembangunan reaktor generasi berikutnya. Meski menuai kritik dan keraguan terhadap kelayakannya, Jepang berkomitmen untuk terus mengeksplorasi pengembangan reaktor canggih dan program pemrosesan ulang bahan bakar bekas untuk mencapai siklus bahan bakar nuklir sepenuhnya.

Melalui rencana ini, Jepang berusaha menyeimbangkan kebutuhan energinya dengan tanggung jawab lingkungan, berupaya menjaga ketahanan energi sementara juga berkontribusi pada upaya global melawan perubahan iklim. Rencana kebijakan ini menunjukkan langkah proaktif Jepang dalam menangani tantangan energi abad ke-21, menegaskan peran vital energi terbarukan dan nuklir dalam strategi jangka panjangnya.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index