PGN

PGN Gaungkan Urban Farming di Semarang, Edukasi dan Distribusi Bibit, Langkah Konkret Menjaga Ketahanan Pangan dan Lingkungan

PGN Gaungkan Urban Farming di Semarang, Edukasi dan Distribusi Bibit, Langkah Konkret Menjaga Ketahanan Pangan dan Lingkungan
PGN Gaungkan Urban Farming di Semarang, Edukasi dan Distribusi Bibit, Langkah Konkret Menjaga Ketahanan Pangan dan Lingkungan

SEMARANG - Urban farming atau pertanian urban semakin menjadi solusi multifungsi dalam menghadapi tantangan lingkungan dan sosial di era modern ini. Aktivitas ini bukan hanya melibatkan pertanian di perkotaan, tetapi juga meliputi seluruh sistem produksi pangan yang berlangsung di wilayah urban. Selain menyediakan pasokan pangan yang berkelanjutan, urban farming juga berperan penting dalam pelestarian lingkungan, terutama di daerah yang menghadapi tekanan besar dari pembangunan perkotaan.

Salah satu contoh nyata urban farming bisa dilihat di Desa Nglarang, Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang. Daerah ini memasukkan urban farming sebagai solusi dalam menanggulangi isu peralihan fungsi lahan yang banyak ditujukan untuk pembangunan perumahan. Mengingat posisi strategis Kecamatan Gunungpati di Semarang bagian atas yang difungsikan sebagai kawasan konservasi dan pendidikan —sebagaimana tercantum dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Semarang 2010-2030— urban farming menjadi usaha penting untuk mempertahankan fungsi ekologis tanah sebagai daerah resapan air.

Pelaksana Tugas (Plt) Camat Gunungpati, Al Frida Very Sanavel, menekankan peran urban farming dalam mengatasi tantangan yang dihadapi wilayahnya. “Jika semua lahan tertutup dengan semen, air akan lari ke pusat kota sehingga menyebabkan banjir. Resapan air pun berkurang,” ujarnya dalam acara bertajuk “Urban Farming: Talkshow Edukasi dan Pembagian Bibit Tanaman” di Desa Nglarang, Jumat (20/12/2024). Acara ini diinisiasi oleh PT Perusahaan Gas Negara (PGN) Tbk dan National Geographic Indonesia.

Di acara tersebut, PGN bersama National Geographic Indonesia mengambil inisiatif dengan mendistribusikan bibit tanaman produktif seperti durian, rambutan, jeruk baby, alpukat, kelengkeng, dan salam. Langkah ini dinilai penting oleh Very untuk memastikan ketahanan pangan daerah. “Isu pangan merupakan isu yang sangat penting dalam suatu negara. Sebab, pangan adalah kebutuhan yang sangat penting,” tegasnya.

Selain upaya mempertahankan lahan resapan air, inisiatif urban farming juga diharapkan bisa menambah ketersediaan pangan lokal. Penyuluh Kehutanan Mahir dari Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Tengah, Mohamad Djudi, mengatakan, “Ketahanan pangan bisa terjaga. Apalagi, tanaman produktif tersebut bisa ditanam di sekitar rumah sehingga bisa langsung dimanfaatkan untuk kebutuhan sehari-hari.”

Pada kesempatan tersebut, Djudi memberikan edukasi kepada masyarakat setempat mengenai praktik penanaman alpukat yang optimal, di antaranya dengan memaksimalkan penggunaan pupuk organik dan sumur resapan untuk menunjang pertumbuhan tanaman. “Pupuk organik dari kotoran kambing, misalnya, punya tingkat keasaman yang cenderung stabil sehingga bisa mengoptimalkan pertumbuhan tanaman,” tambahnya.

Sumur resapan diidentifikasi sebagai elemen penting dalam menjaga ketersediaan air bagi tanaman. Kepala Cabang Dinas Kehutanan Wilayah 3 Provinsi Jawa Tengah, Puji Harini, menyatakan bahwa sumur resapan dapat menjamin kecukupan air untuk tanaman, yang sangat kritis di tengah perubahan iklim dan meningkatnya kebutuhan air di perkotaan.

PGN sebagai salah satu pelopor pemanfaatan gas bumi di Indonesia melihat urban farming sebagai langkah strategis yang juga mendukung komitmen perusahaan dalam menjaga kelestarian lingkungan. Dukungan PGN terhadap urban farming tidak hanya berhenti pada distribusi bibit, tetapi juga meliputi pembinaan dan dukungan teknologi serta akses pasar bagi hasil pertanian masyarakat.

Kecamatan Gunungpati, dengan karakteristiknya sebagai kawasan konservasi, memberikan contoh bagaimana kolaborasi antara pemerintah daerah, perusahaan, dan masyarakat dapat memberikan dampak nyata dalam penyelesaian masalah sosial dan lingkungan. Edukasi yang terus-menerus serta program berkelanjutan diyakini dapat memperkuat kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga lingkungan sekaligus meningkatkan kesejahteraan hidup mereka.

Dengan menerapkan urban farming, masyarakat Gunungpati dan sekitarnya diharapkan dapat membangun ketahanan pangan yang kokoh selain turut berpartisipasi dalam pelestarian lingkungan. Inisiatif ini menjadi model yang dapat diadopsi oleh daerah lain yang menghadapi tantangan serupa, yakni konversi lahan serta kebutuhan akan solusi praktis dalam menghadapi dampak urbanisasi yang masif.

Urban farming bukan hanya tentang menanam tanaman di tengah kota, melainkan gerakan untuk memperkuat ketahanan masyarakat dan menjaga ekosistem dalam menghadapi tantangan zaman yang semakin kompleks. Dengan demikian, keberhasilan urban farming di Gunungpati melalui dukungan PGN memberikan inspirasi serta harapan baru bagi urbanisasi hijau yang lebih berkelanjutan.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index