BATAM - Badan Pengusahaan (BP) Batam dan PT Batam Sarana Surya semakin memperjelas langkah strategis mereka dalam pengembangan energi hijau di Pulau Batam. Kedua pihak secara resmi menandatangani Adendum Kedua Penyediaan Infrastruktur Genangan Waduk Duriangkang pada sebuah acara yang diselenggarakan di Kantor Perwakilan Jakarta. Langkah ini menegaskan dukungan BP Batam terhadap pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) sebagai komponen vital dari Energi Baru Terbarukan (EBT).
Waduk Duriangkang, bersama dengan Waduk Tembesi, menjadi fokus utama sebagai pusat pengembangan energi hijau. Dengan inisiatif ini, diharapkan mampu memberikan solusi kebutuhan listrik industri di kawasan Batam. Anggota Bidang Pengusahaan BP Batam, Wan Darussalam, menekankan pentingnya proyek ini dalam meningkatkan daya tarik Batam di mata investor internasional. "Penandatanganan ini menjadi tonggak awal dalam perjalanan pengembangan energi hijau di Batam. Kami berharap proyek PLTS ini dapat meningkatkan daya saing Batam sebagai destinasi investasi unggulan di Indonesia," ujar Wan Darussalam.
Selain itu, Wan Darussalam juga menekankan bahwa keberhasilan proyek PLTS ini diharapkan bisa memposisikan Batam sebagai smart city yang sepenuhnya memanfaatkan energi hijau. "Kami ingin Batam tumbuh sebagai smart city yang sepenuhnya memanfaatkan energi hijau," tambahnya. Lebih jauh, ia menjelaskan tentang dampak positif yang akan dihasilkan, tidak hanya terhadap lingkungan, tetapi juga terhadap perekonomian lokal seperti penciptaan lapangan kerja baru. "Proyek ini akan menjadi pusat pertumbuhan ekonomi baru. Kami optimis realisasinya akan berjalan lancar dan membawa manfaat besar," katanya.
Acara penandatanganan ini turut dihadiri sejumlah pejabat penting BP Batam, termasuk Wakil Kepala BP Batam, Purwiyanto; Anggota Bidang Kebijakan Strategis BP Batam, Enoh Suharto Pranoto; Direktur Badan Usaha SPAM BP Batam, Denny Tondano; Kepala Biro Hukum dan Organisasi BP Batam, Alex Sumarna; serta Direktur Evaluasi dan Pengendalian BP Batam, Asep Lili Holilulloh. Kehadiran berbagai pihak ini memperlihatkan komitmen kolektif dari BP Batam untuk mendorong pembangunan berkelanjutan dan transformasi Batam sebagai pusat investasi berbasis energi hijau di Indonesia.
Pembangunan PLTS di Waduk Duriangkang dilihat sebagai langkah konkret BP Batam dalam menjawab tantangan global terkait perubahan iklim dan kebutuhan akan sumber energi yang lebih bersih dan terbarukan. Proyek ini bukan hanya bertujuan untuk memenuhi kebutuhan energi lokal tetapi juga berpotensi menjadi model bagi daerah lain dalam mengembangkan kapasitas energi hijau.
Dengan merealisasikan inisiatif ini, BP Batam bertujuan untuk meningkatkan kapasitas produksi energi mereka, yang mana hal ini akan berimplikasi langsung pada daya saing industri di Batam. Dengan adanya energi murah dan ramah lingkungan, industri di Batam diharapkan dapat beroperasi lebih efektif dan efisien, memberikan keunggulan kompetitif di pasar global.
Pengembangan energi hijau ini tidak hanya akan mengurangi ketergantungan terhadap sumber energi fosil tetapi juga memberikan dampak lingkungan yang positif. Emisi karbon diharapkan menurun signifikan seiring dengan implementasi PLTS ini. Hal ini menjadi salah satu wujud nyata dari komitmen BP Batam dalam mendukung kampanye pengurangan emisi karbon yang merupakan isu krusial secara global.
Sebagai salah satu pintu utama perdagangan dan investasi di Indonesia, penguatan infrastruktur energi di Batam memang sudah sangat diperlukan. Dengan dukungan dari PT Batam Sarana Surya, diharapkan proyek ini dapat dijalankan secara efektif dan mencapai tujuan yang diinginkan dalam jangka panjang.
Inisiatif pengembangan energi hijau ini merefleksikan visi BP Batam untuk menjadi pelopor dalam penggunaan energi terbarukan di Indonesia. Dengan mengedepankan teknologi PLTS, BP Batam tidak hanya berkontribusi pada lingkungan yang lebih bersih tetapi juga memberi kesempatan lebih luas bagi inovasi dan perkembangan industri berbasis teknologi hijau.
Langkah ini juga berpotensi membuka peluang investasi baru, dengan Batam menjadi magnet bagi perusahaan-perusahaan yang mencari lokasi dengan infrastruktur hijau yang memadai. Dengan demikian, pembangunan yang berlandaskan pada sustainability akan semakin menguatkan posisi Batam di peta ekonomi global, menjadikannya sebagai tujuan investasi yang bukan hanya ekonomis tetapi juga bertanggung jawab secara sosial dan lingkungan.
Melalui penandatanganan adendum ini, BP Batam secara tegas menunjukkan komitmennya untuk menghadirkan perubahan positif yang berkelanjutan dan sejalan dengan agenda pemerintah dalam menjadikan Indonesia sebagai pusat ekonomi berkelanjutan di kawasan Asia.