ESDM

Kementerian ESDM Pastikan Keamanan Geologi Selama Libur Natal dan Tahun Baru: Tujuh Gunung Api di Status Siaga

Kementerian ESDM Pastikan Keamanan Geologi Selama Libur Natal dan Tahun Baru: Tujuh Gunung Api di Status Siaga
Kementerian ESDM Pastikan Keamanan Geologi Selama Libur Natal dan Tahun Baru: Tujuh Gunung Api di Status Siaga

JAKARTA - Menjelang periode libur Natal 2024 dan Tahun Baru 2025, perhatian ekstra diberikan terhadap kondisi kegeologian di Indonesia. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melaporkan bahwa terdapat tujuh gunung api yang berstatus Siaga atau Level III. Upaya pengawasan intensif dilakukan untuk menjamin keselamatan dan keamanan masyarakat, sebagaimana disampaikan oleh Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia.

Dalam kunjungannya ke Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Merapi di Kaliurang, Sleman, pada Minggu, 29 Desember 2024, Menteri Bahlil Lahadalia menyatakan tekadnya untuk memantau dan memastikan keamanan aktivitas vulkanik selama masa liburan yang dikenal padat tersebut. “Saya bersama Pak Gandung Pardiman dari Komisi XII DPR RI dan Kepala Badan Geologi Muhammad Wafid datang untuk memastikan keaktifan gunung api di seluruh Indonesia terpantau dengan baik. Status Gunung Merapi saat ini berada di Level III (Siaga). Jadi, masyarakat yang ingin berwisata ke daerah pegunungan tidak ada masalah,” ujar Bahlil dalam keterangan resminya.

Tujuh Gunung Api di Status Siaga

Keadaan siaga diterapkan kepada tujuh gunung api, termasuk Gunung Awu, Karangetang, dan Lokon di Sulawesi Utara. Selain itu, ada juga Gunung Iya dan Lewotobi Laki-laki di Nusa Tenggara Timur, Gunung Ibu di Maluku Utara, serta Gunung Merapi di Yogyakarta. Kementerian ESDM melalui Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menerapkan pengawasan ketat terhadap aktivitas vulkanik di seluruh Indonesia sebagai respons atas arahan Presiden RI Prabowo Subianto.

"Semuanya kita pantau terus. Jadi di semua tempat, kemarin saya di Cilegon, saya juga (memantau) Gunung Krakatau. Jadi setiap ke daerah, saya menyempatkan diri untuk mengecek di pos-pos yang ada," tambah Bahlil. Hal ini menunjukkan betapa seriusnya pemerintah dalam menangani potensi ancaman vulkanik guna melindungi masyarakat.

Pemantauan Intensif Vulkanik

Kepala Badan Geologi, Muhammad Wafid, menegaskan bahwa pemantauan dilakukan secara berkelanjutan tanpa terfokus hanya pada masa libur Nataru. "Seluruh gunung api kita pantau termasuk di daerah-daerah wisata. Semuanya memang dalam pantauan. Meskipun tidak Nataru tetap dalam pantauan," ujarnya. Pemantauan ini memberikan jaminan bagi keamanan dan kesiapsiagaan pemerintah dalam merespons setiap perubahan aktivitas gunung api.

Menyoroti Gunung Merapi, Wafid memberikan peringatan khusus kepada masyarakat yang tinggal di sekitar aliran sungai, seperti Kali Gendol, Kali Boyong, dan Kali Kuning. Dengan curah hujan yang tinggi selama musim hujan, terdapat ancaman aliran material vulkanik dari puncak Merapi. "Masyarakat yang bermukim di sekitar aliran sungai yang berhulu di bagian puncak Gunung Merapi diimbau untuk mewaspadai terjadinya banjir lahar," tegasnya.

Komitmen Pemerintah dalam Mitigasi Bencana

Pengawalan intensif terhadap aktivitas gunung api menunjukkan komitmen pemerintah dalam memitigasi potensi bencana alam. Tidak hanya pada masa liburan panjang, tetapi juga sepanjang waktu guna melindungi masyarakat dari ancaman vulkanik. Upaya ini bertujuan untuk menekan risiko serta meminimalkan dampak yang mungkin timbul akibat letusan gunung berapi.

Pengawasan yang intensif terhadap aktivitas gunung api di seluruh Indonesia ini bukan hanya demi keselamatan masyarakat tetapi juga untuk memastikan kenyamanan bagi wisatawan yang berencana untuk berlibur ke destinasi pegunungan. Dengan pemantauan yang cermat, kenyamanan dan keamanan para wisatawan selama menikmati keindahan alam Indonesia dapat terjamin.

Dengan demikian, melalui kolaborasi antara Kementerian ESDM, PVMBG, dan Badan Geologi, upaya pemantauan dan mitigasi bencana yang diintensifkan diharapkan mampu menjaga stabilitas dan keamanan geologi di berbagai daerah rawan bencana. Kesiapsiagaan ini menjadi bukti nyata langkah preventif pemerintah dalam membangun kesadaran dan tindakan cepat terhadap potensi ancaman vulkanik, agar masyarakat tetap terlindungi dan aman, terutama saat menikmati liburan Nataru.

Sebagai langkah antisipatif, warga di sekitar area rawan diimbau mengikuti instruksi dari pihak berwenang dan tetap waspada terhadap perkembangan informasi terkini tentang aktivitas gunung api. Dengan kerjasama dan komunikasi yang baik antara pemerintah dan masyarakat, potensi risiko bencana dapat diminimalisir secara efektif.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index