Penyeberangan

Cuaca Ekstrem Mengganggu Penyeberangan Wisatawan di Serangan, Bali

Cuaca Ekstrem Mengganggu Penyeberangan Wisatawan di Serangan, Bali
Cuaca Ekstrem Mengganggu Penyeberangan Wisatawan di Serangan, Bali

DENPASAR - Cuaca ekstrem melanda kawasan wisata Bali, mengakibatkan terganggunya aktivitas penyeberangan wisatawan di kawasan Serangan, Denpasar. Dalam dua pekan terakhir, intensitas wisatawan yang biasanya membeludak menuju destinasi seperti Nusa Lembongan, Nusa Penida, dan Gili Trawangan di Lombok Utara mengalami penurunan drastis.

Kondisi ini berimbas buruk pada harapan pelaku pariwisata akan memanfaatkan momentum libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) sebagai saat menguntungkan untuk menarik kunjungan wisatawan. "Namun karena faktor alam, banyak wisatawan yang batal menyeberang," jelas I Nyoman Turut, Ketua Baga Utsaha Manunggal Desa Adat/BUMDA Serangan.

Wisatawan yang ingin menuju Nusa Lembongan atau Gili Trawangan biasanya memanfaatkan layanan fast boat dari Pelabuhan Sira Angen, Serangan. Di kala cuaca normal, keberangkatan dimulai pukul 08.00 WITA. Namun, belakangan ini cuaca yang tidak menentu membuat jadwal penyeberangan menjadi tidak pasti. Perubahan waktu keberangkatan kini harus menyesuaikan dengan rekomendasi dari syahbandar, bahkan adakalanya tidak ada penyeberangan sama sekali.

"Keputusan tetap bergantung kepada rekomendasi syahbandar," jelas Nyoman Turut. Ia menekankan pentingnya mengutamakan keamanan dan keselamatan penumpang di atas segala hal. "Apabila syahbandar tidak mengizinkan penyeberangan, maka operator atau perusahaan fast boat akan mematuhi aturan tersebut." Kondisi cuaca yang melibatkan angin kencang, gelombang tinggi, dan hujan deras sangat mengganggu visibilitas di tengah laut, sehingga jarak pandang menjadi sangat terbatas dan membahayakan.

Menurut penuturan Nyoman Turut, jumlah wisatawan yang menyeberang saat ini turun drastis hingga lebih dari setengah dari prakiraan kunjungan yang biasanya berkisar antara 1.800 hingga 2.000 orang per hari. "Saat ini mungkin hanya ada sekitar 600 wisatawan per hari yang menyeberang," ujarnya.

Dampak dari penurunan kunjungan ini tidak hanya dirasakan oleh operator penyeberangan, tapi juga pelaku ekonomi kecil di sekitar kawasan dermaga, seperti pedagang suvenir, buah, dan minuman. Mereka sangat bergantung pada ramainya pengunjung untuk mendapatkan pemasukan. Selain itu, retribusi dari Pelabuhan Sira Angen, Serangan, juga menurun seiring dengan berkurangnya aktivitas penyeberangan.

Kondisi cuaca yang tak menentu ini menciptakan tantangan tersendiri. "Kami berharap cuaca segera normal kembali, agar penyeberangan wisatawan di Pelabuhan Sira Angen bisa pulih seperti sedia kala," tambah Nyoman Turut penuh harap. Pulihnya kondisi penyeberangan diharapkan dapat mengembalikan roda perekonomian yang terhenti sementara di kawasan ini.

Menghadapi kondisi tidak menentu ini, semua pihak yang terkait dalam industri pariwisata di Serangan, mulai dari pelaku usaha hingga masyarakat setempat, bersatu dalam doa agar cuaca segera bersahabat. Normalnya keadaan ini menjadi harapan bersama agar ekonomi kembali menggeliat, tidak hanya di Pelabuhan Sira Angen, Serangan, tapi juga di wilayah sekitarnya.

Cuaca merupakan satu dari sekian banyak faktor yang mempengaruhi dinamika pariwisata di Bali. Adaptasi cepat dan koordinasi yang efisien antara otoritas maritim, pelaku usaha, dan pemerintah daerah menjadi kunci penting dalam memitigasi dampak buruk cuaca ekstrem terhadap sektor yang menjadi nadi perekonomian Bali ini. Sementara itu, keselamatan penumpang tetap menjadi prioritas utama dalam setiap keputusan untuk melanjutkan atau menunda penyeberangan.

Keberlangsungan pariwisata di Bali, khususnya untuk jalur penyeberangan dari dan menuju kawasan Serangan, amat sangat bergantung pada keandalan informasi cuaca dan kesiapsiagaan semua pihak dalam menyikapi perubahan kondisi alam yang sering tidak terduga. Dengan demikian, diharapkan para wisatawan tetap dapat merasakan keindahan dan keunikan pulau Bali yang sudah terkenal mendunia ini.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index