Energi

Target Energi Bersih Indonesia: Meraih Tujuan Ambisius Melalui Pemanfaatan Tenaga Surya dan Angin

Target Energi Bersih Indonesia: Meraih Tujuan Ambisius Melalui Pemanfaatan Tenaga Surya dan Angin
Target Energi Bersih Indonesia: Meraih Tujuan Ambisius Melalui Pemanfaatan Tenaga Surya dan Angin

Indonesia berkomitmen untuk meningkatkan bauran energi baru terbarukan (EBT) secara signifikan hingga mencapai 75,6 gigawatt (GW) pada tahun 2060. Target ambisius yang dituangkan dalam Rencana Umum Ketenagalistrikan Nasional (RUKN) 2024-2060 ini menjadikan pemanfaatan tenaga surya dan angin sebagai pilihan strategis untuk mencapainya lebih cepat. Langkah ini sejalan dengan upaya global dalam memerangi perubahan iklim dan mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil.

Potensi Tenaga Surya di Indonesia

Menurut penelitian dari Centre for Research on Energy and Clean Air (CREA), Indonesia memiliki potensi besar dalam mengembangkan tenaga surya. Diperkirakan ada 16,5 GW proyek tenaga surya prospektif yang siap dikembangkan di Indonesia, jauh melebihi target yang diuraikan dalam Just Energy Transition Partnership (JETP) dengan kapasitas 3,1 GW dan target nasional 12,8 GW pada tahun 2030.

Katherine Hasan, seorang analis CREA, menyoroti bahwa percepatan pengembangan proyek tenaga surya ini harus menjadi prioritas. "Meningkatkan kapasitas energi terbarukan Indonesia hingga empat kali lipat pada dekade berikutnya penting untuk memastikan Indonesia tidak hanya mencapai,target jangka pendek tetapi juga bersiap untuk tantangan jangka panjang," ujar Katherine dalam keterangan tertulisnya pada Selasa, 4 Februari 2025.

Tantangan dan Prospek Pengembangan Energi Angin

Di sisi lain, meskipun Indonesia memiliki potensi besar dalam pengembangan energi angin, realisasi proyek-proyek ini masih di bawah ekspektasi. Indonesia baru memiliki 2,5 GW proyek prospektif, jauh di bawah target 4,8 GW pada tahun 2030 yang ditetapkan dalam RUKN. Kesenjangan ini menyiratkan kebutuhan mendesak untuk meningkatkan iklim investasi yang menarik bagi proyek energi angin.

"Dengan memetakan proyek pembangkit listrik tenaga surya dan angin mana yang secara realistis dapat dilaksanakan sebelum 2030, Indonesia dapat melampaui target RUKN saat ini," tambah Katherine.

Proyek Energi Baru Terbarukan: Langkah-langkah Ke Depan

Proyek prospektif 45 GW yang telah masuk ke tahap konstruksi, pra-konstruksi, dan pengumuman ini harus diprioritaskan untuk merealisasikan target yang ambisius ini. Namun, hanya 30,6 GW yang sudah mendapatkan jadwal mulai, sementara sisanya masih menunggu kepastian.

Menurut Katherine, jika proyek ini terlaksana, kapasitas pembangkit listrik Indonesia bisa mencapai 58,5 GW atau 77% dari target RUKN 2035 sebesar 75,6 GW. Oleh karena itu, tambahan 18 GW masih diperlukan agar target tahun 2035 dapat dicapai. Indonesia harus mengintegrasikan pengembangan proyek energi terbarukan ini ke dalam perencanaan nasional.

Tantangan dari Energi Fosil

Analis Utama CREA, Lauri Myllyvirta, menyoroti bahwa meskipun ada komitmen untuk meningkatkan energi terbarukan, porsi energi fosil dalam RUKN tetap signifikan. Dalam rencana jangka panjang tersebut, energi dari batu bara masih mencakup 41%, sementara gas sekitar 17% hingga tahun 2040. Rendahnya porsi energi terbarukan ini memicu kekhawatiran tentang kemampuan Indonesia memenuhi target transisi energi bersih.

“Dibandingkan dengan jalur hemat biaya yang dimodelkan di laporan IPCC AR6 untuk sistem listrik Indonesia bebas fosil pada 2060, RUKN sangat kurang berinvestasi di energi terbarukan yang fluktuatif seperti surya dan angin," tegas Lauri.

Mengadopsi pendekatan yang lebih agresif dalam memanfaatkan energi surya dan angin merupakan langkah penting untuk mempercepat transisi energi bersih di Indonesia. Dukungan pemerintah, kebijakan yang menguntungkan, dan sektor swasta yang dinamis menjadi elemen kunci untuk merealisasi proyek-proyek besar ini.

Visi bebas fosil Presiden Prabowo Subianto dan target RUKN merupakan kesempatan emas bagi Indonesia untuk mengubah arah dan meningkatkan perannya dalam upaya global memerangi perubahan iklim. Integrasi berbagai teknologi baru serta investasi pada proyek energi terbarukan dapat menjembatani kesenjangan dan memastikan masa depan energi bersih di Indonesia.

Pendekatan kolaboratif yang melibatkan stakeholder, pemerintah, dan masyarakat global sangat penting untuk mencapai target ambisius ini. Dengan demikian, Indonesia dapat menjadi pionir dalam pengembangan energi bersih di Asia Tenggara, sekaligus memastikan keberlanjutan lingkungan hidup bagi generasi mendatang.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index