Batu Bara

Terjangan Cuaca Ekstrem di NTT: Kapal Tongkang Batubara Tenggelam, Banjir Ekstrem Renggut Nyawa

Terjangan Cuaca Ekstrem di NTT: Kapal Tongkang Batubara Tenggelam, Banjir Ekstrem Renggut Nyawa
Terjangan Cuaca Ekstrem di NTT: Kapal Tongkang Batubara Tenggelam, Banjir Ekstrem Renggut Nyawa

Bencana cuaca ekstrem melanda wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT), dengan kejadian dramatis terdamparnya kapal tongkang penuh batubara di Pantai Maurole, Kabupaten Ende hingga kejadian banjir mematikan dan longsor di beberapa tempat lainnya. Pada Jumat, 31 Januari 2025 dini hari, Pantai Maurole dikejutkan dengan terdamparnya Kapal Tugboat Nusa Bahari Perkasa Perdana (NBP Perdana) yang membawa tongkang sarat batubara seberat 5.150 ton.

Iptu Syaiban, Kapolsek Maurole, mengungkapkan melalui sambungan telepon bahwa kondisi cuaca memburuk sejak Senin, 27 Januari 2025, saat kapal tersebut bersandar di Pelabuhan Jeti belakang PLTU Ropa. "Cuaca buruk menyebabkan tali bolder kapal putus, membuat kapal harus segera ditarik ke lokasi lebih aman," jelasnya.

Meski dilakukan upaya untuk menghindar dari gelombang besar, pada 31 Januari gelombang tinggi menyeret kapal tersebut hingga terdampar di pantai. Posisi kapal berada di tepi pantai dalam keadaan miring dan terendam air laut. "Beruntung semua awak kapal dievakuasi dalam keadaan selamat ke rumah warga terdekat," terang Iptu Syaiban.

Tantangan Keselamatan Laut dan Respons Segera

Kejadian ini mendorong perhitungan ulang terkait keselamatan maritim di tengah cuaca ekstrem. Evakuasi yang cepat dari penduduk membantu menyelamatkan beberapa anak buah kapal yang terperangkap. Kapten kapal dan barang-barang berharga lainnya juga berhasil diselamatkan, meski kapal tersebut sebagian besar telah rusak karena hantaman ombak dan terumbu karang.

Iptu Syaiban menambahkan, "Pemilik kapal telah dihubungi untuk proses evakuasi kapal yang terdampar, sekaligus pertimbangan langkah-langkah lanjutan untuk memastikan keselamatan di laut." Sementara itu, tim Sihumas Polres Ende terus berkoordinasi dengan agen dan pemilik kapal untuk penanganan lebih lanjut.

Pukulan Banjir Ekstrem di Kabupaten Kupang

Sementara insiden di laut berlangsung, daratan NTT tidak luput dari dampak destruktif cuaca. Desa Oebelo, Kecamatan Kupang Tengah, mengalami banjir hebat yang merendam puluhan rumah warga. Kepala Dinas Sosial Kabupaten Kupang, Drs. Saryaskus Paulus Liu, menyatakan keprihatinannya terhadap kondisi balita dan warga disabilitas yang terjebak di area dampak banjir.

"Dengan ancaman keselamatan warga yang semakin meningkat, evakuasi menjadi langkah prioritas bila kondisi air tidak surut segera," katanya. Bantuan makanan siap saji dan sembako telah dipersiapkan untuk didistribusikan ke warga yang membutuhkan, dengan rumah ibadah siap dijadikan posko pengungsian.

Mengatasi Infrastruktur yang Terkendala Cuaca

Curah hujan yang terus meningkat juga mengancam stabilitas infrastruktur penting di wilayah ini. Sebuah jembatan di Desa Tominuku, Kabupaten Alor, mengalami kerusakan parah sehingga memutus akses penting yang menghubungkan beberapa kecamatan, termasuk Alor Tengah Utara.

Yohanis Atamai, seorang anggota DPRD Kabupaten Alor, mengungkapkan kekhawatiran mengenai penanganan infrastruktur yang terlalai. "Kami telah berulang kali menyampaikan pentingnya tanggap cepat untuk perbaikan jembatan ini agar mobilitas warga tidak terusik, terutama dalam situasi darurat," ujarnya.

Peran BMKG dalam Memantau Cuaca Ekstrem

BMKG Stasiun Meteorologi Kelas II El Tari Kupang turut memberikan peringatan penting tentang persisten cuaca ekstrem yang melanda wilayah NTT. Kepala BMKG, Sti Nenotek, meramalkan kondisi ini berpotensi berlangsung hingga 3 Februari, disertai hujan dengan intensitas tinggi yang dapat memicu banjir dan longsor susulan.

"Masyarakat diimbau waspada terhadap kemungkinan curah hujan tinggi, terutama di wilayah rentan seperti Kota Kupang dan sekitarnya," kata Nenotek.

Dampak Sosial dan Tanggap Darurat

Badai dan banjir tidak hanya menyentuh sisi material, tetapi juga membawa duka mendalam bagi masyarakat NTT. Kasus tragis seperti tewasnya Thomas Otemusu akibat terseret arus banjir menjadi pengingat akan rapuhnya keselamatan manusia di hadapan bencana alam.

Smith Roberth Yorhans Fanggi dari BPBD Kupang menghimbau masyarakat, "Ketika intensitas hujan tinggi dan durasinya panjang, warga diharap segera berpindah ke tempat aman untuk menghindari risiko yang tak diinginkan."

Melalui penanganan komprehensif dan kolaborasi antar lembaga, diharapkan tantangan cuaca ekstrem kali ini dapat dilalui dengan meminimalkan korban jiwa dan kerugian harta benda, sambil menyiapkan masyarakat dan infrastruktur yang lebih tangguh terhadap bencana di masa depan.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index