Dalam upaya untuk lebih mengukuhkan posisinya sebagai pemain utama dalam industri nikel global, Pemerintah Indonesia melalui Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) berencana memulai perdagangan nikel di Bursa Berjangka Indonesia. Langkah strategis ini bertujuan untuk memformulasikan harga acuan nikel domestik, yang selama ini masih tergantung pada pasar luar negeri.
Pembentukan Harga Acuan Nikel: Upaya Mandiri Indonesia
Menurut Kepala Bappebti, Tirta Karma Senjaya, dengan memiliki harga acuan sendiri, Indonesia berharap dapat menyeimbangkan posisi tawar komoditas nikel di kancah internasional. "Saat ini, harga nikel masih mengacu pada bursa luar negeri, sehingga diperlukan harga referensi sendiri. Salah satu instrumen untuk mewujudkannya adalah melalui perdagangan berjangka komoditi (PBK)," kata Tirta dalam sebuah pernyataan tertulis, Senin, 3 Februari 2025. Ini merupakan langkah konkret untuk memperkuat kedaulatan ekonomi Indonesia di pasar global.
Nikel, yang merupakan komponen penting dalam industri baterai kendaraan listrik (EV), menjadi komoditas dengan fluktuasi harga yang tinggi. Hal ini menjadikannya ideal untuk diperdagangkan di bursa berjangka. "Dari sisi harga, nikel tergolong komoditas dengan tingkat fluktuasi tinggi. Oleh karena itu, nikel ideal untuk diperdagangkan di bursa berjangka," tambah Tirta.
Dukung Hilirisasi dan Ekspansi Pasar Ekspor
Langkah ini sejalan dengan upaya pemerintah mendorong hilirisasi dan penguatan pasar dalam negeri, serta peningkatan pasar ekspor. Indonesia yang dikenal sebagai eksportir nikel terbesar di dunia, dengan kontribusi sebesar 55 persen dari produksi nikel primer global pada tahun 2023, memanfaatkan momentum ini untuk meningkatkan daya saing dalam ranah internasional.
Veriyadi, Dosen Fakultas Pertambangan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta sekaligus Tenaga Ahli Bappebti, mengungkapkan bahwa perdagangan besar besaran dan keragaman produk adalah modal besar bagi Indonesia. “Indonesia merupakan eksportir nikel terbesar di dunia dan berkontribusi sebesar 55 persen dari produksi nikel primer dunia pada 2023," ujar Veriyadi. "Produk nikel Indonesia beragam seperti feronikel, nickel pig iron (NPI), dan nikel matte yang perlu ditentukan harga referensinya. Harga nikel juga fluktuatif dan telah mengalami empat kali gelembung sejak 2004.”
Tantangan Transparansi dan Stabilitas Harga
Ketika berbicara tentang tantangan, Veriyadi menekankan pentingnya transparansi dan keakuratan dalam penetapan harga. Pemerintah harus memastikan harga yang ditetapkan mencerminkan kondisi fisik komoditas secara objektif. "Proses penetapan harga melibatkan pembeli, penjual, pedagang (trader), dan lembaga keuangan," papar Veriyadi. Selain tantangan internal, harga nikel juga tidak lepas dari pengaruh isu geopolitik yang bisa memicu premi harga serta kebijakan politik global yang memegang peranan penting.
Analisis Mendalam Diperlukan
Mengelola dampak dari volatilitas harga nikel memerlukan kajian dan analisis yang mendalam. United States Geological Survey melaporkan bahwa produksi nikel di Indonesia mencapai 1,8 juta ton dari total 3,6 juta ton produksi dunia pada 2023. Sebagian besar nikel ini berasal dari kawasan Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Maluku Utara.
Prospek Perdagangan Nikel Indonesia
Sebagai eksportir nikel terbesar, hubungan dagang Indonesia dengan negara utama seperti China, Jepang, Norwegia, Belanda, dan Korea Selatan, menawarkan prospek besar bagi perdagangan nikel di pasar internasional. Kementerian Perdagangan mencatat kontribusi Indonesia yang substansial dalam menyediakan kebutuhan nikel bagi banyak negara, terutama dalam menopang industri baterai kendaraan listrik yang sedang meningkat pesat.
Dengan langkah inovatif ini, perdagangan nikel di Bursa Berjangka Indonesia diharapkan dapat memberikan efek domino atau multiplier effect yang positif baik bagi ekonomi domestik maupun bagi kapasitas Indonesia dalam berkompetisi di pasar nikel dunia.
Langkah Strategis untuk Kemandirian Ekonomi
Langkah ini bukan hanya penting bagi industri nikel domestik tetapi juga bagi seluruh ekosistem industri komoditas di Indonesia. Pendekatan proaktif dan visi jangka panjang dalam mengatur perdagangan nikel diharapkan bisa membuahkan hasil yang signifikan, menjadikan Indonesia lebih mandiri dan kompetitif di arena perdagangan komoditi global. Keberhasilan strategi ini dapat membuka jalan bagi komoditas lain untuk mengikuti jejak yang sama, menciptakan ekonomi yang lebih tangguh dan berkelanjutan di masa depan.
Dengan demikian, pembentukan harga acuan nikel di bursa domestik ini merupakan tonggak penting bagi Indonesia dalam memperkuat posisi ekonomi dan meningkatkan daya saing global. Langkah ini memberi peluang besar bagi pertumbuhan industri nikel yang lebih inklusif, efisien, dan berkelanjutan. Keputusan pemerintah Indonesia untuk memperdagangkan nikel di bursa domestik menjadi langkah awal yang menjanjikan ke arah perekonomian nasional yang lebih stabil dan mandiri.