Transportasi

Banjir Bandang di Wera Melumpuhkan Transportasi: Dua Jembatan Ambruk dan Aktivitas Warga Terhenti

Banjir Bandang di Wera Melumpuhkan Transportasi: Dua Jembatan Ambruk dan Aktivitas Warga Terhenti
Banjir Bandang di Wera Melumpuhkan Transportasi: Dua Jembatan Ambruk dan Aktivitas Warga Terhenti

Bencana banjir bandang kembali melanda Kecamatan Wera, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB). Banjir yang disebabkan oleh hujan deras selama lebih dari enam jam tersebut mengakibatkan dua jembatan utama ambruk, membuat transportasi di daerah tersebut lumpuh total.

Menurut laporan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bima, banjir ini bukanlah yang pertama kali terjadi di wilayah Wera. Namun, dampaknya kali ini cukup parah karena aliran air dari Pegunungan Lambitu tidak mampu ditampung oleh sungai yang ada, sehingga meluap ke jalan-jalan dan permukiman warga.

Kerusakan Infrastruktur

Sebanyak dua jembatan yang menghubungkan antar desa di Kecamatan Wera dilaporkan ambruk. Jembatan pertama yang menghubungkan Desa Tawali dengan Desa Nanga Wera mengalami kerusakan parah di bagian tengah. Sementara itu, jembatan kedua yang terletak di jalur utama menuju pusat kecamatan juga rubuh akibat derasnya arus banjir.

Kepala BPBD Kabupaten Bima, Syaeful Ahmad mengatakan, "Kerusakan ini menghambat transportasi dan aktivitas masyarakat, khususnya yang ingin menuju pusat kecamatan untuk keperluan sehari-hari. Kami sedang berupaya untuk melakukan penanganan darurat."

Aktivitas Ekonomi dan Pendidikan Terganggu

Akibat banjir dan kerusakan infrastruktur, aktivitas ekonomi warga setempat menjadi terganggu. Pasar tradisional yang biasanya ramai dengan pedagang dan pembeli kini sepi karena banyak warga yang terjebak di rumah. Pedagang juga kesulitan mendapatkan pasokan akibat jalur transportasi yang terputus.

Jamaludin, seorang warga Desa Tawali, mengatakan bahwa banjir kali ini sangat mempengaruhi pendapatannya. "Biasanya, setiap hari saya berjualan di pasar, namun sekarang tidak bisa karena terjebak banjir. Ini sangat memberatkan kami yang bergantung pada hasil jualan harian," keluhnya.

Tidak hanya itu, kegiatan belajar mengajar di beberapa sekolah terpaksa dihentikan sementara karena akses menuju sekolah tidak dapat dilalui. Guru dan siswa dari desa lain tidak bisa hadir di sekolah, mengakibatkan ketertinggalan pelajaran.

Tindakan Pemerintah Daerah

Pemerintah Kabupaten Bima telah berkoordinasi dengan aparat terkait untuk melakukan langkah-langkah penanganan darurat. Evakuasi warga yang terdampak sudah dilakukan dan tempat penampungan sementara telah disiapkan di beberapa titik aman.

"Kami telah menurunkan tim ke lokasi untuk melakukan pendataan dan penanganan awal. Dampak kerugian masih dalam perhitungan, namun prioritas kami adalah keselamatan warga," tambah Syaeful Ahmad.

Selain itu, Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Bima telah menurunkan tim teknis untuk melakukan kajian cepat terhadap jembatan yang rusak. Rencana pembangunan jembatan sementara untuk memulihkan akses transportasi juga sedang disiapkan.

Seruan untuk Bantuan dan Penanggulangan Jangka Panjang

Ketua DPRD Kabupaten Bima, Muhammad Daud, menyerukan agar pemerintah provinsi dan pusat segera mengulurkan bantuan. "Ini bukan hanya bencana lokal, tetapi bencana nasional yang membutuhkan perhatian serius," tegasnya. Bantuan berupa bahan makanan, obat-obatan, dan kebutuhan darurat lainnya sangat diperlukan oleh warga terdampak.

Dari sisi jangka panjang, penanganan banjir di Wera memerlukan solusi yang lebih menyeluruh, seperti pembuatan bendungan kecil di hulu sungai dan perbaikan sistem drainase yang ada. Hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya banjir serupa di masa depan.

Himbauan kepada Masyarakat

Syaeful Ahmad juga menghimbau kepada masyarakat agar selalu waspada dan siap menghadapi kemungkinan bencana susulan. "Kita harus selalu waspada, terutama memasuki musim hujan seperti sekarang ini. Harap mengikuti arahan dari pihak berwenang," ujarnya.

Dalam menghadapi dampak bencana ini, kerjasama dan kepedulian semua pihak sangat dibutuhkan untuk membantu warga Wera segera pulih dan kembali menjalankan aktivitas sehari-hari. Banjir bandang di Wera ini menjadi peringatan bahwa pengelolaan lingkungan dan infrastruktur harus menjadi perhatian utama untuk menghindari kerugian yang lebih besar di masa mendatang.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index