JAKARTA - Di tengah laut yang luas dan beragam, ada makhluk sederhana yang sering luput dari perhatian, namun menyimpan potensi luar biasa bagi manusia: hewan spons. Meski terlihat tak mencolok, spons ternyata memiliki peran penting dalam bidang kesehatan, farmasi, hingga penelitian lingkungan dan evolusi. Keunikan biologisnya bahkan membuka peluang bagi penemuan senyawa antikanker serta identifikasi spesies baru yang langka.
Salah satu bukti ilmiah mengenai manfaat kesehatan spons datang dari penelitian ekstrak etanol spons Hyrtios erecta yang berasal dari perairan Pulau Pari, Kepulauan Seribu, Jakarta. Melalui proses maserasi menggunakan etanol 70% pada suhu kamar, serta uji toksisitas dengan metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT), hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak tersebut bersifat antikanker. Uji invitro terhadap sel HeLa menghasilkan nilai LC50 sebesar 26,35 ppm, menunjukkan potensi nyata spons sebagai sumber senyawa farmasi yang menjanjikan.
Tak hanya itu, spons juga berperan dalam observasi lingkungan. Sebagai filter feeder, spons mampu menyaring partikel dari air, sehingga menjadi indikator alami dalam memantau pencemaran lingkungan dan ekosistem perairan. Perannya dalam ekologi laut juga memberi kontribusi terhadap pemahaman evolusi hewan multiseluler paling sederhana ini.
Meski manfaatnya begitu penting, upaya penelitian dan identifikasi spons di Indonesia masih tergolong minim. Padahal, kawasan perairan Indonesia yang luas seharusnya menjadi laboratorium alami untuk eksplorasi biodiversitas spons. Menurut Prof. Edwin Setiawan, Guru Besar Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), kurangnya penelitian ini berisiko menurunkan validitas temuan ilmiah sekaligus mengancam kelangsungan spesies itu sendiri. “Dampak besarnya lagi, kegagalan dalam pengklasifikasian makhluk hidup ini dapat menjadi potensi kepunahan dari spesies tersebut,” tegas Prof. Edwin.
Prof. Edwin sendiri menjadi salah satu peneliti yang aktif mendorong penelitian spons di Indonesia. Berbekal pengalaman doktoralnya dari University of Munich, Jerman, ia melakukan berbagai ekspedisi ilmiah, salah satunya dalam South Java Deep Sea Biodiversity Expedition (SJADES) 2018 yang bekerja sama dengan National University of Singapore (NUS) dan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Hasil ekspedisi tersebut menghadirkan spesies spons baru, Semperella sjades, dari perairan dalam Pantai Selatan Jawa Tengah, memperkaya catatan biodiversitas nasional.
Pendekatan penelitian spons kini semakin modern dengan penggunaan integrative taxonomy, metode yang menggabungkan taksonomi klasik dengan marka molekuler. Marka molekuler seperti DNA mitokondria (mtDNA) dan ribosom (rDNA) memungkinkan analisis lebih akurat terkait taksonomi, filogeni, dan hubungan filogeografi spesies. Ini merupakan kemajuan signifikan dibanding metode konvensional yang hanya mengandalkan morfologi atau karakter eksternal, yang seringkali kurang akurat karena struktur tubuh spons yang sederhana dan plastis.
Manfaat spons dalam dunia farmasi dan kesehatan bukan hanya sekadar teori. Senyawa bioaktif yang terkandung di dalamnya menjadi fokus bioprospeksi global, termasuk di Asia Tenggara. Sifat antikanker dan kemampuan spons menghasilkan molekul bioaktif menjadikannya kandidat potensial untuk obat-obatan modern, termasuk senyawa yang mampu menghambat pertumbuhan sel kanker. Penelitian ini menjadi bukti bahwa hewan sederhana sekalipun bisa memberi kontribusi besar terhadap kesehatan manusia.
Selain farmasi, spons juga berfungsi sebagai laboratorium alami untuk pengamatan lingkungan. Kemampuan menyaring air laut menjadikannya indikator kualitas air sekaligus alat untuk memahami perubahan ekosistem. Informasi ini penting bagi ilmuwan dan pembuat kebijakan dalam menjaga kelestarian laut, terutama di wilayah dengan aktivitas manusia yang tinggi.
Kendati memiliki peran vital, masih banyak tantangan dalam penelitian spons di Indonesia. Keterbatasan jumlah peneliti, kurangnya fasilitas laboratorium, dan minimnya publikasi ilmiah menjadi kendala utama. Prof. Edwin menekankan perlunya peningkatan penelitian dan edukasi tentang biodiversitas spons, karena identifikasi yang tepat tidak hanya mendukung ilmu pengetahuan, tetapi juga menjaga keberlangsungan spesies ini dari ancaman kepunahan.
Eksplorasi spons tidak berhenti pada identifikasi dan pemetaan spesies baru. Integrasi metode molekuler membuka peluang bagi pengembangan obat berbasis alami, konservasi ekosistem laut, serta pemahaman evolusi hewan multiseluler paling sederhana. Dengan dukungan penelitian yang masif, Indonesia berpotensi menjadi pusat studi spons yang berkontribusi pada ilmu pengetahuan global.
Singkatnya, spons bukan hanya makhluk laut sederhana, tetapi aset berharga bagi kesehatan, farmasi, dan ilmu pengetahuan. Dari senyawa antikanker, indikator lingkungan, hingga potensi penemuan spesies baru, spons membuktikan bahwa bentuk sederhana tidak mengurangi dampak luar biasa yang dapat diberikannya. Penelitian yang berkelanjutan dan metode ilmiah yang modern menjadi kunci untuk memaksimalkan manfaat spons bagi manusia dan bumi.