Apa Itu Tari Serampang Dua Belas, Sejarah, dan Fungsinya

Apa Itu Tari Serampang Dua Belas, Sejarah, dan Fungsinya
apa itu Tari Serampang Dua Belas

Apa itu Tari Serampang Dua Belas? Beragam budaya dan kesenian menjadi ciri khas Suku Melayu, termasuk seni tari, rupa, musik, dan drama. 

Khususnya, masyarakat Melayu yang tinggal di pesisir Timur Sumatera memiliki berbagai jenis tarian, seperti tarian sakral, tari perang, dan tari pergaulan. 

Tarian-tarian ini digunakan untuk keperluan upacara adat maupun keagamaan, hiburan, serta sebagai media interaksi sosial. 

Salah satu tarian yang terkenal dari Suku Melayu adalah Tari Serampang Dua Belas. Lantas, apa itu Tari Serampang Dua Belas? Simak penjelasan lengkapnya dalam artikel ini.

Apa Itu Tari Serampang Dua Belas?

Tarian Serampang Dua Belas dilakukan secara berpasangan dan berasal dari gerakan tari pergaulan yang berkembang di kalangan istana maupun masyarakat umum. 

Tarian ini berasal dari Sumatera Utara dan diciptakan oleh seorang guru seni bernama Guru Sauti. 

Sejak tahun 1950-an, Serampang Dua Belas sudah dikenal luas sebagai karya baru yang mewakili budaya Suku Melayu, dan tarian ini berkembang pesat pada masa Kesultanan Serdang.

Menurut Kemdikbud.go.id, nama tari Serampang Dua Belas diambil dari jumlah gerakan dalam tarian tersebut, yaitu sebanyak 12 gerakan. 

Tarian ini mengisahkan cerita cinta sepasang kekasih yang berakhir dengan pernikahan yang mendapat restu dari kedua orang tua. Karena itulah, tidak heran jika tarian ini selalu dibawakan oleh pasangan laki-laki dan perempuan.

Gerakan-gerakan dalam tari Serampang Dua Belas menggambarkan berbagai tahap pertemuan pasangan penari, mulai dari pertemuan awal, perasaan cinta yang tumbuh, hingga rasa rindu yang mendalam. 

Tarian juga menyampaikan isyarat cinta, balasan kasih, sampai tahapan meminang dan mengantar pengantin hingga perayaan pernikahan.

Jadi, jika kamu ingin tahu apa itu Tari Serampang Dua Belas, tarian ini merupakan kisah romantis yang dipadukan dengan gerakan indah yang sarat makna.

Sejarah Tari Serampang Dua Belas

Tarian ini awalnya dibuat oleh Guru Sauti dengan nama tari Pulau Sari, karena pada mulanya diiringi oleh lagu berjudul Pulau Sari. Para penari menampilkan gerakan yang anggun dan sarat makna dalam setiap gerakannya. 

Guru Sauti terus mengenalkan tari Pulau Sari kepada para muridnya, hingga pada periode 1950-1960-an tarian ini mengalami transformasi menjadi tari Serampang Dua Belas yang ditandai oleh gerakan yang lebih dinamis dan cepat.

Menurut cerita, tarian ini merupakan perpaduan antara tarian Melayu dan pengaruh Portugis. 

Sebelum itu, beberapa wilayah di Indonesia memang pernah menerima pengaruh budaya dari Portugis, yang tercermin dalam gerakan serta irama musik pengiring tarian tersebut.

Di wilayah Sumatera Utara, khususnya di Serdang Bedagai sebagai tempat asalnya, tarian ini sangat dikenal luas. Bahkan, Serampang Dua Belas telah resmi dipatenkan dan menjadi simbol kebudayaan daerah tersebut.

Perkembangan Tari Serampang Dua Belas

Beragam warisan budaya muncul karena Nusantara merupakan wilayah luas yang terdiri dari banyak pulau. Setiap daerah memiliki budaya, adat istiadat, kepercayaan, bahasa, serta kesenian yang khas dan memperkaya khazanah budaya Nusantara.

Seni tari merupakan rangkaian gerakan indah yang mengekspresikan maksud tertentu melalui tubuh. Setiap tarian menyimpan makna filosofis dan arti khusus yang bisa dipahami lebih dalam.

Awalnya, tari Serampang Dua Belas hanya dilakukan oleh pria karena pada masa itu perempuan dilarang tampil menari di depan umum. 

Namun seiring waktu, perempuan diperbolehkan menari karena tarian ini menggambarkan kisah pertemuan pasangan kekasih. 

Perubahan ini membawa dampak positif dalam hal kesetaraan gender dan menambah kekayaan warisan budaya di Sumatera Utara.

Dengan keterlibatan perempuan dalam tari Serampang Dua Belas, tarian ini menjadi semakin populer. Selanjutnya, tarian ini berkembang dan sering ditampilkan dalam berbagai acara seni, tidak hanya pada upacara adat saja.

Makna dan Fungsi Tari Serampang Dua Belas

Pada dasarnya, tari Serampang Dua Belas berperan sebagai tarian pertunjukan yang cocok untuk berbagai acara, mulai dari upacara adat, kegiatan budaya, hingga hiburan. Tarian ini juga mengandung makna mendalam serta nilai-nilai kehidupan.

Secara umum, Tari Serampang Dua Belas menggambarkan proses cinta antara sepasang kekasih, dari pertemuan awal hingga pernikahan. 

Tarian ini menyampaikan pesan-pesan penting, terutama sebagai panduan dalam mencari dan membina hubungan dengan pasangan hidup.

Arti Gerakan Tari Serampang Dua Belas

Setiap gerakan dalam tari Serampang Dua Belas memiliki makna khusus. Secara umum, tarian ini menggambarkan kisah cinta, mulai dari pandangan pertama hingga menuju pernikahan.

Berikut penjelasan arti dari beberapa gerakan dalam tari Serampang Dua Belas:

Tari Permulaan

Gerakan berputar dan lompatan kecil menjadi pembuka tarian ini. Pasangan penari saling mengelilingi, melambangkan cinta yang muncul saat pandangan pertama. Pria menunjukkan rasa ingin tahu, sementara wanita tampak malu-malu.

Tari Berjalan

Penari melakukan langkah kecil diselingi putaran dan badan berbalik. Gerakan ini menggambarkan tumbuhnya cinta di antara pasangan, meskipun mereka masih ragu mengungkapkannya.

Tari Pusing

Gerakan berikutnya mengisyaratkan perasaan cinta yang semakin kuat. Kedua penari menunjukkan kegelisahan karena saling menyimpan perasaan yang sama.

Tari Gila

Penari melakukan gerakan lenggak-lenggok seperti orang mabuk, melambangkan perasaan asmara yang sedang memuncak dan membuai mereka dalam cinta.

Tari Berjalan Sipat

Pada bagian ini, penari wanita berjalan dengan lenggak-lenggok sambil memainkan pandangan matanya. Gerakan ini menandakan respons wanita yang juga merasakan cinta kepada pria tersebut.

Tari Goncat-goncet

Pada tahap ini, pasangan menari dan melangkah seirama, menandakan bahwa sang pria sudah menerima sinyal cinta dari wanita.

Tari Sebelah Kaki

Gerakan ini melambangkan saat di mana kedua pasangan mulai merasakan dan saling menduga apakah perasaan cinta mereka sama. Setelah itu, keduanya menyadari dan menyatukan cinta yang dimiliki.

Tari Langkah Tiga

Penari melakukan tiga kali lompatan ke depan atau belakang. Gerakan ini berarti pasangan sudah yakin untuk menjalani kehidupan bersama, sekaligus menggambarkan kebahagiaan karena orang tua mereka sudah mengetahui hubungan tersebut.

Tari Melonjak

Pasangan menari dengan gerakan melompat-lompat yang melambangkan perasaan deg-degan saat mereka menantikan restu dari orang tua masing-masing.

Tari Datang Mendatangi

Gerakan yang paling dinantikan, di mana pria dan wanita saling mendekat, menggambarkan proses lamaran oleh sang pria.

Tari Rupa-rupa

Gerakan ini menampilkan rasa sukacita yang besar, melambangkan pengantaran pengantin menuju pelaminan.

Tari Sapu Tangan

Gerakan terakhir menampilkan penari pria dan wanita saling menyilangkan sapu tangan dan menari bersama, sebagai simbol cinta mereka yang abadi dan tak terpisahkan.

Pola Lantai

Gerakan dan pengaturan jarak para penari terkait dengan pola lantai tarian. Tari Serampang Dua Belas memiliki pola lantai horizontal yang melambangkan hubungan antar sesama manusia, bahwa kita saling membutuhkan satu sama lain.

Tari Serampang Dua Belas terdiri dari 12 gerakan yang menggambarkan perjalanan dari pertemuan hingga pernikahan. Berikut penjelasan setiap gerakan berdasarkan pola lantai:

  • Tari Permulaan: Gerakan melonjak ke kanan mengikuti tempo lagu dengan penari menghadap depan seolah melihat sekeliling, sebagai pembuka tarian.
  • Tari Berjalan: Langkah kaki mengikuti ketukan lagu yang menggambarkan cinta mulai meresap.
  • Tari Pusing: Gerakan maju mundur yang mencerminkan keragu-raguan dan hambatan dari situasi yang kurang baik.
  • Tari Gila: Gerakan lenggak-lenggok yang seperti mabuk, melambangkan perasaan cinta yang menggila.
  • Tari Berjalan Sipat: Menyiratkan isyarat cinta dengan penari pria mengikuti penari wanita, diikuti gerakan melonjak yang menggambarkan ketetapan hati dan berjalan seirama.
  • Tari Sebelah Kaki: Simbol janji yang diikat dan dipersatukan dengan kuat dan tidak dapat diganggu gugat.
  • Tari Langkah Tiga: Gerakan melonjak maju mundur yang menunjukkan kegembiraan setelah ikatan janji dibuat.
  • Tari Melonjak: Gerakan loncatan yang melambangkan janji hidup bersama dan penantian restu.
  • Ragam 10: Gerakan mendekat yang menandakan proses pernikahan dan restu orang tua.
  • Ragam 11: Langkah-langkah yang menggambarkan pengantaran pengantin ke pelaminan dengan suasana riang.
  • Ragam 12: Gerakan menyilangkan sapu tangan sebagai simbol penyatuan pasangan dalam pernikahan.

Penampilan Tari Serampang Dua Belas

Dalam tari Serampang Dua Belas, terdapat beberapa elemen properti yang meliputi musik pengiring, kostum penari, hingga sapu tangan sebagai aksesoris. 

Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, lagu Pulau Sari dipilih sebagai musik pengiring utama karena dinilai mampu menyesuaikan tempo, gaya gerak, serta nuansa pakaian yang dikenakan oleh penari.

Berikut ini adalah uraian lengkap mengenai berbagai elemen penampilan dan properti yang menyertai pertunjukan tari Serampang Dua Belas:

Penari

Sebagaimana yang telah disinggung di bagian awal, tari Serampang Dua Belas ditarikan secara berpasangan antara pria dan wanita. Umumnya, dalam satu pementasan akan melibatkan dua pasang penari atau lebih, tergantung pada skala acara yang digelar.

Setiap penari mengenakan pakaian adat khas Melayu dan mempersembahkan gerakan khas yang menggambarkan alur cerita cinta.

Ragam gerakan yang ditampilkan pun cukup bervariasi, mulai dari putaran tubuh, lompatan ringan, langkah-langkah kecil, hingga permainan sapu tangan yang memperindah koreografi. 

Tarian ini umumnya dipentaskan dalam dua belas babak, yang masing-masing babaknya menggambarkan perjalanan cinta sepasang kekasih dari awal pertemuan hingga menuju jenjang pernikahan.

Musik

Pertunjukan tari ini biasanya diiringi oleh alunan musik tradisional Melayu seperti rebana, kecapi, dan instrumen lainnya. Lagu Pulau Sari menjadi lagu pengiring utama yang mencerminkan suasana tarian. 

Meski begitu, dalam perkembangan zaman, tak jarang digunakan musik digital atau rekaman sebagai pengiring. Meskipun lebih praktis, penggunaan alat musik tradisional tetap memberikan nuansa kultural yang lebih kuat.

Kostum

Kostum yang dikenakan oleh para penari berasal dari pakaian adat Melayu khas daerah pesisir timur Sumatera. 

Penari pria biasanya memakai kemeja berlengan panjang dipadukan dengan celana panjang, serta dilengkapi peci dan kain yang dililitkan dari pinggang hingga paha. 

Sedangkan penari wanita mengenakan busana berlengan panjang dengan kain panjang sebagai bawahan, serta dilengkapi aksesori berupa penutup dada, hiasan kepala, dan kain pinggang.

Meski kostum utama mengikuti tradisi Melayu, dalam beberapa pementasan juga dilakukan penyesuaian atau modifikasi agar tampak lebih bervariasi namun tetap mempertahankan nuansa budaya yang kuat.

Pentingnya Melestarikan Seni Tari Indonesia

Seni tari merupakan cabang seni yang mempelajari gerakan tubuh yang ritmis dan dilakukan pada waktu serta tempat tertentu. 

Kesenian tradisional semacam ini wajib kita jaga sebagai bagian dari masyarakat Indonesia, yang memiliki kekayaan ragam tari tradisional, agar warisan budaya tersebut tidak hilang tergilas oleh perkembangan zaman.

Sebagai warga negara, sudah sepatutnya kita menjaga dan merawat budaya agar tetap eksis dan tidak punah. Jika kita abai dalam melestarikan warisan budaya, bukan tidak mungkin budaya tersebut akan diklaim oleh bangsa lain.

Sayangnya, generasi muda masa kini yang hidup di era digital justru lebih tertarik pada budaya modern yang sedang naik daun daripada warisan tari tradisional.

Sejumlah penelitian, seperti yang dipublikasikan oleh lamaccaweb, menunjukkan bahwa anak-anak muda sekarang cenderung terpengaruh budaya kekinian dan bahkan menirunya secara utuh tanpa penyaringan.

Karena alasan tersebut, perlu adanya berbagai langkah konkret untuk mempertahankan eksistensi tari tradisional. 

Beberapa upaya yang bisa dilakukan antara lain mendorong pihak sekolah untuk menyelenggarakan lomba tari antarsekolah dengan sistem penghargaan, misalnya memberikan akses ke sekolah favorit melalui jalur prestasi. 

Selain itu, pembinaan rutin terhadap seni tari tradisional juga penting dilakukan, termasuk mengadakan pertunjukan seni budaya.

Langkah lainnya adalah dengan membuka kelas tari khusus yang mengajarkan anak-anak sejak dini mengenai gerakan dan filosofi tari tradisional, sehingga mereka dapat mengenal dan menghargainya sejak kecil. 

Hal ini bisa menjadi kontribusi nyata dalam menjaga kelestarian budaya sekaligus menanamkan nilai-nilai positif dari tarian ke dalam kehidupan sehari-hari.

Sebagai penutup, jadi, apa itu Tari Serampang Dua Belas tak hanya soal gerak, tetapi juga simbol cinta dan budaya yang patut dikenalkan dan dijaga oleh generasi masa kini.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index