Pengertian Sketsa: Fungsi, Tujuan, Jenis, Unsur, dan Teknik

Pengertian Sketsa: Fungsi, Tujuan, Jenis, Unsur, dan Teknik
pengertian sketsa

Pengertian sketsa pada intinya merujuk pada gambar rancangan yang dibuat dengan bentuk sangat sederhana. 

Biasanya, sketsa dimaknai sebagai tahap awal dalam proses penciptaan karya seni rupa, seperti halnya lukisan, dan dibuat secara cepat untuk merancang ide awal.

Meskipun terlihat sederhana, sketsa sebenarnya adalah cerminan awal dari berbagai gagasan visual yang nantinya akan berkembang menjadi bentuk karya seperti lukisan, logo, hingga komik. 

Selain memahami definisi sketsa, ada berbagai aspek lain yang tak kalah penting, mulai dari tujuan, fungsi, teknik, jenis, hingga manfaat sketsa serta cara pembuatannya.

Berbagai pembahasan seputar pengertian sketsa akan dijelaskan lebih lanjut pada ulasan berikut ini.

Pengertian Sketsa

Secara umum, pengertian sketsa dapat dijelaskan sebagai gambar atau ilustrasi awal yang masih bersifat kasar, yang berfungsi untuk merealisasikan gagasan yang sebelumnya hanya ada dalam pikiran. 

Dengan kata lain, sketsa merupakan tahap awal dalam menciptakan karya seperti lukisan, arsitektur, hingga animasi, yang bertujuan untuk mengawali proses kreatif lebih lanjut.

Penting untuk dipahami bahwa sketsa tidak hanya terbatas pada rancangan dalam karya visual semata. 

Sketsa juga bisa diterapkan dalam perencanaan tata ruang, misalnya untuk mendesain alur pengunjung dalam sebuah pameran atau penataan lingkungan secara keseluruhan.

Selain itu, sketsa juga dapat diartikan sebagai gambar pendahuluan yang ringan dan belum sepenuhnya detail. Karena masih bersifat sementara, sketsa biasanya dijadikan sebagai acuan dalam pengembangan karya seni rupa berikutnya.

Jika ditelusuri dari sisi asal-usul kata atau etimologi, istilah “sketsa” berasal dari bahasa Inggris sketch, yang berakar dari bahasa Yunani shedios estempore, yang memiliki makna sebagai ide spontan yang belum dirancang secara matang. 

Berdasarkan asal-usul tersebut, sketsa terbagi ke dalam dua kategori utama. Kategori pertama adalah seni rupa murni, yakni bentuk seni yang lebih mengutamakan aspek estetika atau keindahan tanpa mempertimbangkan fungsi praktis. 

Sementara kategori kedua adalah seni rupa terapan, yang lebih menitikberatkan pada nilai guna serta fungsinya dalam kehidupan sehari-hari, namun tetap memperhatikan unsur keindahan dalam pembuatannya.

Definisi Sketsa Menurut Para Ahli

Sesudah memahami arti sketsa secara umum, kini akan dijelaskan makna sketsa menurut beberapa ahli di bidang seni, di antaranya:

Oesman Effendi

Pendapat Oesman Effendi menyatakan bahwa sketsa merupakan hasil dari serangkaian proses seperti mengamati, meresapi, merasakan, merenungkan, menuangkan gagasan, memahami secara mendalam, serta menunjukkan sikap tertentu. 

Oleh karena itu, sketsa dianggap sebagai bentuk perpaduan antara kedalaman rasa dan sensitivitas intuisi seseorang terhadap objek tertentu yang ingin ditangkap.

But Muchtar

But Muchtar menjelaskan bahwa sketsa merupakan bentuk ekspresi paling mendasar dalam dunia seni dan memiliki peranan penting sebagai alat bantu dalam proses berkarya maupun dalam pengembangan ide-ide kreatif.

Eko Agus Prawoto

Menurut Eko Agus Prawoto, sketsa adalah tahap rancangan awal atau rencana yang dibuat ketika seseorang akan menciptakan lukisan. 

Sketsa dapat diartikan sebagai bentuk gambar sementara di media seperti kertas atau kanvas yang menjadi dasar awal untuk menghasilkan karya lukis yang sesungguhnya.

H. W. Flower

Dalam pandangan H. W. Flower, sketsa merupakan bentuk gambar pendahuluan yang dibuat secara spontan dan belum memiliki bentuk akhir yang detail. Sketsa ini dibuat secara ringan dan tanpa persiapan yang matang.

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)

Sementara itu, menurut definisi dari KBBI, sketsa dapat berarti lukisan cepat yang hanya menampilkan garis-garis utama, rancangan awal, denah, maupun bentuk tulisan singkat yang memberikan gambaran secara umum atau ringkasan tentang suatu hal.

Fungsi Sketsa

Perlu diketahui bahwa dalam setiap proses pembuatan sketsa terdapat sejumlah fungsi yang ingin dicapai. Berikut ini adalah beberapa fungsi dari sketsa:

  • Sketsa berperan sebagai rancangan awal untuk mengurangi kemungkinan kesalahan saat menggambar atau melukis.
  • Sketsa digunakan sebagai representasi awal dari suatu tema yang akan diwujudkan dalam bentuk gambar atau lukisan.
  • Sketsa membantu seniman dalam melakukan pengamatan sebelum memulai proses kreatifnya.
  • Sketsa juga mendukung peningkatan keterampilan seniman dalam mengoordinasikan antara hasil pengamatan dan kemampuan tangan mereka.

Selain keempat fungsi utama tersebut, terdapat juga fungsi lain dari sketsa yang dirangkum dari berbagai referensi, di antaranya:

Mengembangkan Konsep Secara Cepat

Salah satu fungsi penting dari sketsa adalah untuk mengembangkan ide dengan cepat. Membuat sketsa merupakan salah satu cara paling efisien untuk mengeksplorasi konsep. 

Seorang seniman bisa menghasilkan beberapa sketsa hanya dalam waktu satu hingga dua jam guna mencari berbagai alternatif dari gagasannya. Oleh karena itu, sketsa menjadi tahapan awal yang penting dalam proses berkarya.

Sebagai Komposisi Awal

Di samping menjadi alat pengembangan ide, sketsa juga berfungsi sebagai dasar dari suatu komposisi atau ilustrasi. 

Dalam bidang desain grafis dan perancangan situs web, sketsa digunakan untuk mengevaluasi berbagai pilihan dalam tata letak desain.

Eksplorasi Secara Visual

Fungsi sketsa selanjutnya adalah sebagai sarana untuk eksplorasi visual. Aktivitas membuat sketsa dapat digunakan sebagai bentuk pencatatan visual yang bertujuan mendokumentasikan serta mengeksplorasi ketertarikan tertentu. 

Fungsi ini sangat berguna untuk menelaah berbagai alternatif dalam proses pengembangan ide. Oleh sebab itu, sketsa sangat relevan digunakan dalam berbagai bidang seni sebagai alat eksplorasi visual.

Sketsa Menyampaikan Nuansa dan Suasana

Salah satu fungsi penting dari sketsa adalah kemampuannya untuk menyampaikan nuansa serta suasana atau mood dari sebuah momen. 

Peran ini cukup krusial karena mampu menangkap dan menyimpan kesan serta atmosfer yang muncul saat itu. Perlu dipahami bahwa kesan dan suasana memiliki perbedaan makna. 

Kesan dapat dianggap sebagai gambaran atau impresi yang tertinggal setelah melihat sesuatu, sementara suasana lebih mengarah pada kondisi emosional atau atmosferik dari momen tersebut. 

Kedua hal ini bersifat sementara dan cenderung cepat berlalu. Sementara itu, proses pembuatan sebuah lukisan atau gambar biasanya membutuhkan waktu dan tahapan yang panjang. 

Inilah sebabnya, pembuatan sketsa menjadi langkah penting untuk mempertahankan kesan dan suasana yang ingin disampaikan sebelum dituangkan ke dalam bentuk akhir karya seni.

Sketsa Sebagai Panduan Arah

Fungsi lain dari sketsa adalah untuk memberikan orientasi kepada seniman. Ketika berada di lingkungan atau ruang yang baru, seniman bisa menggunakan sketsa sebagai sarana untuk memahami dan menyesuaikan diri. 

Proses ini juga sekaligus menjadi latihan dalam menggambarkan objek atau motif tertentu. Dengan demikian, sketsa dapat diartikan sebagai metode awal dalam mengidentifikasi bentuk dan struktur dari objek-objek yang akan digambarkan.

Sketsa Menonjolkan Unsur-Unsur Utama

Fungsi terakhir dari sketsa adalah sebagai alat untuk menyoroti unsur-unsur penting dalam suatu objek atau motif. Sketsa sering digunakan sebagai tahapan awal sebelum seorang seniman melukis gambar secara penuh. 

Oleh sebab itu, dalam tahap ini seniman dapat menentukan dan menggarisbawahi ciri khas dari objek yang akan dijadikan subjek utama dalam karyanya. 

Melalui sketsa, elemen-elemen inti dari motif dapat dipilah dan dianalisis lebih lanjut, sehingga hasil akhirnya menjadi lebih kuat dan bermakna.

Tujuan Sketsa

Sketsa memiliki peran penting dalam membentuk struktur awal dari suatu objek, termasuk dalam hal penempatan, perbandingan ukuran, pencahayaan, susunan, maupun kebutuhan spesifik dari karya yang akan dibuat. 

Struktur dasar tersebut bisa disesuaikan dengan preferensi dan tujuan si pembuat, baik dalam konteks karya seni rupa maupun desain.

Melalui pembuatan sketsa, seseorang bisa lebih fokus dalam mengamati tampilan keseluruhan dan bahan yang akan digunakan dalam karyanya. 

Pada proses ini, pencipta karya dapat mencermati bentuk utama yang mewakili keseluruhan objek, seperti arah kemiringan, posisi, dan garis-garis dominan, agar proporsinya seimbang.

Dalam buku Sketsa Bebas: Sebuah Pengantar, Paul Laseau menjelaskan bahwa gambar sketsa dapat memengaruhi cara pandang seorang pencipta dalam mengamati, merasakan, mendalami, hingga berpikir terhadap objek yang digambarkan. 

Keempat aspek ini sangat berperan dalam menentukan mutu dan efektivitas hasil karya. Secara umum, sketsa memiliki sejumlah tujuan berikut:

  • Sketsa digunakan untuk mencatat inspirasi atau hal yang dilihat oleh seniman.
  • Sketsa berfungsi untuk merekam serta mengembangkan ide-ide yang akan digunakan dalam proses penciptaan.
  • Sketsa juga berguna untuk menyampaikan gagasan, konsep, atau prinsip secara ringkas namun jelas.

Jenis-jenis Sketsa

Apabila ditinjau dari tujuan pembuatan sketsa sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya, terdapat beberapa variasi jenis sketsa yang penting untuk dipahami. Berikut adalah ragam jenis sketsa yang telah dirangkum dari berbagai referensi:

Sketsa Gambar Garis Besar

Jenis sketsa ini dibuat dalam bentuk goresan sederhana yang terdiri dari beberapa garis tanpa detail yang rumit. 

Umumnya, sketsa ini belum mencapai tahap penyelesaian penuh dan hanya menampilkan kerangka utama dari objek yang digambarkan.

Sketsa Cepat

Sketsa ini dikerjakan dengan tempo singkat menggunakan beberapa garis inti yang berfungsi untuk menggambarkan bayangan atau kesan awal dari gambar yang nantinya akan diselesaikan secara lebih lengkap.

Studi Sketsa

Jenis ini merupakan hasil coretan-coretan cepat yang tidak terlalu detail dan bertujuan sebagai panduan awal dalam menciptakan karya seperti lukisan. 

Sketsa ini dimaksudkan untuk menggambarkan struktur atau komposisi umum dari subjek yang hendak diwujudkan dalam karya akhir.

Unsur-unsur Sketsa

Setelah mengetahui definisi, fungsi, tujuan, dan berbagai macam jenis sketsa, penting juga untuk memahami adanya sejumlah unsur yang saling berkaitan dan memiliki pengaruh dalam proses pembuatan sketsa. 

Berikut ini adalah unsur-unsur yang dimaksud:

Garis

Garis merupakan elemen utama dalam sebuah sketsa. Garis ini dapat berbentuk horizontal, vertikal, maupun lengkung, yang menjadi fondasi pembentukan objek.

Warna

Warna dalam sketsa biasanya berupa kombinasi hitam dan putih, yang membentuk kesan gelap maupun terang sehingga menciptakan kedalaman visual pada gambar.

Bidang

Bidang adalah hasil dari gabungan beberapa garis yang membentuk suatu bagian dalam gambar. Bidang ini berperan untuk memperjelas elemen-elemen kecil dalam objek yang digambarkan.

Bentuk

Bentuk adalah struktur yang terbentuk dari beberapa bidang yang saling berpadu, menghasilkan suatu gambar yang bermakna serta memberi kesan visual tertentu.

Efek Pencahayaan

Efek pencahayaan merupakan unsur yang menambah ketegasan dalam gambar sketsa. Unsur ini membantu menghasilkan kesan terang dan gelap sehingga objek tampak lebih hidup dan jelas.

Teknik Membuat Sketsa

Selain mengenal unsur-unsur dalam sketsa, seorang seniman juga perlu menguasai berbagai teknik dalam proses pembuatannya. Nah, berikut ini beberapa teknik yang bisa kamu terapkan dalam menggambar sketsa beserta contohnya:

Teknik Arsir

Teknik ini dilakukan dengan memberikan garis-garis murni untuk menciptakan bayangan dan tekstur. Teknik arsir bisa dibagi menjadi beberapa jenis, seperti arsir sejajar, arsir menyilang, hingga kombinasi dari keduanya.

Teknik Dussel

Teknik dussel memiliki kemiripan dengan arsir, namun perbedaannya terletak pada penggunaan garis halus yang kemudian digosok, sehingga membentuk gradasi warna yang lembut pada gambar.

Teknik Perspektif

Teknik ini digunakan untuk menciptakan kesan ruang dan kedalaman dalam sketsa, sesuai dengan sudut pandang pengamat terhadap objek yang digambar.

Teknik Blok

Dalam teknik blok, objek digambarkan dengan menutup sebagian bentuk menggunakan warna yang sama, sehingga menciptakan bentuk umum atau keseluruhan dari objek tersebut.

Teknik Linear

Teknik ini mengandalkan garis sebagai elemen utama, baik garis lurus maupun lengkung, untuk menyusun struktur dan bentuk objek pada gambar.

Teknik Pointilis

Teknik pointilis dilakukan dengan menyusun titik-titik kecil untuk membentuk gambar. Titik-titik tersebut akan menciptakan efek terang dan gelap tergantung pada kerapatannya.

Teknik Aquarel

Teknik aquarel menggunakan sapuan tipis cat air untuk memberikan kesan transparan pada gambar, menciptakan tampilan yang lembut dan ringan.

Manfaat Sketsa

Selain berperan sebagai gambaran awal serta panduan dari sebuah karya yang akan diwujudkan, sketsa juga memiliki sejumlah manfaat penting lainnya, di antaranya:

  • Sketsa dapat berfungsi sebagai rancangan awal yang memberikan arahan dan kerangka umum dari karya seni yang hendak dibuat.
  • Sketsa bisa menjadi sarana berlatih menggambar serta bereksperimen secara bebas dan spontan, sehingga ide-ide kreatif dapat mengalir dengan lebih lancar.
  • Sketsa juga bisa digunakan untuk mempelajari bentuk, proporsi, anatomi, hingga komposisi, sebagai bagian dari studi terhadap objek yang akan diwujudkan dalam bentuk gambar, lukisan, patung, atau media seni lainnya.
  • Sketsa dapat dimanfaatkan sebagai alat eksplorasi untuk menemukan dan mengembangkan ide atau gagasan dalam proses penciptaan karya seni rupa atau desain.
  • Selain itu, sketsa juga bisa berdiri sendiri sebagai media ekspresi artistik, yakni dalam bentuk karya seni sketsa murni yang bukan hanya sekadar rancangan, tetapi merupakan hasil akhir dari proses seni itu sendiri.

Latihan Menggambar Sketsa yang Baik

Dalam proses berlatih menggambar sketsa yang baik, penting untuk memahami bahwa sketsa tidak hanya berfungsi sebagai catatan harian visual atau peta pikiran (brain mapping) bagi seniman, tetapi juga sebagai sarana latihan bagi mereka yang berkecimpung dalam dunia seni rupa.

Inilah alasan mengapa kegiatan menggambar sketsa perlu didukung dengan kesiapan serta kemudahan akses terhadap alat dan bahan yang efisien untuk digunakan. 

Tujuan dari latihan ini adalah agar para seniman bisa menyalurkan ide maupun ekspresi artistik mereka kapan saja dan di mana pun berada.

Beberapa tahapan yang dapat dilakukan dalam latihan menggambar sketsa secara efektif di antaranya adalah:

  • Selalu menyiapkan alat dan bahan untuk menggambar sketsa, sehingga bisa digunakan kapan dan di mana saja.
  • Membiasakan diri untuk membuat goresan garis secara lepas dan bebas agar proses menggambar berlangsung lebih optimal.
  • Melatih gerakan tangan untuk menciptakan goresan spontan yang berirama, seperti garis vertikal, diagonal, horizontal, bergelombang, maupun garis patah, sehingga proses menggambar menjadi lebih cepat dan jelas.
  • Membiasakan membuat garis panjang dengan variasi ketebalan—misalnya, dari garis tebal menuju tipis hingga tampak seolah-olah menghilang.
  • Melatih pola garis dan bentuk dasar seperti bulat, geometris, segitiga, dan persegi.
  • Mengembangkan kebiasaan membentuk pola dasar menjadi bentuk tiga dimensi (volumetris).
  • Menggambarkan objek dengan memilih garis-garis penting (sari garis) serta menambahkan sedikit sentuhan kuas pada area tertentu yang dianggap penting dalam bidang sketsa.

Dengan membiasakan diri mempelajari objek visual secara langsung dan menuangkannya dalam bentuk sketsa, para seniman dapat semakin terampil dalam menangkap esensi objek maupun subjek yang diamati.

Cara Menggambar Sketsa

Setelah terbiasa melakukan berbagai latihan dalam menggambar sketsa, bagian ini akan menjelaskan teknik menggambar sketsa beserta tahap-tahapnya. 

Dalam praktiknya, menggambar sketsa umumnya memerlukan garis yang memiliki awal dan akhir yang jelas. Di samping itu, setiap garis dalam sketsa harus memiliki hubungan yang saling terhubung secara logis dari awal hingga selesai. 

Bila ada dua garis yang saling bersinggungan atau membentuk sudut, maka titik-titik ujung garis tersebut harus saling bertemu secara presisi, tidak boleh terputus atau melebihi batas.

Berikut adalah sejumlah langkah untuk membuat garis lurus vertikal maupun horizontal dalam proses menggambar sketsa:

  • Langkah pertama, tandai titik permulaan dan titik akhir. Kamu bisa melakukan beberapa percobaan untuk menghubungkan kedua titik tersebut, sambil menyesuaikan koordinasi antara penglihatan, tangan, dan arah garis.
  • Buatlah garis awal sketsa dengan goresan tipis.
  • Mulailah menggambar dari titik awal menuju titik akhir secara perlahan.
  • Arahkan pandanganmu ke titik akhir saat menggambar.
  • Setelah garis awal selesai, tebalkan garis tersebut dengan menindihnya menggunakan garis yang lebih tegas.
  • Ketika membuat garis yang lebih tegas, fokuskan mata pada ujung pensil yang sedang mengikuti garis sketsa tipis.
  • Jika ingin menggambar garis lengkung yang terhubung dengan garis lurus, pastikan lengkungan tersebut tetap menyatu secara harmonis dan tidak terlihat kaku.

Bila ketujuh langkah di atas dirasa masih menyulitkan, kamu bisa mencoba metode menggambar sketsa yang lebih sederhana dan efisien sebagai berikut:

  • Mulailah dengan menggambar kerangka dasar menggunakan garis-garis vertikal, horizontal, atau lengkung secara samar.
  • Buat juga garis pelengkap sebagai pendukung, misalnya menggambar bentuk dasar seperti kerangka kubus atau persegi secara tipis.
  • Terakhir, pertegas bagian garis sketsa yang sudah sesuai. Ketebalan garis dapat disesuaikan dengan jenis garis dan kesan visual yang diinginkan dalam karya tersebut.

Sebagai penutup, pengertian sketsa merujuk pada rancangan awal yang membantu menuangkan ide secara spontan sebelum diwujudkan menjadi karya seni yang lebih utuh.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index