JAKARTA - Datang dengan banderol fantastis bukan hal mudah bagi sebagian pemain. Namun, bagi Florian Wirtz, angka £100 juta yang melekat padanya bukanlah sesuatu yang membebani. Gelandang muda yang kini memperkuat Liverpool itu memilih untuk fokus menikmati permainan dan berkontribusi bagi klub barunya, alih-alih memikirkan tekanan dari tingginya biaya transfer.
Wirtz resmi merapat ke Anfield pada bulan Juni 2025 dari Bayer Leverkusen, dalam kesepakatan yang dapat memecahkan rekor transfer di Inggris senilai total £116 juta jika termasuk bonus. Langkah ambisius ini menegaskan keseriusan Liverpool dalam mempertahankan dominasi mereka di Premier League. Bersaing ketat dengan Bayern Munich dan Manchester City untuk mendatangkan sang pemain, The Reds akhirnya keluar sebagai pemenang.
Namun, sang gelandang berusia 22 tahun menanggapi situasi itu dengan tenang. Ia mengaku bahwa dirinya tidak terbebani oleh ekspektasi besar publik terkait nominal transfer yang fantastis.
“Saya tidak memikirkan hal itu,” ucap Wirtz usai laga pramusim melawan Athletic Club. “Saya hanya ingin bermain sepak bola. Berapa banyak uang yang dibayarkan klub satu sama lain tidak penting.”
Sejauh ini, awal kariernya di Merseyside terlihat menjanjikan. Ia mencetak gol debutnya saat Liverpool menghadapi Yokohama F. Marinos dalam laga pramusim di Jepang pekan lalu, dan kembali tampil memikat saat timnya menang 3-2 atas Athletic Club.
“Saya benar-benar menikmati minggu-minggu pertama ini,” katanya. “Senin adalah kali pertama saya di Anfield. Saya suka tempat ini. Saya datang karena alasan itu, karena saya bisa beradaptasi dengan tim ini. Saya menikmati bermain bersama para pemain ini. Semakin lama semakin baik. Saya senang dengan perkembangan ini."
Wirtz juga menjelaskan bahwa sistem permainan di bawah pelatih Arne Slot memberinya keleluasaan dalam berkreasi di lini tengah. Hal ini tentu menjadi daya tarik tersendiri baginya saat memutuskan hengkang dari Bundesliga ke Premier League.
“Saya adalah pemain yang membutuhkan kebebasan di lapangan, dan manajer memberikan itu kepada saya. Tentu saja, saya harus menghormati posisi dan pemain di sekitar saya. Tapi saya berusaha memberikan yang terbaik di lapangan dan menemukan posisi yang tepat. Saya memiliki kebebasan untuk melakukannya.”
Rekrutan anyar Liverpool musim panas ini tak berhenti pada Wirtz saja. The Reds cukup aktif di bursa transfer, mendatangkan beberapa pemain kunci lainnya. Di antaranya adalah Jeremie Frimpong, yang merupakan rekan setim Wirtz di Leverkusen, serta Milos Kerkez dari Bournemouth, Hugo Ekitike dari Eintracht Frankfurt, dan Giorgi Mamardashvili dari Valencia, yang sebelumnya sudah sempat dipinjamkan kembali ke klub asalnya musim lalu.
Adanya banyak wajah baru justru disambut positif oleh Wirtz. Ia merasa proses adaptasi berjalan lebih mudah karena tidak sendiri.
“Saya pikir bagus bahwa kita memiliki beberapa pemain baru yang datang ke klub pada waktu yang sama, sehingga kita bisa saling terhubung dan berbincang tentang bagaimana perasaan kita,” katanya.
“Ini membantu untuk bergabung dengan tim. Tentu saja, tantangan besarnya adalah merebut gelar lagi. Itu hal yang paling sulit. Saya berusaha menciptakan peluang, juga bekerja melawan bola karena saya juga bisa berlari banyak. Saya akan berusaha membawa itu ke dalam tim. Dengan bola, saya harap bisa membuat tim lebih baik dan membawa rekan setim ke situasi yang lebih baik.”
Bagi Wirtz, Premier League akan jadi pengalaman baru yang menantang. Namun ia justru menyambut hal tersebut dengan antusias, melihatnya sebagai ajang pembelajaran dan pengembangan diri.
“Saya belum pernah bermain di Premier League, tapi saya sangat menantikannya,” ujarnya.
“Itulah mengapa saya datang ke sini. Saya benar-benar menantikan untuk bermain di sana. Tentu saja akan ada perbedaan dari liga Jerman, tapi itu adalah sesuatu yang bisa saya pelajari. Itu akan membuat saya lebih baik.”
Dengan semangat dan pendekatan yang tenang terhadap tekanan eksternal, Wirtz menunjukkan bahwa ia tidak hanya membawa kualitas teknis ke dalam skuad Liverpool, tetapi juga kedewasaan dalam berpikir. Kini tinggal menunggu waktu untuk melihat seberapa besar pengaruhnya terhadap perburuan gelar Liverpool di musim kompetisi 2025/2026 yang segera dimulai.