JAKARTA - Keterlibatan perusahaan energi global dalam pengembangan sektor migas nasional terus menunjukkan tren positif. Salah satu pemain lama yang tetap aktif dan memperluas investasi adalah Eni SpA, perusahaan migas asal Italia. Sejak awal masuk ke Indonesia pada 2001, Eni terus menegaskan komitmennya melalui sejumlah proyek strategis di berbagai wilayah, khususnya Kalimantan Timur.
Teranyar, pemerintah mengungkap bahwa Eni tengah bersiap melakukan investasi besar-besaran di Indonesia. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menyatakan bahwa nilai investasi Eni yang dikucurkan untuk proyek migas di Kalimantan Timur mencapai Rp150 triliun. Fokus pengembangannya adalah lapangan gas alam di lepas pantai Kalimantan Timur, yang mencakup Blok Jangkrik dan Blok Merakes di kawasan Selat Makassar.
"Investasi yang diminati Eni di Kaltim adalah untuk lapangan produksi gas alam yang berada di lepas pantai wilayah Kaltim (Selat Makassar), yakni ladang gas alam di Blok Jangkrik dan Blok Merakes," ujar Bahlil.
Rencana ekspansi Eni ini sejatinya bukan hal mendadak. Sejak Februari 2024, agenda pengembangan ini telah menjadi bahan diskusi serius antara Eni dan pemerintah Indonesia. Saat itu, CEO Eni, Claudio Descalzi, bertemu langsung dengan Presiden Joko Widodo di Jakarta. Dalam pertemuan tersebut, Descalzi menyampaikan rencana menyeluruh terkait eksplorasi dan produksi di Indonesia, menyusul penemuan cadangan gas jumbo di sumur Geng North-1 yang terletak di Blok North Ganal PSC.
Dalam pernyataannya, Descalzi menjelaskan bahwa Eni akan mengembangkan Indonesia Deepwater Development (IDD) serta membentuk hub produksi gas baru di kawasan Geng North. Kawasan ini berada di Kalimantan Timur dan akan menjadi pusat pengembangan sumber daya yang cukup menjanjikan bagi kebutuhan energi jangka panjang.
Mengacu pada keterangan resmi dari laman perusahaan, ladang Geng North dan Gehem berpotensi membentuk pusat produksi gas terbaru di Cekungan Kutai. Eni pun memperkuat langkah strategisnya dengan mengakuisisi sejumlah aset penting dari dua perusahaan energi global, yakni Chevron dan Neptune Energy. Melalui strategi ini, perusahaan menargetkan pada tahun 2030, gas akan mendominasi hingga 60 persen dari total portofolio produksinya secara global.
Secara keseluruhan, Eni memiliki 12 kontrak bagi hasil (PSC) di Indonesia, dan sembilan di antaranya terletak di wilayah laut dalam. Hal ini menandakan bahwa fokus perusahaan tidak hanya pada eksplorasi, tetapi juga meliputi pengembangan dan produksi. Saat ini, Eni mencatatkan produksi ekuitas sebesar 80.000 barel setara minyak per hari, terutama dari dua lapangan andalan: Jangkrik dan Merakes di Kalimantan Timur.
Sebagai bagian dari penguatan kapasitas produksi nasional, pada Mei 2025, Eni resmi memulai produksi gas dari Lapangan Merakes Timur. Proyek ini merupakan lanjutan dari pengembangan lapangan Merakes sebelumnya. Lapangan gas Merakes Timur berada di kedalaman sekitar 1.600 meter, berjarak 10 kilometer di sebelah timur Merakes, dan menjadi bagian dari Blok Sepinggan Timur.
Infrastruktur konektivitas menjadi kunci optimalisasi produksi dari blok ini. Merakes Timur tersambung dengan Unit Produksi Terapung (FPU) Jangkrik melalui jalur pipa bawah laut sepanjang kurang lebih 50 km. Langkah ini memungkinkan efisiensi dalam penyaluran dan pengolahan gas sebelum didistribusikan ke pasar.
Eni menargetkan bahwa lapangan Merakes Timur akan menyumbang produksi gas hingga 100 juta kaki kubik per hari (MMSCFD) atau setara dengan 18.000 barel setara minyak per hari (boepd). Kontribusi ini tentu akan memperkuat kapasitas suplai energi nasional sekaligus mendorong pertumbuhan industri migas domestik.
Secara historis, keberadaan Eni di Indonesia memang telah memberi dampak signifikan, tidak hanya dalam bentuk investasi finansial, tetapi juga alih teknologi dan penyerapan tenaga kerja lokal. Perusahaan yang didirikan sejak tahun 1953 ini telah menempatkan Indonesia sebagai salah satu wilayah operasi strategisnya di kawasan Asia Pasifik.
Sebagai bagian dari visi jangka panjang, Eni menegaskan bahwa portofolio gas akan menjadi tumpuan utama dalam menghadapi tantangan transisi energi global. Indonesia, dengan potensi cadangan dan infrastruktur migasnya, diyakini akan tetap menjadi mitra penting dalam mewujudkan strategi tersebut.
Melalui kerja sama yang erat dengan pemerintah Indonesia, Eni berharap seluruh proyek dapat berjalan sesuai rencana. Dengan skema kerja sama yang transparan dan dukungan regulasi, Indonesia diyakini tetap menjadi destinasi yang kompetitif untuk investasi sektor energi, terutama pada komoditas gas alam yang kini semakin relevan dalam peta energi dunia.