MIND ID

MIND ID Genjot Ekosistem Baterai Kendaraan Listrik

MIND ID Genjot Ekosistem Baterai Kendaraan Listrik
MIND ID Genjot Ekosistem Baterai Kendaraan Listrik

JAKARTA - Transformasi energi nasional kini semakin nyata dengan keterlibatan aktif BUMN Holding Industri Pertambangan, MIND ID, dalam pengembangan ekosistem baterai kendaraan listrik (EV). Langkah ini bukan hanya menjadi bagian dari strategi bisnis, tetapi juga kontribusi strategis dalam mewujudkan Indonesia yang mandiri secara energi dan berkelanjutan secara lingkungan.

MIND ID tengah mendorong industrialisasi komoditas mineral strategis—terutama nikel, tembaga, dan mangan—melalui pengembangan rantai pasok baterai EV yang terintegrasi dari hulu ke hilir. Inisiatif ini dianggap sebagai kunci untuk mendukung target transisi energi bersih nasional serta mempercepat pertumbuhan ekonomi hijau.

Sekretaris Perusahaan MIND ID, Heri Yusuf, menjelaskan bahwa pembangunan ekosistem baterai EV tidak hanya mencakup pembangunan fasilitas produksi, tetapi juga memperkuat infrastruktur energi, memperluas lapangan kerja, serta menciptakan nilai tambah tinggi dari pengelolaan sumber daya mineral dalam negeri.

“Transisi energi tidak hanya soal kendaraan listrik. Ini juga mencakup pembangunan infrastruktur pengisian daya, manufaktur baterai, serta pemanfaatan energi baru dan terbarukan secara berkelanjutan,” jelas Heri.

Lebih lanjut, ia menambahkan bahwa tembaga menjadi salah satu material penting yang mendukung sistem pengisian kendaraan listrik. Komitmen ini menunjukkan bahwa MIND ID tidak hanya fokus pada nikel, tetapi juga melihat potensi mineral lainnya dalam mendukung ekosistem EV secara menyeluruh.

Saat ini, sejumlah proyek pembangunan fasilitas baterai EV telah dijalankan MIND ID bersama mitra strategis, termasuk proyek pengolahan nikel dan prekursor di Halmahera Timur dan fasilitas manufaktur baterai di Karawang. Nilai investasi yang dikucurkan untuk proyek ini mencapai hampir USD 6 miliar, menunjukkan besarnya potensi industri baterai di Tanah Air.

Dalam pelaksanaannya, MIND ID bersinergi dengan berbagai pihak, termasuk anak perusahaan seperti ANTAM dan mitra strategis dari dalam maupun luar negeri. Kolaborasi ini mencakup teknologi, pendanaan, hingga pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia lokal.

Inisiatif ini pun mendapat apresiasi luas dari berbagai pihak. Dukungan pemerintah terhadap hilirisasi industri mineral dianggap sebagai kebijakan strategis yang mampu mendorong kemandirian energi dan menekan ketergantungan terhadap produk impor.

Langkah MIND ID juga memberikan dampak sosial dan ekonomi secara nyata. Di sejumlah lokasi proyek, ribuan lapangan kerja tercipta, baik secara langsung dalam proyek konstruksi maupun tidak langsung melalui sektor pendukung lainnya seperti logistik, jasa, hingga sektor UMKM lokal.

Heri menyebutkan bahwa proyek ini akan menjadi penggerak pertumbuhan industri nasional berbasis teknologi dan nilai tambah. “Kami ingin mendorong agar Indonesia tidak lagi hanya mengekspor bahan mentah, tetapi menjadi produsen utama baterai kendaraan listrik dunia,” ujarnya.

Tak hanya mendorong nilai tambah ekonomi, proyek ekosistem baterai EV ini juga memperhatikan aspek lingkungan. Salah satu pendekatan yang digunakan adalah pemanfaatan limbah hasil pengolahan nikel (slag) sebagai bahan dasar pembuatan katoda. Inovasi ini merupakan penerapan prinsip ekonomi sirkular yang sejalan dengan visi pembangunan berkelanjutan.

Lebih dari itu, MIND ID secara aktif mengintegrasikan praktik keberlanjutan atau ESG (Environmental, Social, and Governance) ke dalam seluruh proses bisnisnya. Mulai dari eksplorasi, pengolahan, hingga distribusi produk akhir, semua dirancang untuk mendukung pencapaian target emisi nol bersih pada tahun 2060.

Proyek ini juga memperkuat posisi Indonesia dalam peta rantai pasok global baterai EV. Dengan cadangan nikel terbesar di dunia dan industri hilir yang sedang berkembang pesat, Indonesia memiliki peluang besar untuk menjadi pemain utama dalam industri kendaraan listrik dunia.

Menurut Heri, potensi pasar domestik juga sangat besar. Indonesia memiliki lebih dari 110 juta sepeda motor dan 30 juta mobil. Jika sebagian besar kendaraan tersebut beralih ke listrik, kebutuhan akan baterai dalam negeri akan meningkat drastis.

“Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memiliki kapasitas produksi yang memadai di dalam negeri. Ini bukan hanya soal efisiensi, tapi juga tentang kedaulatan energi,” tegas Heri.

Dengan semangat transformasi dan keberlanjutan, MIND ID terus memperkuat perannya sebagai tulang punggung ekosistem baterai EV nasional. Pengembangan ini tidak hanya membentuk fondasi industri baru, tetapi juga membuka masa depan energi bersih yang lebih cerah untuk Indonesia.

Melalui integrasi antara hilirisasi mineral, pemanfaatan teknologi ramah lingkungan, dan kolaborasi multipihak, MIND ID membuktikan bahwa transisi energi bukan lagi wacana, melainkan agenda nyata yang sedang berlangsung dan menyasar kebermanfaatan jangka panjang.

Dengan langkah-langkah strategis ini, Indonesia tidak hanya menjadi penghasil bahan mentah, tetapi juga pelaku utama industri baterai dunia—mendorong transformasi energi hijau dan mendukung target pembangunan nasional berkelanjutan.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index