JAKARTA - Prinsip dasar desain grafis menjadi topik yang sering diperdebatkan, terutama mengenai jumlah prinsip yang ada.
Namun, dalam konteks dasar-dasar desain, angka tidak selalu dapat dijadikan acuan yang pasti.
Prinsip dasar desain grafis memberikan panduan penting bagi desainer untuk menciptakan komposisi visual yang menarik, yang pada gilirannya akan memberikan pengalaman visual yang memukau.
Dengan menerapkan prinsip-prinsip dasar seperti hierarki, kesatuan, keseimbangan, dan variasi, desainer dapat menghasilkan karya desain grafis maupun produk digital yang mampu menarik perhatian banyak orang.
Pengertian Desain Grafis
Desain grafis merupakan bentuk komunikasi yang dilakukan melalui elemen visual. Dalam desain grafis, gambar digunakan sebagai sarana untuk menyampaikan pesan secara efektif.
Tujuan utamanya adalah memastikan bahwa informasi yang disampaikan dapat dipahami dengan baik oleh audiens.
Secara etimologis, desain grafis berasal dari dua kata, yaitu "desain" dan "grafis." Desain merujuk pada proses perancangan yang bersifat estetis, yang didasarkan pada unsur kreativitas.
Sementara itu, grafis berkaitan dengan ilmu yang mempelajari perancangan elemen-elemen seperti titik dan garis, yang pada akhirnya membentuk gambar yang dapat mengkomunikasikan informasi, khususnya yang terkait dengan percetakan.
Dari sini, kita dapat menyimpulkan bahwa desain grafis adalah ilmu yang memanfaatkan kreativitas untuk menciptakan rancangan berbentuk gambar, dengan tujuan utama untuk kepentingan percetakan.
Desain grafis juga dianggap sebagai cabang seni lukis yang memiliki beragam tujuan, seperti mengatur dan menciptakan elemen rupa—seperti foto, ilustrasi, teks, dan garis—di atas berbagai media.
Seni desain grafis tidak hanya bertujuan untuk menghasilkan karya visual, tetapi juga untuk mengkomunikasikan pesan dengan jelas.
Proses ini akan melibatkan seorang desainer grafis (graphic designer), yang merupakan profesional yang ahli dalam menginterpretasikan pesan dalam bentuk visual.
Dengan kata lain, seorang graphic designer berperan sebagai komunikator visual yang bertugas untuk merancang konsep visual, baik secara manual maupun menggunakan perangkat lunak komputer.
Seorang graphic designer bekerja untuk mengkomunikasikan ide dan menciptakan inspirasi, kemudian menyampaikan pesan tersebut melalui seni visual berupa tulisan, gambar, dan grafik.
Prinsip Dasar Desain Grafis yang Wajib Diketahui
Berikut ini adalah 10 prinsip dasar desain grafis yang perlu kamu pahami:
Hierarki (Hierarchy)
Hierarki visual adalah salah satu elemen paling penting dalam desain yang efektif. Jika semua objek dalam desain memiliki komposisi yang setara, maka tidak akan ada bagian yang terlihat lebih mencolok daripada yang lainnya.
Hierarki memandu audiens untuk memperhatikan elemen-elemen utama secara berurutan, mulai dari yang pertama, kedua, dan seterusnya.
Pembuatan hierarki visual bisa dilakukan dengan mengatur skala (ukuran relatif elemen) dan warna. Sedangkan, hierarki tipografi bisa diatur melalui variasi tipe huruf, ukuran, dan bobot teks yang berbeda-beda.
Secara keseluruhan, hierarki bertujuan untuk memastikan elemen-elemen utama tampil lebih menonjol di halaman dibandingkan elemen lainnya.
Keseimbangan (Balance)
Keseimbangan dalam komposisi desain dapat dicapai dengan berbagai cara. Keseimbangan simetris adalah yang paling mudah dicapai, yaitu ketika elemen-elemen di kedua sisi sumbu vertikal memiliki kesamaan dasar.
Sebagai contoh, dua blok teks di sisi berlawanan dapat menciptakan keseimbangan simetris meskipun kontennya tidak identik.
Di sisi lain, keseimbangan asimetris tercipta ketika elemen-elemen di kedua sisi sumbu pusat tidak sama. Misalnya, gambar besar di satu sisi yang diimbangi dengan teks yang menonjol di sisi lain.
Keseimbangan ini juga bisa tercipta ketika sumbu vertikal tidak membagi halaman tepat di tengah.
Untuk mencapai keseimbangan, elemen yang lebih sempit harus memiliki kualitas visual yang lebih kuat dibandingkan dengan elemen yang lebih lebar. Dengan cara ini, hasil desain akan terasa selaras dan nyaman untuk dilihat.
Keselarasan (Alignment)
Keselarasan berkaitan dengan bagaimana elemen-elemen tulisan dan grafis disusun dengan sejajar di halaman. Semua komposisi (rata kiri, tengah, atau kanan) harus selaras dengan elemen lainnya.
Jika elemen-elemen tidak selaras, desain akan terlihat kacau dan tidak teratur. Ketika bekerja dengan prinsip ini, pastikan elemen-elemen tersebut diselaraskan dengan baik, terutama headline, yang harus menjadi titik pusat dalam desain tersebut.
Penekanan (Emphasis)
Penekanan dalam desain berfungsi untuk menarik perhatian audiens pada elemen tertentu, seperti judul, gambar, atau ajakan untuk bertindak (CTA).
Namun, seringkali desainer yang kurang berpengalaman bisa secara tidak sengaja menempatkan penekanan pada bagian yang salah, yang dapat menimbulkan kebingungan bagi audiens.
Oleh karena itu, penting untuk terlebih dahulu menentukan bagian mana yang akan ditekankan, dan ini bisa dicapai dengan mengatur proporsi warna, elemen, pola, bayangan, dan teknik desain lainnya.
Proporsi (Proportion)
Proporsi, atau yang sering disebut dengan skala, adalah ukuran relatif suatu objek dalam desain. Elemen yang lebih besar cenderung terlihat lebih penting bagi audiens, sementara elemen yang lebih kecil tampak kurang signifikan.
Desainer sebaiknya menggunakan proporsi untuk menarik perhatian audiens pada elemen visual tertentu dalam desain mereka.
Perlu diingat bahwa perbedaan skala yang terlalu mencolok bisa membuat elemen terkecil menjadi kurang terlihat atau membuat elemen terbesar tampak berlebihan.
Gerakan (Movement)
Gerakan merujuk pada cara audiens melihat dan mengikuti komposisi dalam desain. Desain yang dinamis akan mengarahkan mata untuk bergerak ke berbagai arah, sementara desain statis hanya menarik sedikit perhatian dari audiens.
Seorang desainer yang handal mampu mengendalikan arah pandangan dengan menempatkan elemen-elemen desain sepanjang jalur yang mengikuti pola gerakan mata audiens.
Kontras (Contrast)
Kontras tercipta melalui penggunaan bentuk, warna, ukuran, dan sifat elemen yang berbeda-beda.
Kontras warna seringkali menjadi hal yang paling mencolok, namun perbedaan ukuran, bentuk, dan elemen lainnya juga dapat menciptakan kontras yang kuat.
Kontras memiliki dua fungsi utama. Pertama, memungkinkan desainer untuk membuat elemen-elemen dalam desain lebih menonjol satu sama lain.
Tanpa kontras yang cukup, desain bisa terlihat datar, hanya memiliki satu warna latar belakang tanpa elemen yang menonjol—yang tentu saja mengurangi fungsi desain itu sendiri. Fungsi kedua dari kontras adalah untuk meningkatkan aksesibilitas.
Kontras yang tepat antara elemen-elemen, terutama antara teks dan latar belakang, sangat penting agar desain dapat diakses oleh lebih banyak orang, termasuk mereka yang memiliki gangguan penglihatan.
Jika teks terlalu kecil atau tidak kontras dengan latar belakang, itu bisa menyulitkan pembaca dan membuat desain tidak efektif.
Pengulangan (Repetition)
Pengulangan mengacu pada penggunaan elemen yang serupa di seluruh desain, baik dengan pola yang teratur maupun acak.
Ini digunakan untuk memperkuat elemen-elemen tertentu dalam desain serta menciptakan rasa kesatuan. Pengulangan juga membantu menciptakan ritme dalam desain.
Pengulangan dapat diterapkan dengan cara yang sederhana, misalnya menggunakan ikon yang sama dalam latar belakang atau menyusun foto-foto dengan cara yang konsisten.
Bereksperimenlah dengan pengulangan yang tidak teratur untuk menciptakan dinamika, namun berhati-hatilah karena pengulangan yang berlebihan dapat membuat desain terlihat statis dan membosankan.
Variasi (Variety)
Variasi adalah elemen penting yang memberikan kehidupan dalam desain. Sementara pengulangan menambah harmoni, variasi memastikan desain tetap menarik dan tidak membuat audiens merasa bosan.
Ciptakan variasi dengan menambahkan elemen-elemen yang unik atau tak terduga dalam desain.
Variasi juga berguna untuk menarik perhatian audiens pada elemen-elemen tertentu yang ingin ditonjolkan dalam desain, sehingga menjaga keterlibatan mereka.
Kesatuan (Unity)
Kesatuan memberikan desain rasa keharmonisan, baik dari segi konsep maupun visual.
Prinsip ini sangat penting karena menciptakan kenyamanan bagi audiens saat menavigasi desain, di mana semuanya terlihat rapi dan teratur, tanpa ada elemen yang terlalu dominan atau mencolok.
Metode utama untuk mencapai kesatuan dalam desain meliputi:
- Proximity
Elemen yang diletakkan dekat satu sama lain akan terlihat seperti bagian dari grup yang terorganisir.
- Alignment
Elemen-elemen yang diselaraskan satu sama lain akan terlihat saling terkait dan terhubung.
- Repetition
Pengulangan elemen secara teratur akan menciptakan kesatuan, terutama jika pengulangan dilakukan dengan pola yang konsisten.
Sebagai penutup, dengan memahami prinsip dasar desain grafis, kamu dapat menciptakan karya visual yang lebih menarik, efektif, dan dapat menyampaikan pesan dengan jelas.