JAKARTA - Bursa saham di kawasan Eropa berhasil mencatatkan kenaikan mingguan terbaik sejak sebulan terakhir. Optimisme pelaku pasar terhadap kemungkinan tercapainya kesepakatan dagang antara Uni Eropa (UE) dan Amerika Serikat (AS) dalam beberapa minggu mendatang menjadi motor utama penguatan ini.
Indeks acuan Stoxx Europe 600 ditutup naik 1,1 persen pada perdagangan Jumat, 27 Juni 2025, waktu setempat, menandai kenaikan mingguan terbesar sejak Mei lalu. Sektor otomotif dan barang konsumsi menjadi pendorong utama reli di bursa Eropa, dengan masing-masing mencatatkan penguatan sebesar 1,3 persen sepanjang pekan.
Secara rinci, saham-saham raksasa otomotif seperti BMW, Mercedes-Benz, dan Stellantis melonjak lebih dari 4,5 persen per saham sepanjang pekan ini. Kenaikan signifikan ini berhasil menetapkan tren positif bagi kinerja emiten di sektor otomotif yang sempat tertekan beberapa pekan terakhir akibat ketidakpastian global.
Kepala analis pasar di Frankfurt Global Invest, Matthias Krüger, menyebutkan bahwa kabar membaiknya komunikasi perdagangan antara UE dan AS menjadi katalis utama penguatan bursa Eropa pekan ini. “Pasar menyambut baik tanda-tanda kesepakatan dagang yang mendekat. Ini mengurangi risiko eskalasi tarif yang bisa merugikan kedua belah pihak,” ujarnya.
Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen juga mengonfirmasi keyakinannya terhadap potensi tercapainya kesepakatan perdagangan dengan AS. Dalam pertemuan dengan para pemimpin Uni Eropa, Ursula menyatakan, “Saya optimistis bahwa kesepakatan yang saling menguntungkan dapat dicapai sebelum tenggat waktu. Ini akan mencegah eskalasi yang berpotensi merusak ekonomi kita,” tegasnya seperti dikutip dari pernyataan resmi Komisi Eropa.
Saham produsen barang-barang konsumen juga tampil impresif. Di antara yang mencatat lonjakan signifikan adalah saham perusahaan pakaian olahraga Adidas AG dan Puma SE. Sementara itu, saham raksasa teknologi industri Eropa seperti Siemens melonjak 6,5 persen dan Schneider Electric menguat 3,6 persen.
Di Prancis, indeks CAC 40 berhasil menutup pekan dengan kenaikan 1,8 persen ke level 7.691, setelah dua sesi sebelumnya berada di zona merah. Sentimen positif ini dipicu oleh kabar kemajuan dalam pembicaraan dagang AS-China yang dinilai dapat meredakan ketegangan dagang global.
Dari sisi makroekonomi, data awal yang dirilis otoritas statistik Prancis menunjukkan percepatan tak terduga pada inflasi konsumen di bulan Juni, sementara harga produsen mengalami kenaikan tahunan pertama sejak November 2023. Analis pasar menilai lonjakan inflasi ini harus diantisipasi, karena bisa mempengaruhi kebijakan moneter bank sentral Eropa dalam waktu dekat.
Saham individual di bursa Paris juga menunjukkan performa solid, dengan Schneider Electric melesat 5,7 persen, Legrand naik 4,2 persen, dan saham grup mode Kering menguat 3,6 persen.
Sementara itu, di Jerman, indeks acuan DAX ditutup menguat sekitar 1,6 persen ke level 24.033 pada Jumat. Kinerja impresif DAX terutama ditopang oleh saham sektor otomotif. Porsche memimpin kenaikan dengan lonjakan 7,6 persen diikuti penguatan saham penjual eceran, perusahaan teknologi, sektor farmasi, dan material.
Selama sepekan, indeks DAX mencatat kenaikan hampir 3 persen, menandai penguatan mingguan terbesar sejak awal kuartal kedua 2025. Analis senior di Munich Investment Partners, Karl Dietrich, menilai sektor otomotif Jerman kembali menunjukkan ketahanan. “Kinerja produsen otomotif, terutama Porsche, menunjukkan daya tahan yang luar biasa meski tekanan dari perlambatan ekonomi global masih ada,” jelasnya.
Menurut Dietrich, peningkatan minat investor pada saham otomotif Eropa juga ditopang oleh ekspektasi peningkatan permintaan kendaraan listrik di pasar global pada semester kedua 2025. “Rencana kebijakan insentif kendaraan ramah lingkungan di sejumlah negara Eropa dan Amerika menjadi katalis positif bagi sektor ini,” tambahnya.
Secara keseluruhan, penguatan bursa saham Eropa pekan ini menunjukkan bahwa pasar masih responsif terhadap kabar positif terkait perdagangan internasional. Ini menjadi sinyal bahwa potensi penguatan lanjutan tetap terbuka, terutama jika kesepakatan dagang UE-AS benar-benar terealisasi sebelum tenggat waktu yang ditetapkan.
Namun, analis juga mengingatkan bahwa volatilitas masih rentan terjadi di tengah ketidakpastian kebijakan suku bunga bank sentral Eropa, serta potensi tekanan dari perkembangan geopolitik global. “Pelaku pasar perlu tetap waspada. Data inflasi yang lebih tinggi dari perkiraan di Prancis menunjukkan tekanan harga masih mengintai,” ujar Krüger.
Meski begitu, pekan ini bursa Eropa berhasil menghapus sebagian kerugian yang terjadi dalam beberapa minggu terakhir, setelah pada pertengahan Juni sejumlah indeks utama seperti Stoxx Europe 600, CAC 40, dan DAX sempat jatuh ke level terendah dalam satu bulan terakhir akibat kekhawatiran atas prospek kebijakan tarif baru di AS.
Sejumlah investor global juga mencermati perkembangan kebijakan AS, termasuk potensi kebijakan tarif Presiden Joe Biden yang akan berdampak pada arus perdagangan dengan Eropa. Kabar terbaru mengenai intensitas pembicaraan dagang antara Brussel dan Washington dianggap membawa angin segar yang mampu menahan kepanikan pasar.
Secara teknikal, analis teknikal Euronext, Jean-Luc Moreau, menyebut Stoxx Europe 600 berpotensi menembus resistance di level 485 pada awal Juli jika sentimen positif perdagangan UE-AS terus menguat. “Konfirmasi breakout di atas 485 akan membuka peluang rally ke kisaran 500-505 dalam jangka pendek,” pungkasnya.
Dengan demikian, pekan terakhir Juni 2025 ini menjadi periode yang penting, karena selain menjadi penanda kebangkitan bursa Eropa, juga menjadi indikator awal apakah pemulihan pasar modal Eropa mampu berlanjut atau hanya bersifat sementara di tengah ketidakpastian global yang masih membayangi.