JAKARTA - PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO), anak usaha PT Pertamina (Persero), terus memperkuat posisinya sebagai pemimpin dalam pengembangan energi bersih berbasis panas bumi di Indonesia.
Dalam upaya meningkatkan bauran energi nasional dan mendukung transisi energi, PGEO saat ini tengah menggarap empat proyek strategis Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) dengan kapasitas masing-masing sekitar 50-55 Mega Watt (MW).
"Saat ini, kami sudah mengidentifikasi empat proyek strategis, masing-masing memiliki kapasitas 50 hingga 55 MW," ujar Direktur Keuangan PGEO, Yurizki Rio
Adapun keempat proyek strategis tersebut meliputi:
PLTP Lahendong di Sulawesi Utara
PLTP Gunung Tiga di Lampung
PLTP Lumut Balai Unit 3 (Bunbun) di Sumatera Selatan
PLTP Tanjung Tiga di Sumatera Selatan
Keempat proyek ini masuk dalam rencana jangka panjang PGEO untuk meningkatkan kapasitas terpasang serta memperluas cakupan wilayah pengembangan panas bumi di Tanah Air.
Akses Pendanaan Internasional
Lebih lanjut, Yurizki menjelaskan bahwa pihaknya tengah mengupayakan akses pendanaan dari luar negeri dalam bentuk concessional loan atau pinjaman lunak. Dana ini diharapkan berasal dari lembaga-lembaga internasional yang selama ini menjadi mitra pendanaan proyek-proyek energi terbarukan di berbagai negara berkembang.
"Kami sedang mengajukan concessional loan dari sumber internasional. Pada dasarnya, kita bisa mendapatkan suku bunga yang sangat kompetitif dengan tenor yang cukup panjang, antara 20 hingga 30 tahun," terang Yurizki.
Menurutnya, pinjaman lunak tersebut dapat memberikan nilai tambah komersial (commercial uplift) yang akan mendorong profil pengembalian investasi perusahaan secara lebih optimal.
"Ini akan memberikan more commercial uplift yang bisa bump our return profile," tandasnya.
Dua PLTP Baru Mulai Beroperasi pada 2025
Tak hanya mendorong proyek-proyek strategis jangka menengah, PGEO juga menargetkan dua pembangkit panas bumi baru untuk mulai beroperasi tahun ini. Pertama, PLTP Ulubelu di Provinsi Lampung dengan kapasitas 35 MW, yang ditargetkan mulai beroperasi pada Mei 2025. Kedua, PLTP Lumut Balai Unit 2 di Sumatera Selatan dengan kapasitas produksi 55 MW, yang dijadwalkan beroperasi pada awal Juli 2025.
Dengan beroperasinya dua pembangkit tersebut, PGEO optimistis mampu mengejar target produksi listrik hingga 4.930 Gigawatt-hour (GWh) pada 2025.
"Sehingga, kami confident target kami untuk mencapai 4.930 GWh production itu bisa tercapai di tahun ini," ujarnya.
Rencana Jangka Panjang Peningkatan Kapasitas
PGEO saat ini mengelola pembangkit listrik tenaga panas bumi dengan total kapasitas terpasang sebesar 1.887 MW. Dari jumlah tersebut, sebanyak 672 MW dikelola langsung oleh PGEO, sementara 1.205 MW dikelola bersama mitra strategis.
Dalam dua tahun ke depan, perusahaan menargetkan peningkatan kapasitas terpasang mandiri hingga mencapai 1.000 MW (1 GW). Bahkan, pada tahun 2033 mendatang, PGEO menargetkan total kapasitas terpasang mandiri meningkat menjadi 1.700 MW (1,7 GW).
Langkah ini sejalan dengan visi pemerintah Indonesia untuk menurunkan emisi karbon dan meningkatkan kontribusi energi terbarukan dalam bauran energi nasional. Potensi panas bumi Indonesia sendiri diperkirakan mencapai lebih dari 23.000 MW, namun baru sebagian kecil yang berhasil dimanfaatkan secara optimal.
"Kami terus berupaya memperkuat peran kami dalam mendukung target dekarbonisasi Indonesia. Pengembangan panas bumi adalah salah satu solusi strategis untuk mengurangi ketergantungan terhadap energi fosil," kata Yurizki.
Dukungan Regulasi dan Kolaborasi Multisektor
Yurizki juga menekankan pentingnya dukungan dari pemerintah, khususnya Kementerian Keuangan dan Kementerian ESDM, dalam memfasilitasi proses pendanaan dan perizinan proyek. Ia menyebut kolaborasi multisektor menjadi kunci keberhasilan transformasi energi nasional.
"Kami sudah berkoordinasi dengan Kementerian Keuangan terkait mekanisme concessional loan. Harapannya, proses ini bisa berjalan lancar dan mendukung percepatan pembangunan proyek-proyek kami," pungkasnya.
Dengan strategi terarah, investasi berkelanjutan, dan komitmen terhadap pengembangan energi bersih, PGEO terus memainkan peran vital dalam menciptakan masa depan energi Indonesia yang lebih hijau dan berkelanjutan.