Jakarta - Ketegangan yang terus meningkat dalam perang dagang antara Amerika Serikat dan China kembali mengguncang pasar energi global. Harga minyak dunia merosot tajam menyusul kekhawatiran akan dampak eskalasi tarif terhadap permintaan energi dan pertumbuhan ekonomi global, Senin, 7 April 2025.
Dalam perkembangan terkini, kedua negara ekonomi terbesar di dunia itu saling balas memberlakukan tarif baru yang memicu sentimen negatif di kalangan pelaku pasar. Kekhawatiran akan perlambatan ekonomi sebagai akibat dari kebijakan proteksionis ini membuat harga minyak mentah global anjlok ke level terendah dalam beberapa bulan terakhir.
Berdasarkan data yang dilansir Reuters, harga minyak Brent Crude turun signifikan sebesar 6,5% menjadi US$65,58 per barel, sementara minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) jatuh 7,4% ke posisi US$61,99 per barel. Penurunan ini terjadi di tengah meningkatnya ketidakpastian seputar prospek permintaan minyak global.
Perang Dagang Menjadi Faktor Dominan Tekanan Harga
Perang dagang antara AS dan China telah lama menjadi bayang-bayang negatif bagi pasar energi. Kebijakan saling balas tarif, terutama sejak masa pemerintahan mantan Presiden Donald Trump, kembali dihidupkan dalam gelombang baru yang menekan aktivitas ekonomi dan perdagangan global.
“Tarif yang diterapkan oleh AS dan dibalas oleh China telah menciptakan kondisi yang tidak kondusif bagi pertumbuhan ekonomi global. Ketika aktivitas ekonomi melambat, permintaan energi, termasuk minyak, tentu saja ikut menurun,” ujar Scott Shelton, analis energi dari United ICAP, seperti dikutip Reuters.
Shelton menambahkan bahwa penurunan harga minyak saat ini mencerminkan respons pasar terhadap risiko pelemahan permintaan. "Menurut saya, harga saat ini mungkin sudah mencerminkan nilai wajar sampai ada gambaran lebih jelas soal seberapa besar permintaan benar-benar turun,” ungkapnya.
Dampak Besar dari Perlambatan Ekonomi China
Sebagai konsumen minyak terbesar kedua di dunia setelah Amerika Serikat, kondisi ekonomi China menjadi salah satu penentu utama dalam pasar minyak global. Jika ekonomi Negeri Tirai Bambu mengalami kontraksi sebagai imbas dari perang dagang, maka konsumsi energinya akan berkurang secara signifikan.
“China adalah pemain kunci dalam pasar minyak dunia. Gangguan ekonomi di sana bisa memicu penurunan permintaan yang cukup besar,” kata seorang analis pasar dari Singapura yang tidak ingin disebutkan namanya.
Meski beberapa produk energi seperti minyak mentah, gas alam, dan produk olahan lainnya diberi pengecualian dari tarif tambahan, kekhawatiran tetap mengemuka. Hal ini karena perlambatan ekonomi akibat kebijakan tarif bisa berdampak secara tidak langsung pada kebutuhan energi.
Ketidakpastian Global Kian Meningkat
Volatilitas harga minyak kian mencolok karena pasar sangat sensitif terhadap setiap kabar terbaru terkait negosiasi atau peningkatan tensi antara Washington dan Beijing. Harga minyak mentah cenderung bereaksi cepat terhadap dinamika geopolitik, terutama yang menyangkut dua raksasa ekonomi dunia.
Sementara itu, faktor pasokan global seperti kebijakan produksi OPEC dan sanksi AS terhadap negara-negara produsen minyak seperti Iran, memang tetap relevan. Namun dalam situasi saat ini, perang dagang dianggap sebagai faktor dominan yang membayangi prospek pasar minyak.
“Ini bukan hanya tentang minyak, tapi juga tentang psikologi pasar. Setiap kali ada pengumuman tarif baru, investor bereaksi cepat karena takut akan skenario terburuk: resesi global,” ujar Shelton.
Prediksi: Harga Minyak Tetap Volatil
Dengan kondisi yang terus berkembang, pelaku pasar memperkirakan harga minyak akan tetap bergerak liar dalam waktu dekat. Selama ketegangan dagang antara AS dan China belum mencapai kesepakatan atau titik temu yang jelas, maka tekanan terhadap pasar energi diperkirakan akan terus berlanjut.
Ketidakpastian inilah yang membuat investor enggan mengambil risiko besar di sektor komoditas energi, termasuk minyak mentah. Oleh karena itu, pasar menunggu sinyal positif dari kedua negara untuk meredakan ketegangan yang telah berlangsung selama bertahun-tahun ini.