Produksi Batu Bara BUMI Turun 4 Persen pada 2024, Proyek Hilirisasi Tetap Dilanjutkan

Senin, 07 April 2025 | 13:36:22 WIB
Produksi Batu Bara BUMI Turun 4 Persen pada 2024, Proyek Hilirisasi Tetap Dilanjutkan

Jakarta – PT Bumi Resources Tbk (IDX: BUMI), perusahaan tambang batu bara terbesar di Indonesia, mencatatkan penurunan produksi batu bara sepanjang tahun 2024. Total produksi batu bara perseroan hanya mencapai 74,7 juta metrik ton, turun sekitar 4 persen dibandingkan realisasi tahun sebelumnya yang mencapai 77,8 juta metrik ton, Senin, 7 April 2025.

Penurunan ini terjadi meskipun salah satu anak usaha BUMI, yaitu PT Kaltim Prima Coal (KPC), mencatatkan kenaikan produksi. KPC mampu memproduksi 55 juta metrik ton batu bara atau meningkat 3 persen dari tahun 2023 yang mencapai 53,5 juta metrik ton.

Namun, peningkatan produksi KPC tidak mampu menutupi penurunan signifikan dari anak usaha lainnya, PT Arutmin Indonesia. Sepanjang 2024, Arutmin hanya mampu memproduksi 19,7 juta ton batu bara, atau turun tajam sebesar 19 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 24,3 juta ton.

BUMI sebelumnya menargetkan produksi batu bara tahun 2024 di kisaran 78-82 juta metrik ton. Namun target tersebut harus direvisi menjadi 76-78 juta metrik ton akibat sejumlah faktor eksternal maupun internal yang mempengaruhi proses produksi.

“Penyesuaian target produksi terjadi karena beberapa hal, termasuk tingginya curah hujan, penurunan harga batu bara di pasar global, serta penurunan produksi dari PT Arutmin Indonesia,” jelas manajemen BUMI dalam keterangan resminya, dikutip Senin, 7 April 2025.

Komitmen Hilirisasi Tetap Jalan

Di tengah tantangan produksi yang menurun, BUMI tetap berkomitmen untuk menjalankan proyek hilirisasi batu bara. Perusahaan menyatakan telah menjalin kerja sama dengan mitra strategis dari luar negeri dan kini tengah memasuki tahap diskusi dengan pemerintah untuk merealisasikan proyek tersebut.

“BUMI berhasil melakukan kemajuan pada proyek hilirisasi dengan menggandeng mitra dari luar negeri dan dalam tahap diskusi dengan pemerintah untuk mencapai kesepakatan dalam proyek ini dan proyek non batu bara lainnya,” ungkap manajemen dalam keterangannya.

Langkah hilirisasi ini sejalan dengan kebijakan pemerintah Indonesia yang mendorong peningkatan nilai tambah komoditas sumber daya alam melalui transformasi industri, khususnya di sektor pertambangan. Pemerintah juga menargetkan adanya pembangunan fasilitas gasifikasi batu bara, produksi metanol, hingga bahan bakar nabati dari hasil batu bara domestik.

BUMI diketahui telah melakukan penjajakan proyek hilirisasi sejak beberapa tahun terakhir. Namun, hingga kini proyek tersebut masih dalam tahap persiapan dan belum memasuki fase konstruksi. Kerja sama dengan mitra asing diharapkan dapat mempercepat pelaksanaan proyek yang dinilai krusial untuk mendukung keberlanjutan bisnis perusahaan dalam jangka panjang.

Prospek Bisnis dan Tantangan ke Depan

Penurunan produksi yang dialami BUMI menyoroti tantangan yang dihadapi sektor batu bara saat ini. Selain faktor cuaca ekstrem seperti curah hujan yang tinggi, fluktuasi harga batu bara global turut memberikan tekanan terhadap kegiatan operasional dan pendapatan perusahaan tambang.

Data dari pasar komoditas global menunjukkan bahwa harga batu bara mengalami tren penurunan dalam beberapa bulan terakhir, setelah sempat melonjak tinggi pada 2022-2023 akibat ketegangan geopolitik dan krisis energi global.

Meski demikian, BUMI tetap optimistis dapat menjaga keberlanjutan bisnis melalui diversifikasi usaha dan peningkatan efisiensi produksi. Proyek hilirisasi menjadi salah satu strategi utama perusahaan untuk mengurangi ketergantungan terhadap pasar ekspor batu bara mentah dan membuka peluang pasar baru di sektor hilir.

Tentang BUMI

PT Bumi Resources Tbk (BUMI) adalah salah satu perusahaan batu bara terbesar di Asia dengan dua anak usaha utama yaitu PT Kaltim Prima Coal dan PT Arutmin Indonesia. Perusahaan ini berfokus pada eksplorasi, eksploitasi, dan perdagangan batu bara serta sedang mengembangkan sejumlah proyek hilirisasi dan energi terbarukan sebagai bagian dari transformasi bisnis jangka panjang.

Dengan kinerja produksi yang fluktuatif dan ketidakpastian harga komoditas, langkah-langkah strategis seperti hilirisasi dan efisiensi operasional akan menjadi kunci keberhasilan BUMI dalam menjaga pertumbuhan dan daya saing industri batu bara nasional.

Terkini