JAKARTA - PT Super Bank Indonesia (Superbank), bank digital hasil kolaborasi antara raksasa teknologi Grab dan PT Elang Mahkota Teknologi Tbk. (EMTK), masih mencatatkan kinerja keuangan yang negatif sepanjang tahun 2024. Berdasarkan laporan keuangan terbaru, Superbank membukukan rugi bersih sebesar Rp366,36 miliar. Meski demikian, angka ini sedikit lebih baik dibandingkan kerugian pada tahun sebelumnya yang mencapai Rp385,1 miliar.
Di tengah gencarnya kabar mengenai rencana penawaran umum saham perdana atau initial public offering (IPO) yang dikabarkan akan berlangsung tahun ini, Superbank berusaha keras memperbaiki kinerjanya. Penyusutan angka kerugian yang dialami Superbank tak lepas dari lonjakan signifikan pendapatan bunga bersih atau net interest income (NII), yang melonjak 102,42% secara tahunan (year on year/yoy) menjadi Rp609,5 miliar pada 2024.
Selain itu, margin bunga bersih atau net interest margin (NIM) Superbank juga menunjukkan perbaikan. Dari sebelumnya 7,18% pada 2023, NIM naik menjadi 7,88% pada tahun 2024. Peningkatan ini menandakan adanya pengelolaan yang lebih baik terhadap portofolio kredit dan aset produktif bank tersebut.
"Kinerja positif pada pendapatan bunga bersih kami adalah hasil dari upaya strategis dalam memperkuat basis pelanggan serta memaksimalkan portofolio kredit," ujar perwakilan manajemen Superbank dalam laporan keuangan yang diterbitkan. Pernyataan ini mencerminkan optimisme manajemen dalam menavigasi tantangan industri perbankan digital yang semakin ketat.
Superbank, yang memposisikan diri sebagai bank digital dengan fokus pada segmen ritel dan UMKM, memang tengah gencar melakukan ekspansi layanan. Langkah ini sejalan dengan strategi mereka untuk memperluas basis nasabah dan meningkatkan volume transaksi. Dengan dukungan teknologi dari Grab dan ekosistem media dari Emtek, Superbank menargetkan penetrasi yang lebih dalam ke masyarakat Indonesia yang selama ini masih belum sepenuhnya terlayani oleh sektor perbankan konvensional.
Rencana IPO Superbank semakin menguat seiring dengan upaya bank untuk memperkuat struktur permodalan dan mempercepat ekspansi bisnisnya. Meskipun belum ada pernyataan resmi mengenai jadwal IPO, rumor yang beredar menyebutkan bahwa langkah ini akan menjadi bagian dari strategi jangka panjang Superbank untuk meningkatkan daya saing dan transparansi di pasar.
"Kami terus mengeksplorasi berbagai opsi strategis untuk mendukung pertumbuhan berkelanjutan perusahaan, termasuk kemungkinan IPO. Namun, hingga saat ini, kami belum dapat memberikan konfirmasi resmi terkait waktu pelaksanaan," jelas manajemen Superbank dalam keterangannya.
Kinerja keuangan Superbank selama 2024 mencerminkan dinamika industri perbankan digital yang penuh tantangan namun juga peluang. Persaingan yang ketat di sektor ini menuntut bank digital seperti Superbank untuk terus berinovasi, menawarkan layanan yang kompetitif, dan meningkatkan efisiensi operasional.
Pengamat perbankan digital, Adrian Gunadi, menilai bahwa langkah Superbank untuk meningkatkan pendapatan bunga bersih dan margin bunga merupakan sinyal positif. "Meskipun masih membukukan kerugian, tren perbaikan ini menunjukkan bahwa model bisnis mereka mulai mendekati titik impas. Dukungan dari Grab dan Emtek juga menjadi kekuatan tersendiri bagi Superbank dalam menghadapi persaingan," kata Adrian.
Lebih lanjut, Adrian menjelaskan bahwa IPO bisa menjadi langkah strategis bagi Superbank, bukan hanya untuk memperkuat permodalan, tetapi juga untuk meningkatkan kepercayaan publik dan menarik lebih banyak nasabah. "Dengan menjadi perusahaan terbuka, Superbank akan meningkatkan transparansi dan akuntabilitasnya, yang pada akhirnya bisa menarik minat investor dan nasabah baru," tambahnya.
Selain meningkatkan pendapatan bunga, Superbank juga tengah fokus pada pengembangan layanan digital terintegrasi. Upaya ini meliputi penyempurnaan aplikasi mobile banking, perluasan jaringan mitra bisnis, serta penguatan layanan keuangan mikro untuk mendukung inklusi keuangan di Indonesia.
Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, perkembangan bank digital di Indonesia terus menunjukkan tren positif, dengan semakin banyak masyarakat yang beralih ke layanan perbankan berbasis digital karena kemudahan akses dan efisiensi layanan. Hal ini menjadi peluang besar bagi Superbank untuk terus memperbesar pangsa pasar.
Namun, tantangan yang dihadapi Superbank juga tidak kecil. Kompetisi dengan bank digital lainnya yang sudah lebih dulu mapan, seperti Bank Jago, Bank Neo Commerce, dan SeaBank, memaksa Superbank untuk terus berinovasi dan menawarkan nilai tambah yang unik bagi nasabah.
Dengan segala dinamika tersebut, perjalanan Superbank menuju profitabilitas tampaknya masih memerlukan waktu. Kendati demikian, pencapaian dalam memperkecil kerugian dan meningkatkan pendapatan bunga bersih menjadi sinyal positif bagi masa depan bank digital ini.
Sebagai penutup, Superbank menegaskan komitmennya untuk terus memberikan layanan terbaik bagi masyarakat dan mendukung inklusi keuangan nasional. "Kami percaya bahwa dengan strategi yang tepat dan dukungan dari para pemegang saham, Superbank akan mampu mencapai kinerja yang lebih baik di masa mendatang," pungkas manajemen.
Dengan perkembangan ini, masyarakat dan investor tentunya akan terus mencermati langkah-langkah strategis Superbank, terutama jika bank ini benar-benar melangkah ke lantai bursa melalui IPO dalam waktu dekat.