MBMA Jual Perdana 6.500 Metrik Ton Nikel, Perkuat Posisi di Industri Baterai Kendaraan Listrik

Jumat, 04 April 2025 | 10:40:35 WIB

JAKARTA - PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA) resmi mengumumkan penjualan perdana sebanyak 6.500 metrik ton nikel dalam bentuk mixed hydroxide precipitate (MHP) yang diproduksi oleh PT ESG New Energy Material (PT ESG). Pengiriman pertama ini menandai langkah signifikan bagi MBMA dalam memperkuat posisinya sebagai pemasok utama bahan baku industri baterai kendaraan listrik di pasar global.

PT ESG merupakan perusahaan patungan antara MBMA dan GEM Co., Ltd (GEM), yang telah memperoleh izin usaha industri (IUI) pada Februari 2025. Setelah mendapatkan izin, perusahaan ini langsung merealisasikan pengiriman pertama pada Maret 2025, menunjukkan kesiapan MBMA dalam memenuhi permintaan global akan bahan baku baterai berkualitas tinggi.

Presiden Direktur MBMA, Teddy Oetomo, mengungkapkan bahwa penjualan perdana ini merupakan pencapaian strategis yang membuktikan komitmen MBMA dalam mengembangkan industri nikel nasional.

“Keberhasilan penjualan perdana MHP mencerminkan kemampuan kami dalam menyelesaikan proyek sesuai jadwal dan mengirimkan bahan baku berkualitas tinggi ke pasar global,” ujar Teddy dalam keterangan resminya pada Kamis 3 April 2025.

Pasokan Bahan Baku dari SCM dan Pembangunan Fasilitas Baru

Untuk memastikan kelangsungan produksi yang efisien dan berkelanjutan, MBMA mengandalkan pasokan bahan baku dari Tambang PT Sulawesi Cahaya Mineral (SCM), yang merupakan anak perusahaan MBMA. SCM bertanggung jawab dalam menyediakan bijih limonit yang akan digunakan dalam proses produksi di PT ESG.

Dalam rangka memperkuat rantai pasokan, MBMA juga tengah membangun fasilitas feed preparation plant (FPP) di lokasi Tambang SCM. Pembangunan ini berjalan sesuai jadwal dan diharapkan dapat mendukung transportasi bahan baku ke pabrik PT ESG yang berlokasi di Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) pada kuartal II-2025.

Langkah strategis ini merupakan bagian dari upaya MBMA dalam mendukung pengembangan ekosistem industri baterai listrik nasional. Dengan adanya infrastruktur yang memadai, MBMA optimistis dapat meningkatkan kapasitas produksi serta memenuhi kebutuhan pasar global.

MBMA dan Komitmen terhadap ESG

Selain memastikan kelangsungan pasokan bahan baku, MBMA juga menegaskan komitmennya terhadap prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG) dalam seluruh proses bisnisnya. Melalui kerja sama dengan GEM Co., Ltd, perusahaan ini berkomitmen untuk menjalankan operasional yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.

Penerapan prinsip ESG dalam produksi nikel diharapkan dapat meningkatkan daya saing MBMA di tingkat global. Dengan semakin meningkatnya permintaan akan bahan baku baterai kendaraan listrik, MBMA berambisi menjadi pemain utama dalam industri ini, sekaligus berkontribusi dalam mendukung transisi energi bersih dunia.

Target dan Prospek Industri Nikel

Sebagai bagian dari strategi jangka panjangnya, MBMA menargetkan peningkatan volume produksi secara bertahap. Dengan permintaan nikel yang terus meningkat, terutama untuk kebutuhan industri baterai kendaraan listrik, perusahaan optimistis dapat mempertahankan pertumbuhan positif di tahun-tahun mendatang.

“Penjualan perdana ini menjadi langkah awal dari komitmen jangka panjang kami untuk menjadi pemimpin di sektor bahan baku baterai kendaraan listrik. Kami terus berinovasi dan mengembangkan infrastruktur guna memastikan keberlanjutan bisnis ini,” tambah Teddy Oetomo.

Analis industri menilai bahwa langkah MBMA ini akan memperkuat posisi Indonesia sebagai salah satu pemasok utama nikel dunia. Dengan kebijakan hilirisasi yang terus didorong oleh pemerintah, Indonesia berpotensi menjadi pusat produksi baterai kendaraan listrik yang strategis di pasar global.

Penjualan perdana 6.500 metrik ton nikel oleh MBMA menandai tonggak penting dalam ekspansi bisnis perusahaan di industri baterai kendaraan listrik. Dengan pasokan bahan baku dari Tambang SCM, pembangunan infrastruktur baru, serta komitmen terhadap prinsip ESG, MBMA optimistis dapat terus berkembang dan menjadi pemimpin di industri ini. Di tengah meningkatnya permintaan global akan bahan baku baterai, langkah strategis ini semakin memperkuat peran Indonesia dalam rantai pasok industri kendaraan listrik dunia.

Terkini