JAKARTA - Dalam rangka mendukung respons cepat Pemerintah Indonesia terhadap bencana gempa bumi yang mengguncang Myanmar, maskapai nasional Garuda Indonesia melaksanakan penerbangan khusus yang mengangkut bantuan kemanusiaan. Penerbangan ini membawa 7,6 ton logistik dan peralatan medis, serta 64 tenaga medis darurat atau Emergency Medical Team (EMT), sebagai bentuk solidaritas Indonesia terhadap negara tetangga yang sedang dilanda krisis kemanusiaan.
Gempa besar yang terjadi di Myanmar pada 28 Maret 2025 telah menelan banyak korban jiwa, melumpuhkan infrastruktur, serta menyisakan ribuan orang tanpa tempat tinggal dan fasilitas kesehatan. Pemerintah Indonesia segera merespons dengan menggalang bantuan lintas kementerian dan lembaga untuk mendukung penanggulangan bencana tersebut.
Bantuan Disalurkan melalui Penerbangan Kemanusiaan Garuda Indonesia
Penerbangan kemanusiaan tersebut dioperasikan oleh Garuda Indonesia pada Kamis, 3 April 2025, menggunakan armada Boeing 737-800NG, sebuah pesawat narrow body yang dapat diandalkan dalam misi-misi operasional di wilayah Asia Tenggara. Penerbangan dengan nomor GA 8560 ini diberangkatkan dari Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, pukul 09.00 WIB dan mendarat di Bandara Naypyidaw, Myanmar, pukul 12.50 waktu setempat.
Penerbangan kembali ke Indonesia dilakukan pada Jumat, 4 April 2025, menggunakan nomor penerbangan GA 8590 melalui Bandara Internasional Yangon. Dalam penerbangan pulang ini, pesawat juga membawa dokumen logistik dan sejumlah personel yang telah menyelesaikan tugas awal di lokasi.
"Garuda Indonesia berkomitmen penuh dalam mendukung setiap misi kemanusiaan Pemerintah. Kami merasa bangga dapat menjadi bagian dari pengiriman bantuan dan tim medis ke Myanmar," ujar Direktur Utama Garuda Indonesia, Irfan Setiaputra.
Kolaborasi Multisektor: Kementerian dan Lembaga Turut Andil
Bantuan yang diterbangkan Garuda Indonesia merupakan hasil sinergi dari berbagai instansi pemerintah dan organisasi kemanusiaan nasional. Bantuan berasal dari:
- Kementerian Kesehatan
- Kementerian Pertanian
- Badan Amil Zakat Nasional (Baznas)
- Palang Merah Indonesia (PMI)
- Tentara Nasional Indonesia (TNI)
- Badan SAR Nasional (Basarnas)
Jenis bantuan yang dikirim meliputi alat kesehatan, obat-obatan, tenda darurat, bahan makanan pokok, alat pemurni air, hingga perlengkapan kebersihan dan sanitasi. Tim EMT yang berjumlah 64 orang ini memiliki spesialisasi di berbagai bidang medis seperti bedah darurat, layanan trauma, hingga evakuasi medis massal.
"Bantuan ini merupakan wujud konkret kepedulian Indonesia terhadap bencana global. Kami bekerja sama lintas sektor untuk memastikan bantuan sampai ke tangan yang tepat dan secepat mungkin," ujar Irfan.
Myanmar Dilanda Bencana, Indonesia Bergerak Cepat
Gempa berkekuatan 7,7 magnitudo yang mengguncang Myanmar menyebabkan kerusakan parah di wilayah utara, terutama di kawasan Sangaing dan Mandalay. Ribuan bangunan hancur, jaringan listrik terputus, serta fasilitas publik seperti rumah sakit dan sekolah rusak berat. Ratusan korban jiwa dilaporkan, sementara ribuan lainnya masih membutuhkan bantuan medis dan logistik.
Merespons kondisi ini, Pemerintah Indonesia, melalui koordinasi antara BNPB, Kementerian Luar Negeri, dan sejumlah lembaga lainnya, segera menyusun strategi bantuan luar negeri yang salah satunya dijalankan melalui penerbangan kemanusiaan ini.
"Kami hadir bukan hanya sebagai tetangga, tetapi juga sebagai mitra dalam solidaritas kemanusiaan global," tegas perwakilan Kementerian Luar Negeri RI dalam siaran pers.
Garuda Indonesia, Mitra Strategis Tanggap Darurat
Garuda Indonesia selama ini dikenal tidak hanya sebagai operator penerbangan komersial, tetapi juga berperan aktif dalam mendukung berbagai misi darurat Pemerintah, baik domestik maupun internasional. Selama pandemi COVID-19, maskapai ini mengangkut vaksin dan alat kesehatan ke berbagai provinsi di Tanah Air. Garuda juga pernah mengangkut bantuan ke lokasi bencana di Turki, Palestina, serta kawasan Asia lainnya.
"Garuda siap setiap saat jika dibutuhkan untuk tugas kemanusiaan. Kami siapkan awak, armada, dan logistik dengan standar tertinggi agar bantuan dapat dikirim tepat waktu dan aman," lanjut Irfan.
Protokol dan Standar Operasional Tinggi dalam Penerbangan Kemanusiaan
Untuk mendukung kelancaran misi ini, Garuda Indonesia menerapkan protokol khusus terkait:
- Penanganan dan keamanan kargo logistik
- Manajemen kru dan tim EMT
- Koordinasi dengan otoritas bandara Myanmar
- Prosedur internasional terkait bantuan kemanusiaan lintas negara
Garuda juga bekerja sama dengan lembaga internasional seperti UN OCHA (United Nations Office for the Coordination of Humanitarian Affairs) untuk memastikan distribusi bantuan dilakukan secara efisien dan terkoordinasi di lapangan.
Misi Akan Berlanjut Sesuai Kebutuhan Lapangan
Pemerintah Indonesia menyatakan bahwa bantuan ke Myanmar tidak akan berhenti pada satu kali pengiriman. Jika kondisi di lokasi bencana masih membutuhkan dukungan lanjutan, gelombang bantuan berikutnya akan disiapkan, baik dalam bentuk logistik tambahan maupun pengiriman tenaga medis spesialis lainnya.
Sementara itu, Garuda Indonesia memastikan kesiapan armada dan kru untuk mendukung setiap tahapan bantuan kemanusiaan berikutnya.