Pasokan Gas Rusia ke Eropa Disetop: Dampak dan Potensi Kerugian

Kamis, 02 Januari 2025 | 13:41:37 WIB
Pasokan Gas Rusia ke Eropa Disetop: Dampak dan Potensi Kerugian

Pasokan gas dari Rusia ke Eropa telah resmi dihentikan, menandai akhir dari dominasi energi negara tersebut di benua biru. Keputusan ini membawa pertanyaan besar mengenai dampak yang akan dirasakan oleh negara-negara Eropa dan siapa pihak yang paling dirugikan. Setelah invasi Rusia ke Ukraina pada tahun 2022, ketergantungan Eropa terhadap pasokan gas Rusia mulai berkurang drastis. Lantas, bagaimana situasi ini berdampak terhadap geopolitik dan ekonomi Eropa?

Dampak Penghentian Pasokan Gas Rusia ke Eropa

Sebelum konflik di Ukraina meletus pada 2022, Rusia menguasai sekitar 35 persen pasar ekspor gas alam di Eropa. Gas tersebut sebagian besar disalurkan melalui jaringan pipa era Soviet yang membentang dari Siberia melalui Ukraina menuju Eropa Tengah. Namun, seiring dengan penutupan jalur gas tertua tersebut, pangsa pasar Rusia kini menyusut menjadi kurang dari 10 persen menurut laporan Al Jazeera.

Jonah Hull dari Al Jazeera yang melaporkan dari Kiev, menyebutkan kontekstualisasi perubahan ini: "Ini mengakhiri dominasi Rusia di pasar energi Uni Eropa," ungkapnya pada Rabu, 1 Januari 2025.

Penghentian pasokan ini diharapkan dapat mengurangi ketergantungan Eropa terhadap energi Rusia dan mendorong negara-negara di benua ini mencari alternatif pasokan energi yang lebih aman dan berkelanjutan.

Dampak Ekonomi dan Geopolitik

Kesepakatan transit antara Rusia dan Ukraina melalui jaringan pipa Urengoy-Pomary-Uzhgorod memberikan keuntungan finansial yang signifikan bagi kedua negara tersebut. Rusia dilaporkan memperoleh sekitar 5 hingga 6,5 miliar dolar per tahun dari kesepakatan ini, sementara Ukraina menerima sekitar 800 juta dolar.

Namun, kebanyakan dana ini digunakan untuk biaya transportasi gas, dengan pendapatan bersih bagi Ukraina berupa pajak dan dividen hanya mencapai 100-200 juta dolar per tahun, seperti disebutkan oleh Mantan kepala Operator GTS Ukraina, Makohon, dalam sebuah wawancara dengan Al Jazeera.

Dengan dihentikannya pasokan ini, baik Rusia maupun Ukraina harus menghadapi perubahan besar dalam aliran pendapatan mereka, yang pada gilirannya dapat memengaruhi stabilitas ekonomi domestik dan hubungan bilateral mereka di masa depan.

Adaptasi dan Upaya Diversifikasi Pasokan Energi Eropa

Banyak negara Eropa kini berupaya menyesuaikan diri dengan realitas baru ini. Uni Eropa telah mempercepat langkah diversifikasi sumber energi dengan menjajaki peluang dari negara lain. Termasuk di dalamnya adalah kerjasama di bidang energi terbarukan serta peningkatan impor gas alam cair (LNG) dari negara-negara di luar Rusia.

Beberapa negara, seperti Jerman dan Prancis, telah memulai investasi pada infrastruktur yang mendukung energi terbarukan serta membangun terminal penampungan LNG baru. Langkah ini bertujuan untuk memastikan keberlanjutan pasokan energi mereka sembari mengurangi dampak ekonomi dari penghentian pasokan gas Rusia.

Siapa yang Paling Dirugikan?

Dengan perubahan mendadak ini, negara-negara yang masih mengandalkan gas dari Rusia melalui jalur alternatif seperti pipa yang melewati Turki, seperti Hungaria, mungkin akan mengalami kenaikan biaya energi dalam jangka pendek. Namun, kurangnya ketergantungan dalam jangka panjang diharapkan bisa membawa stabilitas lebih baik terhadap situasi energi dan ekonomi mereka.

Di sisi lain, penghentian pasokan gas tidak hanya berdampak pada aspek ekonomi, tetapi juga politik. Rusia menghadapi tantangan untuk menemukan pasar baru bagi ekspor gasnya, sementara Ukraina ditekan untuk menemukan sumber pendapatan baru guna menggantikan pemasukan yang hilang dari biaya transit gas.

Penutupan pasokan gas Rusia ke Eropa adalah momen penting yang menandai berakhirnya era dominasi energi dari satu negara dan membuka peluang untuk perubahan besar dalam kebijakan energi di Eropa. Negara-negara Eropa sekarang dihadapkan pada pilihan penting untuk mempercepat transisi energi menuju sumber yang lebih beragam dan ramah lingkungan.

Sementara Rusia dan Ukraina harus beradaptasi dengan setting ekonomi baru pasca penghentian kesepakatan ini. Keberhasilan dalam menghadapi pergeseran ini akan sangat tergantung pada kemampuan masing-masing pihak untuk berinovasi dan mendiversifikasi sumber daya dan ekonomi mereka dalam menghadapi perubahan global yang cepat ini.

Terkini