Erick Thohir Tolak Pembangunan Terminal Baru, Tekankan Efisiensi dan Optimalisasi Infrastruktur

Jumat, 03 Januari 2025 | 10:16:08 WIB
Erick Thohir Tolak Pembangunan Terminal Baru, Tekankan Efisiensi dan Optimalisasi Infrastruktur

JAKARTA — Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir secara tegas menolak usulan pembangunan terminal baru untuk meningkatkan kualitas bandara di Indonesia. Pandangan ini diungkapkan Erick terkait dengan rencana pembangunan Terminal 4 di Bandara Internasional Soekarno-Hatta yang sebelumnya direncanakan tetapi kemudian ditunda setelah kajian ulang yang menunjukkan bahwa proyek tersebut membutuhkan anggaran besar hingga Rp 14 triliun.

Erick berpendapat bahwa peningkatan kualitas fasilitas bandara tidak harus selalu diartikan dengan membangun terminal baru. "Setelah dilakukan kajian komprehensif, kita dapat melakukan perbaikan yang signifikan dengan biaya hanya Rp 1 triliun di terminal yang sudah ada," ungkap Erick saat meninjau progres Terminal 2F Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten.

Keputusan ini juga sejalan dengan instruksi penghematan dan efisiensi yang ditekankan oleh Kementerian BUMN. Menurut Erick, langkah ini tidak hanya memberikan penghematan besar tetapi secara signifikan meningkatkan kapasitas penumpang di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, dari 56 juta menjadi 94 juta penumpang per tahun.

Pentingnya Peningkatan Kualitas Bandara Tanpa Pemborosan

Sebagai salah satu pintu gerbang utama bagi wisatawan mancanegara, kualitas fasilitas bandara di Indonesia sangat penting. Erick menegaskan, "Bandara adalah jendela sebuah bangsa. Baik wisatawan maupun pengunjung yang datang dari luar negeri pasti yang pertama dilihat adalah fasilitas, pelayanan, dan kenyamanan bandaranya."

Indonesia harus mampu bersaing dengan bandara-bandara lain di kawasan Asia Tenggara seperti di Malaysia dan Singapura. Namun, alih-alih mengeluarkan anggaran yang sangat besar untuk terminal baru, Erick percaya bahwa menyesuaikan dan meningkatkan kapasitas terminal yang sudah ada adalah solusi paling efisien dan strategis.

Strategi Bertahap untuk Pengembangan Bandara Nasional

Dalam upaya peningkatan fasilitas, strategi bertahap akan diimplementasikan. Fokus utama untuk tahap awal akan dilakukan di Bandara Internasional Soekarno-Hatta di Banten serta Bandara I Gusti Ngurah Rai di Bali. "Kita perlu meng-upgrade bandara-bandara di Indonesia," ujar Erick, menegaskan pentingnya program ini.

Pendekatan bertahap ini diharapkan memberi waktu yang cukup untuk mengimplementasikan perubahan serta mengukur dampaknya secara efektif. Dengan kapasitas penumpang yang optimal, masalah kemacetan dan kenyamanan di bandara dapat lebih mudah diatasi.

Efisiensi dan Kebanggaan Nasional

Erick juga merasa optimis bahwa langkah efisiensi ini, meskipun sederhana dalam pelaksanaannya, akan membawa dampak signifikan dalam persaingan global. "Saya mengapresiasi seluruh tim dari PT Angkasa Pura Indonesia atau InJourney Airports. Di Kementerian BUMN, kami melakukan review terhadap proyek-proyek yang dinilai tidak efisien di BUMN," tambahnya, menilai pentingnya evaluasi terus-menerus terhadap proyek-proyek BUMN yang sedang berjalan.

Pada akhirnya, Erick berharap bahwa langkah-langkah ini tidak hanya dapat memenuhi standar internasional tetapi juga menjadi kebanggaan bangsa yang mampu bersaing di kancah global. "Kita harus bisa bangga dengan apa yang kita miliki. Bandara bukan hanya soal infrastruktur, tetapi juga wajah dan kebanggaan bangsa," tegas Erick.

Dengan langkah-langkah konkret yang diambil oleh Kementerian BUMN, Indonesia diharapkan dapat terus meningkatkan daya saingnya di sektor fasilitas publik, khususnya bandara, tanpa harus mengeluarkan dana yang sangat besar. Langkah ini sekaligus memberi contoh nyata bahwa kebijakan berbasis riset dan data memiliki dampak yang signifikan bagi pengembangan infrastruktur nasional.

Terkini