Harga Minyak Tenang, Pasar Tetap Waspada

Senin, 25 Agustus 2025 | 06:57:03 WIB
Harga Minyak Tenang, Pasar Tetap Waspada

JAKARTA - Harga minyak mentah dunia menutup perdagangan pekan lalu dengan kondisi relatif stabil. Namun, stabilitas tersebut bukan berarti tanpa tekanan. Pasar global justru tengah diliputi kecemasan akibat konflik Rusia–Ukraina yang belum juga menemukan jalan damai, sehingga menimbulkan ketidakpastian arah harga minyak dalam waktu dekat.

Pada Jumat, 22 Agustus 2025, harga minyak Brent tercatat naik tipis 0,09% ke level US$67,73 per barel. Sementara itu, West Texas Intermediate (WTI) menguat 0,22% ke posisi US$63,66 per barel. Angka ini menunjukkan pergerakan yang tidak terlalu besar, tetapi mencerminkan sikap hati-hati investor dalam merespons situasi geopolitik yang masih penuh ketidakpastian.

Pasar Tunggu Langkah AS

Analis UBS, Giovanni Staunovo, menilai bahwa pasar minyak saat ini cenderung menunggu perkembangan politik global, khususnya kebijakan yang akan diambil oleh Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.

“Semua pihak menunggu langkah berikutnya dari Presiden AS Donald Trump. Sepertinya dalam beberapa hari ke depan belum akan ada perkembangan berarti,” ujar Staunovo.

Pernyataan ini menunjukkan bahwa dinamika harga minyak bukan hanya ditentukan oleh sisi fundamental permintaan dan penawaran, tetapi juga sangat erat kaitannya dengan keputusan politik negara adidaya. AS sebagai salah satu produsen dan konsumen energi terbesar memiliki pengaruh besar dalam menentukan arah kebijakan global, terutama menyangkut konflik Rusia–Ukraina.

Konflik Rusia–Ukraina Masih Panas

Hingga kini, Rusia dan Ukraina masih terlibat pertempuran sengit tanpa adanya tanda-tanda gencatan senjata yang berarti. Eskalasi terbaru justru menunjukkan peningkatan tensi. Moskow dilaporkan melancarkan serangan udara di wilayah dekat perbatasan Ukraina dengan Uni Eropa. Di sisi lain, Kyiv mengklaim berhasil menghantam fasilitas vital Rusia, termasuk kilang minyak dan stasiun pompa minyak di Unecha.

Dampak serangan tersebut mulai terasa ke jalur distribusi energi. Rusia mengalami gangguan pasokan minyak ke Hungaria dan Slovakia. Situasi ini memicu kekhawatiran baru di pasar, mengingat kedua negara tersebut masih sangat bergantung pada impor energi dari Moskow. Ketidakpastian aliran minyak dari Rusia otomatis memperbesar risiko bagi stabilitas energi kawasan Eropa.

Ancaman Sanksi Baru

Tidak hanya soal pertempuran di lapangan, isu sanksi juga menjadi sorotan utama. Belum adanya sinyal perdamaian antara Rusia dan Ukraina meningkatkan risiko dikenakannya sanksi tambahan terhadap Moskow. Jika hal itu benar-benar terjadi, pasokan minyak global bisa semakin terganggu, yang pada gilirannya akan menekan pasar energi dunia.

Dalam sejarahnya, setiap kali ada potensi sanksi baru terhadap Rusia, harga minyak biasanya bergerak naik akibat kekhawatiran pasar terhadap terganggunya suplai. Namun, kali ini harga relatif stabil, mengindikasikan pelaku pasar lebih memilih menunggu arah kebijakan resmi dari Barat sebelum melakukan langkah besar.

Respons Amerika Serikat dan Eropa

Di tengah ketidakpastian, Amerika Serikat bersama Uni Eropa mulai membahas opsi militer setelah serangkaian pertemuan tatap muka. Langkah ini menunjukkan bahwa konflik bisa saja memasuki fase yang lebih serius. Estonia bahkan menyatakan kesiapan mengirim satu batalion pasukan untuk misi penjaga perdamaian di Ukraina.

Meski masih sebatas pembahasan, wacana pengiriman pasukan ini menambah dimensi baru bagi konflik yang sudah berlangsung lebih dari tiga tahun. Jika eskalasi meningkat, pasar minyak kemungkinan akan merespons dengan lonjakan harga, seiring dengan kekhawatiran terganggunya pasokan energi global.

Stabilitas yang Semu

Meski secara teknis harga minyak menutup pekan lalu dalam kondisi stabil, sesungguhnya stabilitas itu ibarat “ketenangan sebelum badai.” Pasar sedang menunggu kepastian: apakah negosiasi damai akan membuahkan hasil, atau justru konflik akan semakin meluas dengan risiko gangguan pasokan yang lebih besar.

Bagi produsen minyak, kondisi ini mungkin bisa dimanfaatkan untuk menjaga pendapatan dari harga yang relatif bertahan. Namun, bagi konsumen, stabilitas harga saat ini tidak serta merta menjamin biaya energi tetap terkendali. Sekali ada perubahan besar dalam situasi geopolitik, harga bisa bergejolak sewaktu-waktu.

Implikasi Bagi Pasar Global

Pasar minyak dunia kini berada dalam fase penuh kewaspadaan. Kenaikan tipis Brent dan WTI lebih banyak mencerminkan sikap menunggu investor ketimbang adanya dorongan fundamental baru.

Ketidakpastian terkait konflik Rusia–Ukraina, risiko sanksi tambahan terhadap Moskow, serta langkah yang mungkin diambil Amerika Serikat dan sekutunya menjadi faktor-faktor utama yang dipantau pasar. Di sisi lain, permintaan global juga masih rentan terhadap fluktuasi, seiring ketidakpastian pemulihan ekonomi di sejumlah negara besar.

Jika pasokan Rusia semakin terganggu akibat konflik maupun sanksi, harga minyak berpotensi melonjak. Namun, jika ada terobosan damai atau kebijakan baru dari AS yang menenangkan pasar, harga bisa terkoreksi.

Perdagangan minyak pekan lalu berakhir stabil, dengan Brent di US$67,73 dan WTI di US$63,66. Meski angka itu tidak menunjukkan pergerakan besar, pasar global tetap diliputi ketidakpastian. Konflik Rusia–Ukraina yang belum menemukan jalan damai, potensi sanksi baru, hingga wacana pengiriman pasukan penjaga perdamaian menjadi latar belakang yang membayangi harga energi dunia.

Singkatnya, stabilitas harga minyak saat ini tidak sepenuhnya mencerminkan kondisi pasar yang tenang. Justru sebaliknya, pasar tengah menunggu langkah politik besar yang bisa mengubah peta energi global dalam waktu singkat.

Terkini