Panas Bumi Jadi Fokus, ROI Produsen Naik ke 11 Persen

Rabu, 09 Juli 2025 | 12:27:17 WIB
Panas Bumi Jadi Fokus, ROI Produsen Naik ke 11 Persen

JAKARTA - Upaya pemerintah dalam mendorong energi baru terbarukan (EBT) kembali menunjukkan arah yang lebih tegas. Salah satu langkah penting yang diambil adalah dengan menetapkan target baru bagi tingkat pengembalian modal (return on investment/ROI) untuk para pengembang panas bumi, yakni sebesar 11 persen. Kebijakan ini diharapkan mampu meningkatkan minat investasi dan mempercepat pemanfaatan potensi panas bumi yang masih sangat besar.

Selama ini, potensi panas bumi di Indonesia sebenarnya sangat melimpah. Namun pemanfaatannya masih jauh dari optimal. Total kapasitas energi panas bumi yang telah dimanfaatkan baru sekitar sepersepuluh dari potensi keseluruhan. Padahal, secara teknis dan geografis, Indonesia termasuk negara yang memiliki cadangan panas bumi terbesar di dunia.

Pemerintah melihat adanya urgensi untuk menjadikan panas bumi sebagai pilar penting dalam mencapai bauran energi bersih nasional. Oleh karena itu, kebijakan peningkatan ROI bagi produsen panas bumi menjadi bagian dari strategi untuk mempercepat proyek-proyek baru dan memperluas wilayah pengembangan.

Kebutuhan Percepatan Pemanfaatan Panas Bumi

Selama beberapa tahun terakhir, pengembangan pembangkit listrik tenaga panas bumi kerap terkendala oleh berbagai faktor, salah satunya adalah tingkat pengembalian investasi yang dianggap tidak menarik bagi pelaku usaha. Besarnya biaya eksplorasi dan lamanya waktu pengembangan seringkali membuat investor ragu untuk terlibat.

Dengan dinaikkannya target ROI menjadi 11 persen, diharapkan pelaku usaha akan mendapatkan insentif finansial yang lebih menarik dan proporsional dengan risiko yang ditanggung. Kebijakan ini juga dimaksudkan untuk menciptakan iklim usaha yang kompetitif, seiring dengan komitmen pemerintah dalam menyediakan energi ramah lingkungan secara berkelanjutan.

Selain dari sisi insentif, upaya mempercepat pemanfaatan panas bumi juga dilakukan melalui penyederhanaan regulasi dan percepatan perizinan. Proses birokrasi yang selama ini dinilai menghambat, kini tengah direformasi secara bertahap agar tidak menjadi batu sandungan dalam pengembangan sektor energi hijau.

Potensi Ekonomi dan Lapangan Kerja

Pengembangan panas bumi bukan hanya memberikan keuntungan dari sisi energi bersih, tetapi juga berdampak besar secara ekonomi. Setiap proyek pembangunan pembangkit tenaga panas bumi mampu menciptakan lapangan kerja dalam jumlah signifikan, mulai dari tahap eksplorasi hingga operasional. Selain itu, aktivitas ekonomi lokal di sekitar lokasi proyek turut mengalami peningkatan.

Dari sisi fiskal, panas bumi juga dinilai memiliki dampak berganda terhadap pertumbuhan produk domestik bruto. Dengan penyerapan tenaga kerja yang tinggi, pembangunan infrastruktur pendukung, serta efek lanjutan pada sektor jasa dan logistik, kontribusinya terhadap perekonomian nasional tidak bisa dianggap remeh.

Lebih dari itu, sektor panas bumi memiliki karakteristik sebagai sumber energi yang stabil dan berkelanjutan. Hal ini menjadi keunggulan tersendiri dibandingkan jenis EBT lain seperti tenaga surya dan angin yang cenderung fluktuatif. Kapasitas terpasang yang konsisten menjadi salah satu alasan mengapa panas bumi dinilai layak sebagai tulang punggung transisi energi.

Tantangan Teknis dan Penguasaan Teknologi

Meski peluangnya sangat besar, pengembangan panas bumi tetap menghadapi sejumlah tantangan teknis. Proses eksplorasi yang membutuhkan keahlian tinggi dan teknologi canggih seringkali menjadi kendala bagi pelaku usaha domestik. Oleh karena itu, diperlukan kolaborasi yang lebih erat antara pemerintah, lembaga riset, dan pelaku industri untuk meningkatkan kemampuan lokal dalam penguasaan teknologi panas bumi.

Selain itu, pendanaan juga masih menjadi isu krusial. Meski terdapat sejumlah lembaga keuangan yang mulai menunjukkan minat dalam pembiayaan proyek panas bumi, ketersediaan instrumen pembiayaan jangka panjang yang sesuai dengan karakteristik proyek masih terbatas. Skema-skema pendanaan inovatif, termasuk kerja sama pemerintah-swasta dan pembiayaan multilateral, menjadi opsi yang terus dikaji dan dioptimalkan.

Peta Jalan Menuju Target

Pemerintah saat ini tengah menyusun peta jalan (roadmap) pengembangan panas bumi untuk satu dekade ke depan. Dalam peta tersebut, ditargetkan ada tambahan kapasitas hingga 3 gigawatt dalam beberapa tahun mendatang. Capaian tersebut akan dicapai secara bertahap, dengan memprioritaskan wilayah yang memiliki cadangan panas bumi terukur dan infrastruktur pendukung yang memadai.

Proyek-proyek strategis nasional di sektor panas bumi juga akan terus diperluas, termasuk dengan melibatkan lebih banyak entitas swasta melalui mekanisme lelang wilayah kerja. Selain itu, proyek yang dikelola oleh BUMN energi akan dipercepat untuk mengejar target kapasitas terpasang nasional.

Langkah-langkah tersebut akan disinergikan dengan kebijakan energi nasional lainnya, termasuk program dekarbonisasi, pengurangan emisi karbon, dan peningkatan ketahanan energi nasional. Dalam konteks global, panas bumi menjadi salah satu kontribusi penting Indonesia dalam upaya mencapai target emisi nol bersih (net zero emission) pada 2060.

Penetapan target ROI sebesar 11 persen bagi produsen panas bumi merupakan bagian dari strategi pemerintah untuk memperkuat ketahanan energi nasional berbasis sumber daya dalam negeri. Lebih dari sekadar angka, target ini mencerminkan semangat transformasi energi menuju masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan.

Dengan dukungan regulasi yang adaptif, kepastian hukum bagi investor, serta sinergi antara pemerintah dan sektor swasta, sektor panas bumi di Indonesia diprediksi akan menjadi salah satu penopang utama pembangunan energi baru terbarukan nasional. Maka, transformasi energi tak hanya menjadi keharusan, tapi juga peluang besar bagi kemajuan ekonomi dan kesejahteraan rakyat.

Terkini

3 Wisata Alam Hits di Lombok Timur

Rabu, 09 Juli 2025 | 13:31:53 WIB

Gejala Kanker Empedu Sering Diabaikan, Kata Dokter

Rabu, 09 Juli 2025 | 13:34:47 WIB

KAI Daop 4 Aktif Cegah Gangguan Rel KA

Rabu, 09 Juli 2025 | 13:39:34 WIB

iPhone 15 dan 15 Plus Turun Harga, Pilih Mana

Rabu, 09 Juli 2025 | 14:33:34 WIB

Samsung Galaxy Watch8 Hadir dengan Asisten Suara AI

Rabu, 09 Juli 2025 | 14:36:48 WIB