Mengenal Apa Itu Gencatan Senjata, Jenis, hingga Contohnya

Kamis, 03 Juli 2025 | 16:25:50 WIB
apa itu gencatan senjata

Apa itu gencatan senjata? Istilah ini kerap muncul dalam berita konflik bersenjata, seperti Palestina-Israel atau Rusia-Ukraina.

Banyak orang mungkin salah mengartikan istilah ini sebagai bentuk serangan atau penggunaan senjata, padahal maknanya justru sebaliknya. 

Gencatan senjata merujuk pada kesepakatan sementara untuk menghentikan aksi militer antar pihak yang bertikai.

Langkah ini biasanya dilakukan demi menciptakan ruang untuk negosiasi damai atau demi memberi kesempatan kepada warga sipil untuk mendapatkan bantuan kemanusiaan. 

Meskipun bersifat sementara, gencatan senjata kerap menjadi titik awal penting menuju penyelesaian konflik jangka panjang.

Dalam sejarah, ada banyak contoh peristiwa di mana negara-negara memutuskan untuk menghentikan permusuhan guna membuka jalur dialog. 

Memahami apa itu gencatan senjata dapat membantu kita lebih bijak melihat dinamika perdamaian dalam situasi konflik global.

Apa Itu Gencatan Senjata?

Istilah apa itu gencatan senjata berasal dari dua kata, yaitu “gencatan” yang berarti penghentian, dan “senjata” yang merujuk pada alat perang. 

Secara sederhana, gencatan senjata diartikan sebagai usaha untuk menghentikan penggunaan senjata, khususnya dalam konflik bersenjata atau perang.

Meski begitu, gencatan senjata tidak selalu menandakan berakhirnya perang secara permanen karena biasanya bersifat sementara dan memerlukan persetujuan dari semua pihak yang terlibat. 

Kesepakatan ini bisa berbentuk perjanjian tertulis maupun tidak, tergantung pada kesepahaman bersama.

Sebagai contoh, pada Perang Dunia I, Inggris dan Jerman pernah melakukan gencatan senjata secara informal saat perayaan Natal tahun 1914. Namun setelah beberapa hari, konflik kembali dilanjutkan. 

Contoh lain, pada tahun 2020, Dewan Keamanan PBB meminta negara-negara yang sedang berkonflik untuk menghentikan sementara pertempuran demi mengatasi pandemi yang tengah melanda dunia. 

Sayangnya, konflik justru meningkat, terutama di kawasan Sub Sahara Afrika. Salah satu pihak yang menolak permintaan gencatan senjata tersebut adalah Taliban, yang terus melancarkan serangan meski pandemi semakin parah. 

Data PBB mencatat ratusan warga sipil menjadi korban dalam situasi tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa meski gencatan senjata memiliki tujuan kemanusiaan, implementasinya masih menghadapi banyak kendala.

Gencatan Senjata dalam Sosiologi

Dalam kajian Sosiologi, istilah yang berkaitan dengan penghentian sementara konflik juga sering dikaitkan dengan konsep akomodasi, yang merupakan salah satu jenis interaksi sosial asosiatif. 

Secara sederhana, interaksi sosial asosiatif mengacu pada hubungan antara dua pihak atau lebih yang menghasilkan kerja sama.

Akomodasi sendiri merujuk pada proses di mana individu atau kelompok yang sebelumnya saling berseberangan kemudian menyesuaikan diri satu sama lain guna meredakan ketegangan yang ada. 

Salah satu manifestasi dari akomodasi ini adalah penghentian pertempuran sementara. 

Dalam konteks sosiologis, penghentian ini diartikan sebagai jeda dalam konflik bersenjata untuk memberikan kesempatan kepada pihak-pihak yang bertikai mencari solusi damai.

Menurut sumber terbuka, tujuan utama penghentian konflik sementara ini tidak hanya sekadar mengurangi kekerasan, tetapi juga sangat tergantung pada kepentingan dan tujuan masing-masing negara yang terlibat. 

Pada tahap awal, jeda ini sering dipakai untuk memenuhi kebutuhan mendesak, seperti memberikan bantuan kemanusiaan. 

Keberlanjutan kesepakatan ini bergantung pada sejumlah faktor, termasuk pembentukan zona tanpa militer, penarikan pasukan, dan pengawasan oleh pihak ketiga yang bertugas memastikan perdamaian bersifat sementara itu tetap terjaga.

Sepanjang periode 1989 hingga 2020, terdapat lebih dari dua ribu inisiatif serupa yang tercatat di puluhan negara dan berbagai konflik internasional.

Jenis-jenis Gencatan Senjata

Berdasarkan informasi dari bbc.com, terdapat beberapa tipe upaya untuk mencapai “perdamaian sementara” di dunia, yaitu:

Truce

Jenis ini bersifat sementara dan khusus untuk tujuan tertentu saja, tanpa adanya negosiasi formal. Contohnya terjadi di Suriah, di mana pemerintah mengizinkan evakuasi sebagian dari wilayah pinggiran Al-Wair di barat.

Cessation of Hostilities

Upaya ini lebih formal dibanding Truce. Meski pertempuran dihentikan sementara, tujuan utamanya adalah mencegah perang berkepanjangan. 

Contoh kasusnya adalah konflik di Suriah, di mana pemerintah dan kelompok oposisi mencoba membuka jalur untuk kesepakatan damai yang lebih resmi.

Ceasefire

Upaya ini dilakukan secara resmi dengan kesepakatan bersama untuk meredakan konflik. Para pihak yang terlibat setuju melakukan penarikan senjata dan memindahkan pasukan ke zona aman atau garis batas yang disepakati.

Armistice

Jenis ini bertujuan untuk benar-benar menghentikan permusuhan dan merundingkan penyelesaian damai yang legal dan mengikat. Contohnya adalah perjanjian yang terjadi pada masa Perang Dunia.

Contoh Peristiwa Gencatan Senjata di Negara-negara Dunia

Sebelumnya sudah disebutkan contoh “perdamaian sementara” yang terjadi saat Perang Dunia I antara Jerman dan Inggris. 

Meski kini telah ada organisasi perdamaian dunia seperti Perserikatan Bangsa-Bangsa, bukan berarti seluruh negara langsung bebas konflik tanpa adanya gesekan. 

Bahkan, ajakan PBB kepada negara-negara yang tengah berkonflik untuk sementara menghentikan peperangan sering kali diabaikan. Dari berbagai upaya tersebut, berikut beberapa contoh yang berhasil terlaksana.

Gencatan Senjata Natal 1914

Pada awal Perang Dunia I, antara Oktober hingga November 1914, Jerman dan Sekutu seperti Inggris dan Perancis bertempur sengit dengan korban jiwa yang banyak. 

Namun, pada malam Natal tanggal 24 Desember 1914, kedua kubu sepakat melakukan gencatan senjata untuk merayakan hari raya tersebut. 

Uniknya, para tentara dari kedua belah pihak menghiasi parit mereka dengan pohon Natal dan bersama-sama menyanyikan lagu-lagu Natal seolah-olah perang tidak pernah terjadi. 

Suasana menjadi akrab saat mereka bertemu di tanah lapang yang memisahkan parit, saling menyapa, bertukar rokok, bermain sepak bola, dan berbagi hadiah Natal. Momen ini bahkan diabadikan lewat surat dan catatan harian tentara.

Perjanjian Gencatan Senjata Korea

Negara lain yang juga pernah melakukan perdamaian sementara adalah Korea, baik Korea Utara maupun Korea Selatan, bersama Amerika Serikat dan Tiongkok. 

Perjanjian ini dibuat untuk mengakhiri Perang Korea yang berlangsung selama tiga tahun, dari 1950 hingga 1953. 

Dokumen perjanjian ditandatangani oleh perwakilan masing-masing pihak, termasuk Letnan Jenderal William Harrison Jr dari Angkatan Darat Amerika Serikat mewakili Komando PBB, Jenderal Nam Il dari Korea Utara, dan perwakilan Tentara Sukarelawan Rakyat Tiongkok. 

Perjanjian yang resmi berlaku sejak 27 Juli 1953 ini bertujuan untuk menghentikan semua permusuhan dan aksi militer di wilayah Korea sampai tercapai kesepakatan damai akhir. 

Salah satu hasilnya adalah pembentukan Zona Demiliterisasi sebagai garis pemisah antara Korea Selatan dan Korea Utara, serta pemulangan tawanan perang sebagai bagian dari perdamaian sementara tersebut.

Konflik Militer Myanmar dengan Kelompok Etnis

Tahukah kamu bahwa Myanmar, negara tetangga kita, telah mengalami konflik berkepanjangan antara militer dengan kelompok etnis? Konflik bersenjata ini sudah berlangsung sejak 1948 dan dianggap sebagai perang sipil terpanjang di dunia. 

Pada 2020, ketika pandemi melanda, banyak warga sipil Myanmar terinfeksi sehingga muncul seruan perdamaian berupa gencatan senjata. 

Namun menurut dw.com, saat dunia masih berjuang melawan pandemi, militer Myanmar justru meningkatkan serangan di negara bagian Rakhine yang mayoritas penduduknya adalah etnis Rohingya.

Karena itu, pada 2 April 2020, 18 duta besar asing untuk Myanmar bersama-sama menyerukan agar gencatan senjata diterapkan agar fokus menghadapi pandemi. 

Sayangnya, dana bantuan sebesar 50 juta dolar dari Bank Dunia yang dialokasikan untuk penanganan Covid-19 di Myanmar hanya diprioritaskan di pusat kota, sementara akses perawatan di wilayah etnis sangat terbatas. 

Hal ini memicu kritik tentang kurangnya perhatian pemerintah terhadap layanan kesehatan di daerah-daerah tersebut.

Baru pada September 2021, ASEAN berhasil mendorong gencatan senjata di Myanmar. Seperti dilaporkan dw.com, junta militer Myanmar menyetujui usulan tersebut demi keamanan dan kelancaran pengiriman bantuan kemanusiaan bagi rakyat.

Konflik Israel dan Palestina

Menurut cnnindonesia.com, konflik berdarah antara Israel dan Palestina yang dimulai sejak 1920 sudah menjadi perhatian dunia. Perang yang belum menemukan jalan damai ini akhirnya menghasilkan kesepakatan gencatan senjata pada Agustus 2022. 

Israel dan milisi Palestina sepakat menghentikan pertempuran yang telah menewaskan ribuan warga sipil. Mohammd al-Hindi, anggota senior milisi Palestina, menyatakan bahwa keberhasilan kesepakatan tersebut berkat mediasi dari Mesir. 

Namun, meski gencatan senjata sudah disetujui, situasi di Gaza yang menjadi pusat konflik tetap tegang dan menegangkan.

Sebagai penutup, memahami apa itu gencatan senjata penting agar kita tahu bahwa penghentian konflik sementara bisa jadi langkah awal menuju perdamaian.

Terkini