SIG Jadi Teladan Industri Hijau Nasional Lewat Inovasi Ubah Limbah Jadi Energi

Jumat, 27 Juni 2025 | 11:05:50 WIB
SIG Jadi Teladan Industri Hijau Nasional Lewat Inovasi Ubah Limbah Jadi Energi

JAKARTA — Wakil Menteri Perindustrian, Faisol Riza, menyatakan apresiasi mendalam kepada PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SIG) atas kiprahnya dalam menerapkan praktik industri hijau secara konsisten dan inovatif. SIG dinilai berhasil menjadi contoh nyata penerapan standar industri hijau di sektor semen yang juga dapat ditiru oleh berbagai industri lainnya di Indonesia.

“SIG Group telah menjadi contoh bagaimana kinerja industri harus comply dengan standar industri hijau. Kami berharap industri lain dapat mengikuti jejak SIG,” kata Faisol Riza saat kunjungan kerja ke Pabrik SIG di Narogong, Bogor, Jawa Barat. Faisol meninjau langsung implementasi standar industri hijau yang dijalankan anak usaha SIG, PT Solusi Bangun Indonesia Tbk, dalam pengelolaan limbah menjadi energi terbarukan.

Menurut Faisol, prinsip industri hijau yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian, bertumpu pada tiga pilar utama: efisiensi dan efektivitas penggunaan sumber daya, perlindungan lingkungan hidup, serta memberikan manfaat sosial kepada masyarakat. Ketiga pilar ini, lanjutnya, menjadi fondasi penting dalam mendukung percepatan transformasi menuju ekonomi hijau yang rendah emisi karbon dan berkelanjutan secara sosial.

SIG Buktikan Komitmen Lewat Efisiensi Energi dan Ekonomi Sirkular

SIG dinilai berhasil menerapkan prinsip industri hijau tersebut melalui serangkaian inovasi efisiensi energi dan pemanfaatan sumber daya terbarukan. Berbagai upaya itu telah diakui dengan penghargaan bergengsi dari Kementerian Perindustrian. Faisol menegaskan SIG dapat menjadi role model bagi perusahaan nasional lainnya yang ingin mengembangkan bisnis berkelanjutan.

“Saya mengapresiasi SIG karena berhasil menunjukkan praktik industri hijau secara konkret, mulai dari efisiensi energi, penerapan teknologi ramah lingkungan, hingga menciptakan manfaat bagi masyarakat sekitar,” tegas Faisol.

Tantangan Emisi Karbon dan Daya Saing Industri Semen

Ketua Asosiasi Semen Indonesia, Lilik Unggul Raharjo, yang turut hadir dalam kunjungan tersebut, menyoroti urgensi akselerasi industri hijau bagi ketahanan dan daya saing industri semen nasional. Menurut Lilik, kebijakan dalam dan luar negeri terkait batas emisi karbon, termasuk kebijakan Nilai Ekonomi Karbon (NEK) dan peraturan negara tujuan ekspor, menuntut industri dalam negeri berbenah.

“Akselerasi industri hijau sangat penting agar industri semen Indonesia tetap kompetitif di tengah tren dekarbonisasi global,” ujar Lilik.

Dukungan Pemerintah untuk Transformasi Industri 4.0

Direktur Utama SIG, Indrieffouny Indra, menyampaikan apresiasi atas dukungan Kementerian Perindustrian dalam proses transformasi SIG menuju industri hijau sekaligus industri 4.0. Menurutnya, visi SIG ke depan adalah menjadi penyedia solusi bahan bangunan terbesar yang berorientasi pada pelanggan, keberlanjutan lingkungan, serta pengembangan sumber daya manusia.

“Semangat keberlanjutan SIG didasarkan pada komitmen menciptakan solusi inovatif, menerapkan ekonomi sirkular, melaksanakan konservasi air dan alam, serta menciptakan nilai tambah bagi komunitas,” kata Indrieffouny.

Nathabumi, Pengelolaan Limbah Terbesar se-Asia Tenggara

Salah satu terobosan strategis SIG dalam mendukung industri hijau adalah melalui lini bisnis Nathabumi yang bergerak di bidang pengelolaan limbah ramah lingkungan. Nathabumi memiliki fasilitas pengolahan limbah terbesar di Asia Tenggara yang terletak di Cilacap, Jawa Tengah. Di sana, SIG memelopori teknologi refuse-derived fuel (RDF), yakni teknologi pengolahan limbah menjadi bahan bakar alternatif untuk pabrik semen.

RDF yang dihasilkan Nathabumi bukan hanya membantu SIG mengurangi ketergantungan pada batu bara, tetapi juga mendukung pengurangan emisi karbon secara signifikan. Inovasi ini pun berhasil menciptakan nilai sosial karena melibatkan masyarakat sekitar dalam rantai pasok, seperti penyediaan biomassa dan pengelolaan bahan baku RDF.

“Melalui berbagai inovasi, SIG berhasil menurunkan emisi karbon produk semen hingga 38% dibandingkan produk semen konvensional,” ujar Indrieffouny menambahkan.

SIG Ciptakan Nilai Sosial Berkelanjutan

Selain aspek lingkungan, SIG juga berfokus pada penciptaan manfaat sosial. SIG aktif mengikutsertakan masyarakat lokal dalam aktivitas bisnis hijau mereka, mulai dari penyediaan bahan baku biomassa, pengelolaan sampah organik untuk RDF, hingga memberikan pelatihan terkait ekonomi sirkular. Langkah ini tidak hanya mendukung perekonomian lokal, tetapi juga menumbuhkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga lingkungan.

“SIG ingin menjadi perusahaan yang menghadirkan manfaat bagi lingkungan dan sosial secara berkelanjutan,” kata Indrieffouny.

Raih Berbagai Penghargaan Bergengsi

Berkat komitmennya dalam penerapan industri hijau dan inovasi teknologi ramah lingkungan, SIG telah meraih berbagai penghargaan prestisius, antara lain tiga penghargaan PROPER Emas dan lima PROPER Hijau dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Green Leadership 2024, serta penghargaan Industri Hijau 2024, National Lighthouse Industry 4.0, dan INDI 4.0 dari Kementerian Perindustrian.

Penghargaan-penghargaan ini semakin mengukuhkan posisi SIG sebagai pelopor industri semen nasional yang tidak hanya fokus pada kinerja bisnis, tetapi juga peduli terhadap keberlanjutan lingkungan dan kesejahteraan sosial.

SIG Teladan bagi Transformasi Industri Nasional

Faisol Riza menutup kunjungannya dengan menekankan pentingnya meniru praktik industri hijau SIG dalam skala nasional. “Kami berharap apa yang dilakukan SIG bisa menjadi inspirasi dan role model bagi perusahaan-perusahaan lain untuk menerapkan prinsip industri hijau demi mewujudkan industri nasional yang lebih berdaya saing dan berkelanjutan,” tuturnya.

Dengan berbagai inovasi dan penerapan teknologi hijau yang terus dikembangkan, SIG semakin mempertegas perannya sebagai pionir industri hijau di Indonesia, sekaligus mendukung transformasi industri nasional menuju masa depan yang ramah lingkungan dan inklusif secara sosial.

Terkini

KIP Kuliah Dukung Pendidikan Papua

Selasa, 01 Juli 2025 | 14:59:34 WIB

Properti dan Mebel Indonesia Butuh Tarif Kompetitif

Selasa, 01 Juli 2025 | 15:03:11 WIB

Transformasi Jadi Kunci BRI Tumbuh

Selasa, 01 Juli 2025 | 15:06:20 WIB

KUR BSI 2025, Modal Halal untuk UMKM

Selasa, 01 Juli 2025 | 15:08:42 WIB

9 Film Balap Terbaik Sepanjang Masa

Selasa, 01 Juli 2025 | 15:12:25 WIB